Ini Produk Kosmetik Pertama di Dunia, Digunakan Sejak 6.000 Tahun Lalu
Bukan hanya sekedar kosmetik, tapi produk ini memiliki makna spiritual.

Kosmetik pertama di dunia diperkirakan muncul di Mesir Kuno sekitar 6.000 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 4000 SM. Kosmetik ini dikenal dengan nama Kohl, sebuah eyeliner yang terbuat dari bubuk hitam. Penggunaan Kohl tidak hanya terbatas pada wanita, tetapi juga melibatkan pria, menunjukkan bahwa perawatan diri telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Mesir Kuno.
Kohl berfungsi sebagai riasan mata yang memberikan kesan dramatis dan menonjolkan keindahan. Namun, lebih dari sekadar kosmetik, Kohl memiliki makna spiritual dan sosial yang mendalam. Masyarakat Mesir Kuno menganggap Kohl sebagai simbol kekayaan dan keanggunan. Penggunaan Kohl bahkan dianggap sebagai persembahan kepada para dewa, menunjukkan hubungan erat antara kecantikan dan spiritualitas dalam budaya mereka.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Kohl sangat beragam. Campuran logam, timah, tembaga, abu, dan almond yang dibakar menjadi komponen utama. Proses pembuatannya melibatkan keahlian yang tinggi, dan setiap bahan memiliki makna tersendiri. Misalnya, timah dan tembaga dipercaya dapat melindungi mata dari sinar matahari yang menyengat dan memberikan efek menenangkan.
Kosmetik Lainnya
Selain Kohl, masyarakat Mesir Kuno juga menggunakan berbagai jenis eyeshadow dengan warna yang bervariasi. Warna hijau, misalnya, sering digunakan dan memiliki kaitan erat dengan kepercayaan spiritual mereka. Warna-warna ini tidak hanya berfungsi untuk mempercantik wajah, tetapi juga melambangkan status sosial dan kekuatan.
Dengan demikian, kosmetik di Mesir Kuno tidak hanya sekadar alat untuk mempercantik diri, tetapi juga berfungsi sebagai simbol status dan kepercayaan.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun Kohl adalah kosmetik tertua yang tercatat dalam sejarah, penggunaan bahan-bahan alami untuk mempercantik diri mungkin telah ada jauh sebelum itu. Berbagai peradaban lain kemungkinan telah menggunakan teknik dan bahan yang berbeda untuk tujuan serupa, meskipun dokumentasi tentang praktik tersebut masih sangat terbatas.
Praktik Kecantikan Zaman Prasejarah
Penggunaan pigmen tanah liat, buah beri, dan bahan-bahan alami lainnya untuk pewarnaan tubuh dan rambut mungkin telah dilakukan oleh manusia prasejarah. Banyak penelitian menunjukkan manusia purba telah mengembangkan berbagai metode untuk mempercantik diri.
Misalnya, penggunaan tanah liat merah sebagai pewarna wajah atau buah beri sebagai pewarna bibir menjadi praktik umum di banyak budaya kuno. Praktik kecantikan ini menunjukkan keinginan untuk mempercantik diri bukanlah hal baru.
Sejak zaman prasejarah, manusia telah mencari cara untuk mengekspresikan diri melalui penampilan fisik. Hal ini menunjukkan kosmetik bukan hanya sekadar tren, tetapi bagian integral dari identitas manusia.