Sindiran Pedas Dennis Lim ke Gus Miftah: Mulut Seperti Teko, Kalau Diisi Comberan Keluarnya Comberan
Pak Sonhaji berhak mendapatkan pahala atas perlakuan yang diterimanya, meskipun harus menghadapi ucapan yang dianggapnya 'seperti air comberan'.
Video Gus Miftah yang berisi ucapan kasar kepada seorang penjual es teh telah menjadi viral dan memicu kemarahan banyak orang. Banyak yang mengkritik pria yang dikenal dengan gaya dakwahnya yang khas, lengkap dengan kacamata dan blangkon.
Meski mengaku hal tersebut sebagai candaan namun publik menilai kata-kata tersebut tidak pantas dan dinilai merendahkan orang lain sehingga dinilai tidak menghargai martabat manusia.
Penjual es teh tersebut, yang bernama Sonhaji, mendapatkan banyak dukungan dan simpati dari masyarakat. Sampai-sampai, Koh Dennis Lim, seorang pendakwah muda, turut memberikan komentar mengenai insiden ini.
Ia menyatakan Pak Sonhaji berhak mendapatkan pahala atas perlakuan yang diterimanya, meskipun harus menghadapi ucapan yang dianggapnya 'seperti air comberan'.
Reaksi Dennis Lim
Dalam sebuah unggahan di akun Instagramnya, ia memberikan tanggapan mengenai video Gus Miftah yang belakangan ini menjadi sorotan publik.
"Ya udah kita sikapi ya. Aslinya bapak itu lagi dapat transferan pahala luar biasa. Kita tahu kalau ada yang mencaci itu, maka yang mencaci transfer pahala ke yang dicaci," ungkap Dennis Lim.
Lebih lanjut, ia menjelaskan jika pahala yang diberikan kepada orang yang mencaci sudah habis, maka dosa orang yang dicaci akan dipikul oleh si pencaci.
"Dan demi Allah yang paling kita butuhin nanti setelah wafat adalah ada orang yang mau ngangkut dosa kita," tambahnya.
Dapat Berkah Berangkat Umrah
Yang kedua, meskipun pada awalnya terasa sulit, saat ini seluruh Indonesia ingin memberikan kebahagiaan kepada beliau.
"Yang udah fix yang Koko tahu ustadz Fakhrurrazi mengajak beliau umrah," ungkap Dennis.
Ia menambahkan, "Bapak es teh ini masyaallah, tiga maret berangkat Ramadan loh. Umroh pas Ramadan pahalanya seperti haji."
Selain itu, ustadz Salim Afillah juga sudah confirm untuk mencari kontak beliau agar anak-anaknya bisa mendapatkan beasiswa. Terlihat bahwa banyak orang yang ingin membantu.
Koko juga mengamati bahwa Sayaphati telah berinisiatif mengunjungi rumah Bapak tersebut dan memberikan bantuan secara langsung.
"Dan yang lain pasti rebutan pengen ngebantu. Belum yang lain," ungkapnya.
Ini menunjukkan kepedulian masyarakat sangat tinggi terhadap beliau. Kini, dukungan untuk beliau semakin mengalir dari berbagai pihak, menciptakan harapan baru bagi beliau dan keluarganya.
Dennis melanjutkan, meskipun awalnya terasa pahit karena berbagai hinaan, namun setelahnya malah banyak mendapatkan berkah.
"Lihat, meskipun awalnya pahit melalui hinaan, apakah jadi hina? Enggak, malah jadi mulia dimuliakan se-Indonesia, didoain dan dapat dunianya juga dikasih."
"Yang mencaci, apakah jadi tetap mulia? Naudzubillah, bisa jadi ada yang ngelihat itu malah jadi menghinakan. Tapi yang pasti kalau kata guru Koko, teko itu hanya mengeluarkan isi teko. Nah ini mulut tuh moncong teko. Kalau teko diisi susu, keluarnya susu. Kalau diisinya comberan, keluarnya comberan," sindirnya keras.
Pernyataan ini menggambarkan yang diucapkan seseorang mencerminkan isi hatinya. Hal ini menegaskan pentingnya menjaga ucapan dan perilaku kita.
Harus Jaga Perasaan Orang Lain
"Memang semakin banyak kita bicara, memang semakin menunjukkan siapa diri kita yang sebenarnya. Tapi toh yang pasti bagi yang sudah di luar sana ya Naudzubillah, sudah mengucap sesuatu tidak baik atau berbuat apapun. Kabar baiknya, Allah nggak pernah benci pendosa. Allah cuman benci dosa," jelasnya.
"Tugas kita gimana, ya sudah dakwahi, ingatkan, doakan, udah gitu mudah-mudahan jaga hati tetap bersih, mudah-mudahan malamya sudah tobat nasuha, atau bahkan sudah datengin orangnya untuk minta maaf. Wallahualam. Kita tidak pernah disuruh jadi hakim, jadi jangan sampai yang bikin dosa orang lain, kita gagal jaga hati." tambah Ko Dennis Lim mengingatkan.