Profil
Bank Central Asia
Bank Central Asia (BCA) adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini didirikan oleh Sudono Salim pada 21 Februari 1957. Bank ini mampu bertahan hingga sekarang meski pernah dihantam krisis moneter Indonesia di tahun 1998. BCA kemudian diselamatkan pemerintah, setelah kinerjanya pulih kembali, bank ini didivestasi dan pada 2002 jatuh ke tangan Farindo yang merupakan konsorsium Farallon Capital Management bersama Grup Djarum.
Kini usia BCA sudah lebih dari setengah abad. Sebuah waktu yang panjang dan penuh tantangan dalam memenuhi komitmen dan menjaga kepercayaan nasabah serta stakeholder lainnya. Bank tersebut makin kokoh untuk mewujudkan cita-cita yang selalu "Senantiasa di Sisi Anda". BCA memiliki visi menjadi Bank pilihan utama andalan masyarakat yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia. BCA berusaha memberi layanan dan solusi terbaik untuk nasabah dengan produk dan layanan perbankan yang dibutuhkan.
BCA gencar menggarap retail banking, terutama consumer banking dan payment banking. BCA memiliki jaringan elektronik yang telah lama dibangun. Saat ini BCA berkembang dan memiliki anak usaha seperti BCA Finance, BCA Syariah, asuransi jiwa dan banyak lagi. Selain itu bank ini mampu memenuhi kebutuhan setiap nasabah baik dari remaja, karyawan hingga pebisnis.
BCA yang memiliki 8.800 ATM masih menjadi pemimpin dalam pasar tabungan. Dari tahun ke tahun BCA dikenal sebagai bank yang mempunyai banyak keunggulan dan dinilai sangat profesional. Di pasar kredit pemilikan rumah (KPR), BCA juga menjadi yang utama, terlebih pada segmen menengah ke atas.
Last update 23 Juli 2013 pukul 16:22
Riset dan analisis oleh Vizcardine Audinovic