Empat negara desak PBB tengahi konflik di Masjid Al-Aqsa
Merdeka.com - Konflik Israel-Palestina di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem terus memburuk. Masyarakat internasional meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) segera bersidang untuk mengatasi masalah itu.
Selain Indonesia, ada tiga negara lain yang minta DK PBB bertindak untuk mengatasi kisruh di Yerusalem, mereka adalah Swedia, Prancis dan Mesir.
"Pertemuan (DK PBB) akan sangat penting untuk mencari cara bagaimana menurunkan eskalasi di Yerusalem," tutur koordinator urusan politik Swedia, Carl Skau, seperti dilansir dari AFP, Minggu (23/7).
-
Kenapa Israel dan Palestina terus berkonflik? Di mana penduduk Israel terus berusaha menguasai wilayah yang seharusnya menjadi hak dari warga negara Palestina.
-
Kenapa Israel menyerang masjid di Gaza? Serangan ini terjadi sehari setelah Israel menjatuhkan bom ke rumah sakit Al-Ahli Al-Arabi di Gaza yang menewaskan lebih dari 600 orang.
-
Kenapa PBB meminta gencatan senjata di Gaza? 'Atas nama kemanusiaan, Sekretaris Jenderal PBB menekankan pentingnya gencatan senjata segera, pembebasan semua sandera tanpa syarat, serta penegakan akuntabilitas atas pelanggaran hukum internasional.'
-
Apa masalah utama antara Israel dan Palestina? Konflik Palestina dan Israel, hingga kini masih menjadi isu kemanusiaan yang belum berakhir.
-
Apa yang dilakukan Israel terhadap kantor-kantor jaringan Al-Aqsa? Kantor-kantor jaringan Al-Aqsa telah dibom oleh jet-jet tempur Israel selama serangan-serangan sebelumnya di Gaza.
-
Kenapa Israel menyerang sekolah PBB? Serangan tersebut ditujukan ke Sekolah Abu Hussein yang disponsori Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di kamp pengungsi Jabalia, kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo menyerukan hal serupa.
"Indonesia meminta kepada Sekjen PBB, agar Dewan Keamanan segera melakukan sidang membahas krisis yang ada di kompleks Masjid Al Aqsa," tutur Jokowi saat berada di Yogyakarta kemarin.
Situasi semakin memanas di Yerusalem sejak alat pemindai logam dipasang di pintu masuk Masjid Al-Aqsa. Hal ini membuat warga Muslim Palestina merasa terenggut haknya.
Pemasangan detektor tersebut sebagai respons atas penikaman terhadap dua polisi Israel yang bertugas di area tersebut.
Pembatasan juga dilakukan bagi yang hendak memasuki area Bait Suci, di mana masjid Al Aqsa ada di dalamnya. Akses hanya dibuka bagi pria berusia di atas 50 tahun dan perempuan semua umur. Presiden Palestina Mahmoud Abbas memerintahkan penarikan semua kontak resmi dengan Israel sampai pemindai logam itu dicabut.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
“Berapa banyak lagi nyawa harus dikorbankan sebelum DK mengambil langkah?” tanya Menlu.
Baca SelengkapnyaPP Muhammadiyah mengajak umat Islam Indonesia menggelar salat ghaib untuk korban tewas akibat perang
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, akar persoalan konflik yaitu pendudukan ilegal Israel atas tanah Palestina harus diselesaikan.
Baca SelengkapnyaVideo detik-detik tentara Israel robek Al-Quran di masjid yang ada di Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaDengan kondisi mengkhawatirkan di Palestina ada 41.000 orang telah kehilangan nyawa dan jutaan orang lainnya mengungsi, serta akses terhadap bantuan diputus.
Baca SelengkapnyaSerangan bom Israel ke rumah sakit itu menewaskan sedikitnya 500 orang, termasuk dokter, perawat dan pasien yang sedang dirawat serta sejumlah pengungsi.
Baca SelengkapnyaPPP mengutuk keras aksi penyerangan Israel yang menyasar Rumah Sakit di Gaza.
Baca SelengkapnyaIsrael meminta warga di Gaza utara dan tengah ke Rafah yang disebut zona aman, namun kemudian tetap dijadikan target penyerangan.
Baca SelengkapnyaAntonio Guterres pun Kembali menuntut dilakukannya gencatan senjata di Gaza.
Baca SelengkapnyaSangat parah kerusakan yang ditimbulkan invasi Israel terhadap Palestina.
Baca SelengkapnyaIni merupakan pidato terakhir Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia di Sidang Majelis Umum PBB.
Baca Selengkapnya"NU sama dengan pemerintah RI menuntut, mendesak gencatan senjata segera," kata Gus Yahya.
Baca Selengkapnya