Kebun Binatang di Jepang Larang Pria Masuk Sendirian, Ternyata Ini Alasannya
Kebijakan baru ini memicu perdebatan di media sosial, dengan banyak yang menyoroti adanya diskriminasi terhadap kaum pria.

Sebuah kebun binatang yang terletak di Prefektur Tochigi, Jepang, bernama Healing Pavilion, menarik perhatian publik setelah menerapkan larangan bagi pria yang datang sendirian. Kebijakan ini diambil setelah pemiliknya, Misa Mama, mengalami insiden pelecehan oleh pengunjung pria. Menurut SCMP, pada Jumat (14/2/2025), kebun binatang yang dibuka sejak Maret 2023 ini menawarkan pengalaman interaktif dengan berbagai hewan seperti anjing, kucing, domba, dan babi. Tempat ini dirancang untuk memberikan kenyamanan emosional kepada pengunjung melalui interaksi dengan hewan, bukan untuk tujuan perjodohan atau mencari pasangan.
Namun, sejak dibuka, terdapat laporan tentang beberapa pria yang datang sendirian melakukan pendekatan yang tidak pantas kepada Misa Mama dan pengunjung perempuan lainnya, termasuk tindakan menggoda serta membuat komentar yang tidak layak. Pada tanggal 26 Januari 2024, Misa Mama mengumumkan kebijakan baru melalui akun media sosialnya, "Mulai sekarang, pria yang datang sendirian dilarang masuk ke kebun binatang ini."

Papan pengumuman di pintu masuk juga menekankan bahwa pengunjung pria harus datang bersama keluarga atau teman. Keputusan ini memicu perdebatan di media sosial, di mana beberapa netizen mendukung kebijakan tersebut sebagai langkah perlindungan bagi pemilik dan pengunjung lainnya, sementara yang lain mengkritik kebijakan ini sebagai bentuk diskriminasi gender. Seorang pria menanggapi, "Ini diskriminasi terang-terangan. Banyak dari kami yang hanya ingin menikmati waktu bersama hewan tanpa mengganggu siapa pun."
Misa Mama menanggapi kritik yang diterimanya dengan menjelaskan bahwa ia mengalami kesulitan untuk menolak tamu secara langsung. Ia merasa khawatir akan reaksi negatif yang mungkin muncul. "Jika bisa, saya hanya ingin melarang mereka yang berperilaku tidak pantas. Namun, sebagai seorang wanita yang mengelola kebun binatang ini sendirian, saya takut akan kemungkinan pembalasan. Ini adalah satu-satunya cara yang bisa saya lakukan untuk melindungi diri," ungkapnya. Ia juga menekankan bahwa kebijakan ini bukanlah bentuk kebencian terhadap pria, tetapi lebih kepada upaya menjaga keamanan dirinya dan pengunjung lainnya.

Banyak pengguna internet yang merasa prihatin terhadap situasi yang dialami oleh Misa Mama dan memberikan dukungan terhadap kebijakan yang diterapkan. "Terima kasih kepada hewan-hewan di Healing Pavilion yang membawa kebahagiaan. Mari kita jaga tempat ini bersama," kata salah satu pengunjung yang merasa terinspirasi. Beberapa individu juga mengusulkan alternatif lain, seperti menambah jumlah staf pria atau mengajak sukarelawan untuk membantu menjaga keamanan di lokasi tersebut. Sampai saat ini, belum ada kepastian mengenai apakah pihak berwenang di Jepang akan menyelidiki insiden pelecehan yang terjadi di kebun binatang tersebut. Namun, peristiwa ini telah menarik perhatian yang signifikan, termasuk dari netizen di China yang mendukung perlindungan bagi pemilik dan pengunjung perempuan.
Ke depan, Healing Pavilion dihadapkan pada tantangan untuk menemukan keseimbangan antara menjaga keamanan dan menghindari kontroversi yang lebih besar. Upaya untuk meningkatkan pengawasan dan perlindungan bagi pengunjung perempuan sangat penting, namun harus dilakukan dengan cara yang tidak menimbulkan ketidaknyamanan. Hal ini memerlukan kerjasama antara manajemen tempat dan masyarakat sekitar untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua orang.