'Profesor Halal' dari Indonesia raih penghargaan dari Raja Salman
Merdeka.com - Ilmuwan Indonesia Profesor Irwandi Jaswir menyabet penghargaan bergengsi di Arab Saudi dan dunia Islam, yakni King Faisal International Prize 2018.
Irwandi memenangi kategori penghargaan Jasa kepada Islam (Service to Islam).
Kemenangan Irwandi disampaikan langsung oleh Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud dalam acara megah yang diselenggarakan di Hotel Faisaliyah, Riyadh, pada Senin malam kemarin.
-
Siapa yang menerima penghargaan tersebut? Penghargaan langsung diterima oleh Muhammad Toha Fauzi, Direktur Operasi I Brantas Abipraya di Hotel Bidakara, Jakarta.
-
Siapa yang menerima penghargaan? Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto yang hadir langsung menerima penghargaan tersebut mengatakan bahwa penghargaan tersebut tentu akan menjadi pelecut dan penyemangat bagi BRI, utamanya dalam melanjutkan transformasi yang terus dijalankan.
-
Siapa yang memberikan penghargaan? Menurut pernyataan resminya, Selasa (24/9), penghargaan ini menunjukkan bahwa Gojek diakui sebagai penyedia layanan ride-hailing yang paling dipilih oleh pengguna saat menggunakan angkutan umum di Jakarta.
Profesor Irwandi (48), kelahiran Medan, dikenal dengan julukan "Profesor Halal". Julukan itu ia peroleh atas kontribusinya yang besar dalam pengembangan Halal Science.
Kontribusinya mempermudah umat Islam dalam mendeteksi unsur haram pada makanan atau produk lainnya, seperti obat dan kosmetik.
"Sebuah kebanggaan luar biasa, ada anak bangsa yang berhasil menggondol penghargaan bergengsi tersebut. Ini adalah adalah penghargaan nyata dunia internasional untuk para intelektual Indonesia," kata Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel yang hadir sebagai undangan VVIP dari Yayasan King Faisal, seperti dikutip dari rilis resmi yang diterima Liputan6.com (28/3).
"Bangga juga ketika malam pagelaran supermewah tersebut, saya melihat bendera Merah Putih berjejer di antara enam bendera, yaitu Arab Saudi, Inggris, Amerika Serikat, Yordania, Tunisia dan Indonesia," kata Agus Maftuh.
Irwandi Jaswir ©2018 Merdeka.com
Dalam sambutan singkatnya di hadapan Raja Salman dan hadirin, Profesor Irwandi Jaswir mengajak peneliti Islam seluruh dunia untuk terus berkarya dan menyumbangkan pemikiran-pemikiran dan penelitian ilmiahnya kepada Islam di semua aspek disiplin ilmu sebagai sumbangan untuk kemanusiaan.
Dalam kesempatan terpisah, Irwandi di KBRI Arab Saudi berbagi pengalamannya sejak dari IPB sampai IIUM Malaysia terkait dengan konsistensinya untuk melakukan penelitian Industri Halal dan juga pengalamannya dalam berinteraksi dengan negara-negara yang fokus terhadap produk halal seperti Korea, Jepang, Selandia Baru, Australia dan Brasil.
Ia juga berharap Indonesia akan mendapatkan manfaat besar peluang market ini sebagai produsen industri halal.
Dubes Maftuh menjelaskan, selain Irwandi, penghargaan bergengsi itu pernah dianugerahkan kepada 46 tokoh dan institusi, di antaranya adalah Abul Hasan an-Nadwi (India), Recep Tayib Erdogan, Syeikh Hasanain Makhlouf, Syeikh Gad al-Haq Ali Gad al-Haq, M. Natsir (Indonesia), Roger Garaudy, Universitas al-Azhar, Mahatir Muhammad dan semua Raja Saudi pasca Raja Faisal.
Penghargaan King Faisal Prize diberikan dalam lima kategori, yaitu Pelayanan kepada Islam (Service to Islam) untuk Indonesia, Studi Islam (Islamic Studies) untuk Yordania, Bahasa Arab dan Literature (Arabic Language and Literature) untuk Tunisia , Obat (Medicine) untuk Amerika, dan Sains (Science) untuk Inggris.
Profesor Irwandi Jaswir adalah orang ke-2 setelah Dr. Mohammad Natsir (Perdana Menteri ke-5 Indonesia) yang menerima penghargaan yang seringkali disebut 'Nobel' dalam dunia Arab dan Islam.
Penghargaan dalam kategori Jasa Kepada Islam (Service to Islam), sebagaimana yang diberikan kedua anak bangsa tersebut, juga diberikan kepada kepada tokoh-tokoh dunia yang dianggap telah melakukan upaya-upaya yang luar biasa dalam mempromosikan Islam sebagai agama yang toleran atau memiliki karya-karya yang didedikasikan untuk kemajuan dan kesejahteraan umat Islam.
Profesor Irwandi Jaswir lahir pada 20 Desember 1970 di Medan, Indonesia. Menyelesaikan S1-nya di Institut Pertanian Bogor dan melanjutkan S-2 serta S-3 di International Islamic University Malaysia (IIUM).
Publikasi internasional Profesor Irwandi Jaswir terdiri dari 75 tulisan ilmiah, 30 buku dan 150 karya ilmiah, selain 60 jenis penghargaan nasional dan internasional yang telah dikantonginya.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak sembarang orang bisa berangkat haji tanpa menunggu selama puluhan tahun
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan nasional yang pernah berjuang bantu Palestina sekaligus merumuskan Pancasila.
Baca SelengkapnyaKomjen Pol (Purn) Syafruddin Kambo bertemu dengan Sekjen Liga Muslim Dunia, Syaikh Muhammad Abdul Karim Al-Isa
Baca SelengkapnyaPara penghafal Al-Qur’an asal Indonesia kini bisa berkarier menjadi imam masjid di UEA dan mendapatkan fasilitas mewah serta gaji puluhan juta.
Baca SelengkapnyaBegini potret Masjid President Joko Widodo di Abu Dhabi yang imam sholatnya berasal dari Pontianak.
Baca SelengkapnyaWakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Dasuki menegaskan pentingnya peran PAI dalam mengedepankan ajaran Islam yang rahmatan lil'alamin.
Baca SelengkapnyaSalat Gaib dipimpin oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.
Baca SelengkapnyaSelain menyampaikan khotbah, Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali Al Hudhaify juga menjadi imam salat Jumat bersama ribuan jemaah di Masjid Istiqlal.
Baca SelengkapnyaBaginya, bertemu ulama ialah obat hati yang menimbulkan rasa tenteram.
Baca SelengkapnyaSeluruh jemaah yang diundang khusus Raja Arab Saudi tidak dikenakan biaya apapun selama di Tanah Suci.
Baca SelengkapnyaSyekh Ahmad mengucapkan terima kasih kepada PBNU yang telah menyambutnya dalam kunjungan ini.
Baca SelengkapnyaIlmu yang diperolehnya tersebut dapat di aplikasikan untuk memberikan perlindungan, pengayoman
Baca Selengkapnya