Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Dott Sampurno

Profil Dott Sampurno | Merdeka.com

Dott Sampurno putra dari pasangan M. Koetojo dan Moendijah.

Di bangku SMP dan SMA nya, Sampurno sudah tertarik dengan ilmu Geologi. Ketika mengambil program Doktornya di Italia, Sampurno mengagumi sebuah karya dari Prof Dr Dal Piaz yang mengolah geologi jalan raya Bologna sampai Florence di Italia.

Selepas menempuh pendidikan di Italia Sampurno bermaksud untuk mengaplikasikan ilmu yang dia peroleh di Indonesia. Pemugaran Candi Borobudur adalah aplikasi pertamanya dalam mengaplikasikan ilmu geologinya. Sampurno memperhatikan keadaan tanah, bahan baku batuan dan penyediaan air. Sampurno juga bertemu dengan ahli purbakala yang menjadi istrinya. 

Penyuka olahraga renang ini di usia 60 tahun masih sanggup mendaki puncak Cartenz di pegunungan Jayawijaya, Irian Jaya. 

Aktif dalam Kelompok Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Pariwisata (KPPLH dan KPPPar ITB). Selama 37 tahun Sampurno mengabdikan dirinya sebagai tenaga ahli di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat.

Hasil dari penelitiannya juga terangkum dalam bermacam-macam media. Dan tulisannya pun sudah di terbitkan dalam bentuk buku dengan judul “Kilas Balik Pelangi Kehidupan Sampurno” dan “Jejak Langkah Geologi”.

Riset dan analisis oleh Ayu Kurnia

Profil

  • Nama Lengkap

    Prof Dott Sampurno

  • Alias

    Sampurno

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Semarang, Jawa Tengah

  • Tanggal Lahir

    1934-12-02

  • Zodiak

    Sagittarius

  • Warga Negara

    Indonesia

  • Istri

    Dra. Sri Wuryani

  • Anak

    Vedy, Niya, Ista

  • Biografi

    Dott Sampurno putra dari pasangan M. Koetojo dan Moendijah.

    Di bangku SMP dan SMA nya, Sampurno sudah tertarik dengan ilmu Geologi. Ketika mengambil program Doktornya di Italia, Sampurno mengagumi sebuah karya dari Prof Dr Dal Piaz yang mengolah geologi jalan raya Bologna sampai Florence di Italia.

    Selepas menempuh pendidikan di Italia Sampurno bermaksud untuk mengaplikasikan ilmu yang dia peroleh di Indonesia. Pemugaran Candi Borobudur adalah aplikasi pertamanya dalam mengaplikasikan ilmu geologinya. Sampurno memperhatikan keadaan tanah, bahan baku batuan dan penyediaan air. Sampurno juga bertemu dengan ahli purbakala yang menjadi istrinya. 

    Penyuka olahraga renang ini di usia 60 tahun masih sanggup mendaki puncak Cartenz di pegunungan Jayawijaya, Irian Jaya. 

    Aktif dalam Kelompok Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Pariwisata (KPPLH dan KPPPar ITB). Selama 37 tahun Sampurno mengabdikan dirinya sebagai tenaga ahli di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat.

    Hasil dari penelitiannya juga terangkum dalam bermacam-macam media. Dan tulisannya pun sudah di terbitkan dalam bentuk buku dengan judul “Kilas Balik Pelangi Kehidupan Sampurno” dan “Jejak Langkah Geologi”.

    Riset dan analisis oleh Ayu Kurnia

  • Pendidikan

    • Studi jurusan Geologi FIPIA di Universitas Indonesia pada tahun 1954
    • Lalu melanjutkan program Dottore in Scienze Geologiche Facolta di Scienae Universitas Degli Studi, Padova, Italia.

  • Karir

    • Dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB) selama 45 tahun
    • Dosen Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung
    • Dosen STT Nasional Yogyakarta
    • Dosen Universitas Pakuan (Unpak) Bogor 
    • Dosen Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung

  • Penghargaan

    22 Februari 1983, Sampurno pun mendapat piagam penghargaan dan medali dari Menteri P dan K karena keaktifannya dalam pemugaran Candi Borobudur

Geser ke atas Berita Selanjutnya