Dikritik kabinet tidak efektif, PM Libya mengundurkan diri

Merdeka.com - Perdana Menteri Libya Abdullah al-Thinni mengeluarkan pernyataan mengejutkan di sebuah stasiun TV. Di hadapan pemirsa televisi, Thinni mengatakan akan mengundurkan diri setelah sebelumnya dikonfrontasi dan dikritik habis-habisan karena kabinet bentukannya dianggap bekerja tidak efektif.

Singkatnya saat wawancara berlangsung, presenter memberondongnya dengan pernyataan bahwa selama ini banyak yang menganggap dirinya tidak becus mengurus keamanan dan menelantarkan rakyat setelah kerusuhan yang menimpa Libya beberapa waktu lalu.

Selanjutnya, presenter tersebut bertanya kepada Thinni apa yang akan dilakukan untuk menghadapi kritik tersebut, "Masyarakat tidak perlu protes kepada saya karena saya secara resmi akan mengundurkan diri dari posisi saya. Saya secara resmi mengundurkan diri dan akan mengajukan surat pengunduran diri saya ke DPR pada Minggu nanti," jawab Thinni kepada Libya Channel dikutip Al-Jazeera, Rabu (12/8).

Kendati demikian, juru bicara Thinni menyangkal pengunduran diri tersebut, "Perdana menteri belum mengundurkan diri secara resmi," jelas Hatem al-Araibi.

Thinni terus menerus menghadapi tekanan setelah kehilangan kota Tripoli. Ditambah dengan munculnya pemerintahan baru yang tidak diakui dunia. Pemerintahan gelap ini lebih berkuasa setelah kejatuhan Muamar Kadafi.

Dalam kondisi demikian, kabinet Thinni malahan fokus pada pengembangan kota Bayda yang berada di timur Libya. Para menteri fokus membangun kota, seperti mendirikan berbagai hotel. Padahal di sisi lain banyak masyarakat yang menderita akibat kerusuhan, kekurangan bahan bakar dan sulitnya obat-obatan sampai kondisi keamanan yang terus memburuk. (mdk/rep)