Survei Membuktikan, Ada Kegiatan yang Lebih Membahagiakan Ketimbang Gaji Besar
Survei terbaru menunjukkan ada kegiatan yang dapat meningkatkan kebahagiaan lebih signifikan dibandingkan memiliki gaji besar.

Di tengah tantangan global yang terus berkembang, sebuah laporan terbaru dari 'World Happiness Report 2025' mengungkapkan fakta mengejutkan mengenai kebahagiaan manusia. Temuan ini menunjukkan bahwa kebaikan, baik yang diterima maupun yang diberikan, memiliki dampak yang lebih besar terhadap kebahagiaan individu dibandingkan dengan sekadar memiliki gaji besar. Survei ini melibatkan berbagai lembaga penelitian terkemuka, termasuk Gallup dan UN Sustainable Development Solutions Network, yang menunjukkan bahwa 70% populasi global telah melakukan setidaknya satu tindakan baik dalam sebulan terakhir.
Aksi kebaikan ini mencakup berbagai bentuk, seperti donasi, menjadi sukarelawan, atau bahkan melakukan kebaikan kecil kepada orang lain. Dr. Aknin, seorang peneliti terkemuka dalam bidang ini, menyatakan, "Angka ini sangat tinggi dan menunjukkan bahwa kebaikan masih menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat dunia." Penelitian ini dilakukan di berbagai negara, termasuk Afrika Selatan, Uganda, dan India, dan hasilnya menunjukkan bahwa orang yang membelanjakan uang untuk orang lain melaporkan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang menghabiskan uang untuk diri sendiri.
Temuan ini juga didukung oleh survei Gallup yang menunjukkan bahwa dampak tindakan kebaikan terhadap kebahagiaan lebih besar daripada kenaikan gaji. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun gaji yang tinggi masih penting untuk memenuhi kebutuhan hidup, kebaikan memiliki peran yang lebih signifikan dalam menciptakan kebahagiaan sejati.
Persepsi Terhadap Kebaikan di Masyarakat
Meskipun banyak orang melakukan tindakan kebaikan, survei juga mengungkapkan bahwa ekspektasi terhadap kemurahan hati orang lain cenderung rendah. Contohnya, ada ketidakpastian mengenai seberapa besar kemungkinan seseorang akan mengembalikan dompet yang hilang jika ditemukan. Hal ini mencerminkan tantangan dalam membangun kepercayaan di antara individu dalam masyarakat.
Lebih jauh, survei menunjukkan bahwa sebagian besar responden lebih memilih atasan yang baik daripada gaji besar. Hal ini terutama terlihat di kalangan karyawan tetap, yang menganggap faktor lingkungan kerja dan hubungan interpersonal lebih penting. Namun, pandangan ini berbeda pada karyawan paruh waktu yang cenderung lebih memprioritaskan gaji tinggi.

Dampak Kebaikan Terhadap Kesejahteraan Individu
Studi yang dilakukan oleh Dr. Aknin menunjukkan bahwa tindakan kebaikan tidak hanya memberikan manfaat bagi penerima, tetapi juga bagi pemberi. Ketika seseorang melakukan kebaikan, mereka tidak hanya membantu orang lain tetapi juga merasa lebih puas dan bahagia dengan diri mereka sendiri. Hal ini menciptakan siklus positif yang berkontribusi pada kesejahteraan mental dan emosional.
Dalam konteks global, laporan menunjukkan bahwa 70% populasi telah melakukan setidaknya satu tindakan baik dalam sebulan terakhir. Tindakan ini meliputi menyumbangkan uang, menjadi sukarelawan, dan membantu orang asing. Dr. Aknin menekankan, "Kebaikan adalah bagian integral dari kehidupan kita yang sering kali diabaikan, padahal dampaknya sangat besar terhadap kebahagiaan individu."
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kebaikan, diharapkan masyarakat akan lebih aktif dalam melakukan tindakan positif. Ini bukan hanya tentang memberi, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan di mana kebaikan menjadi norma yang diterima dan dipraktikkan oleh semua orang.
Secara keseluruhan, meskipun gaji yang tinggi tetap penting untuk memenuhi kebutuhan hidup, survei-survei ini menunjukkan bahwa kebaikan, baik menerima maupun memberi, memiliki dampak yang lebih besar terhadap kebahagiaan individu. Berbuat baik, sekecil apapun, dapat meningkatkan kesejahteraan baik bagi si pemberi maupun si penerima. Hal ini menunjukkan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian sosial dalam menciptakan kebahagiaan sejati.