Netizen China Ngamuk Setelah Seorang Perempuan Meninggal karena Salah Cabut Gigi di Rumah Sakit
Seorang wanita berusia 34 tahun meninggal dunia akibat kesalahan medis saat pencabutan gigi, memicu kemarahan publik.

Seorang wanita berusia 34 tahun di China, bernama Wu, meninggal dunia setelah mengalami kesalahan fatal saat menjalani prosedur pencabutan gigi. Kejadian tragis ini berlangsung di Rumah Sakit Kota Anqing, Provinsi Anhui, pada tanggal 12 Maret 2025. Wu seharusnya menjalani pencabutan gigi bungsu, namun dokter secara keliru mencabut gigi sehatnya. Tindakan medis yang salah ini memicu serangkaian peristiwa yang berujung pada kematiannya.
Setelah dokter melakukan kesalahan, gigi yang salah dicabut tersebut dipaksa untuk dimasukkan kembali dan diikat dengan kawat bersama beberapa gigi lainnya tanpa penggunaan anestesi atau obat penghilang rasa sakit. Hal ini menyebabkan Wu mengalami rasa sakit yang luar biasa, wajahnya bengkak, dan kesulitan untuk makan, sehingga ia hanya dapat mengonsumsi air selama beberapa hari. Dalam wawancaranya, saudara laki-laki Wu menyatakan, "Selama satu setengah jam operasi, mereka tidak menggunakan anestesi, dan saudara perempuan saya menahannya."
Meski telah melaporkan insiden ini kepada pihak berwenang, tidak ada tindakan yang diambil. Pada tanggal 17 Maret 2025, Wu kembali ke rumah sakit untuk membahas masalah ini, namun tragisnya, ia ditemukan terjatuh dari lantai 11 gedung rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia. Kejadian ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai prosedur keamanan dan tanggung jawab rumah sakit dalam menangani pasien.
Kemarahan Publik Terhadap Kelalaian Medis

Setelah berita mengenai kematian Wu menyebar, kemarahan publik di media sosial China semakin memuncak. Jutaan orang mengecam tindakan kelalaian medis yang terjadi di rumah sakit tersebut. Kasus ini menjadi sorotan utama, terutama karena kesalahan yang dilakukan dokter dapat dihindari dengan prosedur yang benar. Keluarga Wu menolak tawaran kompensasi sebesar 100.000 yuan (sekitar RM61.266 atau sekitar Rp 200 juta) dari pihak rumah sakit, menunjukkan bahwa mereka menginginkan lebih dari sekadar ganti rugi finansial.
Pihak rumah sakit telah menangguhkan tugas dokter yang terlibat dalam insiden ini, dan saat ini kasus ini sedang diselidiki oleh pihak kesehatan dan kepolisian. Meskipun pihak kepolisian menyatakan tidak menemukan unsur kriminal dalam kematian Wu, banyak pihak berpendapat bahwa insiden ini mencerminkan kurangnya pengawasan dan akuntabilitas dalam praktik kedokteran di China.
Prosedur Medis yang Memicu Kontroversi
Rumah Sakit Kota Anqing, yang didirikan pada tahun 1938 dan dikenal dengan departemen giginya, seharusnya memiliki standar tinggi dalam pelayanan medis. Namun, kejadian ini menunjukkan bahwa kesalahan manusia dalam prosedur medis dapat memiliki konsekuensi fatal. Wu mengalami pembengkakan wajah dan rasa sakit yang luar biasa, yang membuatnya terjaga di malam hari. Ini adalah gambaran nyata dari dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh kelalaian medis.
Dalam dunia medis, penggunaan anestesi dan prosedur yang tepat sangat penting untuk memastikan keselamatan pasien. Kasus Wu menjadi pengingat bahwa setiap tindakan medis harus dilakukan dengan hati-hati dan profesional. Masyarakat kini menuntut agar pihak berwenang meningkatkan pengawasan terhadap praktik kedokteran untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa depan.
