Penelitian Ungkap Penyebab Orang Korea Selatan dan Jepang Tidak Bau Badan, Ternyata Karena Faktor Ini
Para peneliti menemukan rasio genetik di Korea merupakan yang terendah di seluruh dunia.
Orang Korea dan Jepang tidak mengalami masalah dengan bau badan. Bahkan, masyarakat Korea Selatan dan Jepang tidak merasa khawatir tentang bau badan maupun ketiak ketika musim panas tiba.
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan orang Korea Selatan mengalami mutasi genetik yang membuat tubuh mereka secara alami tidak memiliki gen yang bertanggung jawab atas bau badan dalam kromosom. Dikutip dari Live Science, Senin (18/11), hal ini berkaitan dengan gen bau badan yang dikenal sebagai ABCC11. Penelitian tersebut mengungkapkan hanya 0,006 persen orang Korea yang memiliki gen ABCC11, yang merupakan penyebab utama masalah bau badan.
-
Apa yang menyebabkan bau badan? Baik itu disebabkan oleh faktor genetik, pola makan yang tidak sehat, atau kurangnya perawatan tubuh yang tepat, bau badan dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan.
-
Apa penyebab bau badan? 'Penyebab bau badan lebih berkaitan dengan masalah metabolisme atau adanya infeksi bakteri. Bakteri ini biasanya menempel di area tubuh seperti paha, leher, dan ketiak, yang memiliki kelenjar keringat apokrin,' tambahnya.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Bagaimana peneliti mengidentifikasi asal usul orang Jepang? Para peneliti menggunakan Teknik yang disebut pengurutan genom secara keseluruhan yang mengungkap susunan genetik lengkap seseorang. Mereka mengidentifikasi 3 miliar pasangan basa DNA.
-
Gimana cara cegah bau badan akibat keringat? Untuk mencegah bau badan yang tidak sedap, pastikan untuk membilas keringat dengan air setelah melakukan aktivitas fisik.
-
Apa saja jenis keringat yang menyebabkan bau badan? Ada dua jenis keringat yang diproduksi oleh tubuh, yaitu keringat apokrin dan keringat ekkrin. Keringat apokrin yang diproduksi oleh kelenjar keringat di area seperti ketiak dan selangkangan mengandung lebih banyak protein dan lipid.
Studi ini berlandaskan pada Allel Frequency Database (ALFRED), sebuah database gen yang dikembangkan Universitas Yale. Para peneliti menyatakan rasio orang Korea yang memiliki gen ini adalah yang terendah di dunia. Lebih lanjut, penelitian tersebut menjelaskan bahwa mayoritas orang Asia Timur, termasuk hampir semua orang Korea, tidak memiliki gen ini.
Sebaliknya, hanya sekitar dua persen dari populasi Eropa yang mengalami hal serupa. Orang-orang Korea dan Asia Timur mengalami mutasi genetik yang membuat mereka tidak mengeluarkan bau badan. Meski kekurangan gen tersebut, mereka tetap memproduksi keringat. Namun, keringat yang dihasilkan tidak berbau. Secara umum, terdapat dua jenis utama kelenjar keringat, yaitu ekrin dan apokrin. Kelenjar ekrin memproduksi keringat yang encer dan tidak berbau, sedangkan kelenjar apokrin menghasilkan zat yang lebih kental dan berbau.
Gen ABCC11 berperan dalam mengatur fungsi kelenjar apokrin. Kelenjar apokrin ini biasanya ditemukan di area seperti ketiak dan selangkangan, dan menghasilkan keringat yang mengandung lebih banyak protein dan lipid. Senyawa-senyawa ini menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri, yang menyebabkan bau yang lebih kuat. Di sisi lain, individu dengan varian gen ABCC11 memiliki kelenjar apokrin yang kurang aktif, sehingga mereka menghasilkan lebih sedikit keringat yang dapat menyebabkan bau badan.
Transportasi Molekul
Gen ABCC11, atau ATP-Binding Cassette Subfamily C Member 11, terletak pada kromosom 16. Kromosom ini berfungsi untuk mengkodekan protein yang termasuk dalam kelompok transporter ATP-binding cassette (ABC), yang memiliki peran penting dalam pengangkutan berbagai molekul melalui membran sel.
Selain dikenal dalam konteks produksi keringat, ABCC11 juga berkontribusi dalam transportasi berbagai molekul seperti metabolit dan produk limbah di dalam tubuh. Protein yang dihasilkan oleh gen ini berfungsi dalam mengangkut berbagai zat melalui membran sel pada sel epitel, yang terdapat di berbagai bagian tubuh, termasuk kelenjar keringat dan kelenjar susu.
Penelitian menunjukkan, terdapat variasi genetik dalam ABCC11 yang dapat dibedakan menjadi dua bentuk utama, yaitu alel "aktif" dan alel "tidak aktif". Alel aktif menghasilkan protein yang berfungsi dengan baik, sedangkan alel tidak aktif menghasilkan protein yang tidak dapat berfungsi secara optimal.
Variasi genetik ini memiliki dampak signifikan bagi manusia, karena memengaruhi produksi keringat serta cara tubuh mengeluarkan produk metabolisme tertentu. Selain itu, penyebaran alel ini mungkin dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan proses adaptasi evolusioner.
Kondisi Kesehatan
Selain fungsinya dalam produksi keringat, gen ABCC11 juga memiliki hubungan dengan berbagai kondisi kesehatan. Penelitian menunjukkan gen ini berperan dalam pengangkutan zat tertentu di dalam tubuh, yang dapat memengaruhi proses metabolisme serta detoksifikasi.
Dalam beberapa kasus, mutasi pada gen ABCC11 dapat meningkatkan risiko terhadap beberapa penyakit atau gangguan. Sebagai contoh, sejumlah penelitian telah mengaitkan varian gen ini dengan peningkatan kerentanan terhadap kanker payudara.
Ada bukti yang menunjukkan perubahan dalam fungsi protein yang dihasilkan oleh ABCC11 dapat memengaruhi cara tubuh mengelola zat-zat kimia yang berasal dari makanan dan lingkungan, yang berhubungan dengan perkembangan kanker. Selain itu, gen ABCC11 juga berperan dalam pengelolaan produksi air susu pada ibu menyusui. Beberapa studi menunjukkan bahwa variasi pada gen ini dapat berhubungan dengan perubahan dalam kemampuan ibu untuk memproduksi air susu.