Ilmuwan Ungkap Penyebab Fenomena Bulan Kesiangan, Tetap Terlihat Pada Pagi dan Siang Hari
Pada 16 Januari 2025, bulan tidak memproduksi cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya dari matahari.

Bulan kesiangan adalah istilah yang sering digunakan untuk menyebut fenomena ketika bulan terlihat pada pagi atau siang hari. Meskipun bulan sering muncul di waktu-waktu tersebut, cahaya yang dipancarkannya tidak secerah saat malam hari. Lantas, apa yang menyebabkan bulan bisa terlihat di siang atau pagi hari?
Dilansir Live Science pada Kamis (16/1), bulan tidak memiliki cahaya sendiri, melainkan hanya memantulkan cahaya yang berasal dari matahari. Ketika sinar matahari menyentuh permukaan bulan, sebagian dari cahaya tersebut akan dipantulkan kembali ke arah bumi. Meskipun langit dipenuhi dengan cahaya matahari yang sangat terang, cahaya yang dipantulkan oleh bulan masih cukup jelas untuk dilihat.
Kemunculan bulan di pagi atau siang hari juga dipengaruhi oleh posisi bulan itu sendiri terhadap bumi dan matahari. Posisi relatif bulan terhadap dua benda langit ini menentukan waktu-waktu tertentu di mana bulan dapat terlihat di siang hari. Pada fase-fase tertentu, seperti fase kuartal pertama dan kuartal ketiga, bulan berada pada posisi yang memungkinkan untuk terlihat di langit saat pagi atau sore. Hal ini terjadi karena bulan berada di sisi berlawanan dari matahari, namun tetap cukup tinggi di atas cakrawala.
Pada berbagai waktu sepanjang hari, sudut ketinggian bulan akan mempengaruhi seberapa jelas bulan dapat terlihat. Di siang hari, terutama saat bulan berada tinggi di langit dan cuaca tidak terlalu cerah atau berawan, bulan menjadi lebih mudah dilihat.
Selain itu, kondisi atmosfer juga memiliki peranan penting dalam visibilitas bulan. Seandainya bumi tidak memiliki atmosfer, bulan akan selalu tampak jelas. Atmosfer bumi terdiri dari gas-gas seperti nitrogen dan oksigen, yang berfungsi menyebarkan cahaya dengan panjang gelombang pendek, seperti cahaya biru dan ungu. Proses penyebaran ini yang memberi warna biru pada langit. Agar bulan dapat terlihat di siang hari, cahayanya harus cukup terang untuk mengalahkan cahaya matahari yang tersebar.
Selama dua atau tiga hari di sekitar fase bulan baru, bulan tidak tampak karena posisinya di langit membuat cahaya matahari yang tersebar terlihat lebih terang dibandingkan dengan cahaya bulan. Namun, karena jarak rata-rata bulan yang hanya sekitar 384.400 kilometer, cahayanya tetap tampak lebih terang dibandingkan dengan benda langit lainnya, seperti bintang atau planet.
Cahaya Bulan Terang
Kecerahan permukaan merupakan metode yang digunakan oleh astronom untuk mengukur tingkat kecerahan objek langit, seperti galaksi atau nebula, berdasarkan intensitas cahaya yang dipancarkan dalam area tertentu. Mengingat jarak bulan yang relatif dekat, kecerahan permukaannya lebih tinggi dibandingkan dengan kecerahan permukaan langit, sehingga bulan lebih mudah terlihat pada siang hari.
Namun, faktor-faktor seperti musim, fase bulan, dan kondisi cuaca juga mempengaruhi seberapa baik bulan dapat terlihat di siang hari. Rata-rata, bulan dapat diamati di siang hari selama 25 hari dalam sebulan. Lima hari sisanya terjadi ketika bulan berada pada fase baru atau purnama.
Pada fase bulan baru, bulan terlalu dekat dengan matahari sehingga tidak dapat terlihat. Sebaliknya, pada fase purnama, bulan hanya muncul di malam hari karena terbit bersamaan dengan matahari terbenam dan terbenam saat matahari terbit. Meskipun bulan berada di atas cakrawala selama 12 jam setiap hari, kemunculannya tidak selalu bertepatan dengan waktu siang. Di musim dingin, ketika durasi hari lebih pendek, bulan memiliki kesempatan yang lebih sedikit untuk terlihat pada siang hari.
Pengaruh 'Earthshine'
Waktu yang paling optimal untuk mengamati bulan di siang hari adalah pada fase kuartal pertama, yaitu sekitar sepekan setelah bulan baru, dan kuartal ketiga, yang terjadi sepekan setelah purnama. Pada fase kuartal pertama, bulan akan terlihat di langit bagian timur pada sore hari, sedangkan pada kuartal ketiga, bulan muncul di langit barat pada pagi hari. Selama fase-fase ini, bulan dapat terlihat bersamaan dengan matahari selama rata-rata lima hingga enam jam setiap harinya.
Salah satu fenomena lain yang memengaruhi seberapa jelas bulan dapat terlihat adalah earthshine. Earthshine, atau cahaya bumi, adalah fenomena di mana bagian gelap dari permukaan bulan tampak bercahaya redup akibat pantulan cahaya matahari dari bumi. Hal ini memungkinkan kita untuk melihat bagian bulan yang tidak langsung terkena sinar matahari, terutama saat bulan berada dalam fase sabit.
Leonardo da Vinci merupakan salah satu orang pertama yang menjelaskan fenomena earthshine ini. Ia menyadari cahaya redup yang tampak di bulan disebabkan oleh pantulan cahaya matahari dari bumi. Earthshine paling jelas terlihat setelah bulan baru atau sebelum bulan baru saat bulan sabit tipis mulai muncul.