Hewan Darat Ini 'Naik Rakit' dari Amerika Utara ke Fiji, Tempuh Jarak 8.000 Kilometer
Menurut para ilmuwan, ini kemungkinan perjalanan laut terpanjang yang pernah tercatat dilakukan oleh vertebrata darat.

Penelitian terbaru menemukan, iguana di Fiji kemungkinan besar melakukan perjalanan laut terpanjang yang pernah tercatat oleh vertebrata darat. Sekitar 34 juta tahun yang lalu, nenek moyang iguana Fiji melakukan perjalanan sejauh lebih dari 8.000 kilometer dari Amerika Utara ke Fiji dengan cara 'rafting' atau 'naik rakit' dengan menumpang vegetasi yang hanyut di laut. Temuan ini didasarkan pada analisis genetik yang menunjukkan bahwa iguana Fiji paling dekat hubungannya dengan iguana gurun dari Amerika Utara.
Para peneliti berhipotesis, badai besar mungkin telah menumbangkan pohon-pohon yang dihuni oleh iguana dan telur-telur mereka, yang kemudian terbawa arus laut hingga mencapai Fiji. Kemampuan iguana gurun untuk bertahan hidup dalam waktu lama tanpa air juga mungkin berperan dalam keberhasilan perjalanan epik ini.
Iguana merupakan famili yang sangat sukses di sebagian besar wilayah Amerika, dengan 45 spesies yang masih hidup. Namun, mereka tidak diketahui dari benua lain. Namun, entah bagaimana, ada empat spesies yang masih hidup di Fiji dan Tonga, bersama dengan satu spesies yang telah punah.
"Kami menemukan bahwa iguana Fiji memiliki hubungan paling dekat dengan iguana gurun Amerika Utara, sesuatu yang belum diketahui sebelumnya, dan bahwa garis keturunan iguana Fiji terpisah dari garis keturunan saudaranya relatif baru-baru ini, sekitar 30 juta tahun yang lalu," jelas Simon Scarpetta dari Universitas San Francisco yang meneliti genetika pohon keluarga iguana, dikutip dari IFL Science, Selasa (18/3).
Kondisi Lingkungan
Scarpetta dan rekan penulis berpendapat, Brachylophus menyeberangi Samudra Pasifik dengan rakit yang tersapu badai ke laut. Para peneliti mengatakan, iguana ini juga pernah melakukan perjalanan yang lebih pendek antara Kepulauan Karibia, dan meyakini dengan cara 'naik rakit' inilah mereka sampai ke Galapagos.
Menurut para peneliti, pada saat peristiwa tersebut terjadi 34 juta tahun lalu, iguana kemungkinan dibantu oleh kondisi lingkungan yang lebih basah. Kapasitas spesies gurun untuk bertahan hidup dalam waktu lama tanpa air juga berguna, tetapi penulis mencatat kemungkinan besar pada saat itu iguana Amerika Utara hidup di habitat yang lebih basah.
"Menurut saya, jika ada kelompok vertebrata atau kadal yang benar-benar dapat menempuh perjalanan sejauh 8.000 kilometer melintasi Pasifik dengan hamparan vegetasi, nenek moyang yang mirip iguana gurun adalah yang dimaksud," kata Scarpetta.
"Anda dapat membayangkan semacam siklon yang merobohkan pepohonan tempat terdapat sekelompok iguana dan mungkin telurnya, lalu mereka menangkap arus laut dan berenang ke sana," papar Scarpetta.
Penelitian ini dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.