Netizen Heboh, Video Drone Perlihatkan Gunung Piramida di China Mirip Piramida Mesir
Netizen Heboh, Video Drone Perlihatkan Gunung Piramida di China Mirip Piramida Mesir

Fenomena alam yang mengagumkan di wilayah Guizhou, China, menarik perhatian netizen di seluruh dunia.

Netizen Heboh, Video Drone Perlihatkan Gunung Piramida di China Mirip Piramida Mesir
Sebuah rekaman video yang diambil menggunakan drone menjadi viral—memperdebatkan asal-usul dan fenomena yang menghebohkan di media daring.
Dalam rekaman tersebut, terdapat serangkaian gunung yang menyerupai piramida Mesir tampak memukau di tengah lanskap yang subur.
Laman South China Morning Post melaporkan, video viral itu memicu perdebatan di platform media sosial, dengan sejumlah pengguna berspekulasi gunung-gunung di wilayah Anlong itu mungkin menyimpan makam kaisar-kaisar kuno.
Ada juga yang percaya formasi tersebut mungkin merupakan hasil dari campur tangan makhluk luar angkasa yang diyakini membangun piramida Mesir.

Namun, untuk mengungkap misteri ini, Profesor Zhou Qiuwen, seorang ahli geologi dari Universitas Normal Guizhou, memberikan penjelasan ilmiahnya.
Recently Guizhou "Pyramids" have been going viral on Douyin (Chinese domestic version of TikTok).
— Carl Zha (@CarlZha) March 15, 2024
It's said to be naturally formed. some local comments say you can only tell they're pyramids from drone shots pic.twitter.com/4ikpZDPC77
Menurutnya, "piramida-piramida" alami ini bukanlah hasil dari pembangunan artifisial atau lokasi makam kuno. Sebaliknya, mereka adalah contoh kemegahan alamiah.
Guizhou, sebuah provinsi di wilayah barat daya China, dikenal karena keindahan alamnya yang kaya dan beragam.
Topografinya yang unik, dengan ketinggian rata-rata sekitar 1.100 meter, dengan 92,5 persen wilayahnya terdiri dari pegunungan dan perbukitan, menciptakan lanskap yang menakjubkan.
Pemandangan dalam video itu bercirikan topografi karst, yaitu bentang alam yang terbentuk dari pelarutan batuan karbonat.
Pegunungan yang berbentuk kerucut tersebut merupakan hasil dari pelarutan formasi batuan.
Zhou menjelaskan proses tersebut dalam laporannya, “Erosi vertikal oleh air telah menyebabkan massa batuan asli yang luas tersegmentasi menjadi unit-unit independen. Ketika proses erosi ini berlanjut, batuan di bagian atas mengalami pelarutan yang signifikan, sedangkan batuan di bagian bawah relatif tidak terlalu terpengaruh, sehingga menghasilkan puncak yang tajam di bagian dasar yang lebih luas”.

Demikian pula, penampakan berlapis dari formasi ini terkait dengan asal usul batuan.
“Pegunungan di Guizhou terbuat dari batuan dolomit yang berusia lebih dari 200 juta tahun, sejak sebagian besar wilayah tersebut terendam air. Batuan ini terbentuk di laut, sebagai mineral yang larut dalam air dan mengkristal menjadi batuan padat,” ujarnya.
“Karena perubahan iklim, struktur geologi, dan faktor lingkungan lainnya secara berkala, proses pembentukan batuan berulang kali terhenti dan dimulai kembali. Ini menciptakan batuan dengan lapisan yang jernih,” tambahnya.
Video tersebut menyoroti fitur-fitur di permukaan gunung yang terlihat seperti tumpukan batu bata yang menurut Zhou juga merupakan hasil pahatan erosif alami.
“Beberapa permukaan batuan awalnya mengalami retakan halus; erosi air di antara retakan ini tidak cukup kuat untuk melarutkan seluruh massa batuan tetapi cukup untuk menyebabkan segmentasi, sehingga menciptakan penampakan seperti balok.”
Dengan penjelasan ilmiah ini, misteri di balik fenomena gunung "piramida" di Guizhou mulai terkuak. Meskipun spekulasi dan mitos mungkin mengelilingi keberadaan mereka, penjelasan ilmiah yang diberikan oleh Profesor Zhou memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang keajaiban alam yang terjadi di wilayah ini.