Terbiasa Makan Nasi, Duterte Keluhkan Menu Makanan Selama di Penjara ICC
Rodrigo Duterte mengungkapkan keluhan utama selama penahanannya di ICC adalah makanan Belanda, meski kesehatannya membaik berkat perawatan medis.

Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, kini tengah menjalani penahanan di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) yang berlokasi di Den Haag, Belanda. Selama masa penahanannya, Duterte mengungkapkan keluhan utama terkait makanan yang disajikan, yang dinilai tidak sesuai dengan seleranya. Meskipun pihak ICC telah memenuhi permintaannya untuk menyajikan nasi, Duterte tetap merasa kurang nyaman dengan menu makanan Belanda yang disajikan kepadanya.
Selain masalah makanan, Duterte juga meminta agar diberikan pakaian pribadinya dan persediaan minuman bersoda diet. Permintaan ini menunjukkan bahwa mantan presiden yang dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang keras ini tetap ingin mempertahankan kenyamanan pribadi meskipun dalam situasi yang tidak biasa. Putrinya, Sara Duterte, melaporkan bahwa meski ayahnya awalnya terlihat lelah dan bingung, kondisi kesehatan Duterte membaik berkat perawatan medis yang diterimanya di pusat penahanan tersebut.
Lebih jauh lagi, Duterte dan tim pengacaranya telah mengklaim bahwa penangkapan dan pemindahannya ke Belanda adalah tindakan 'penculikan'. Mereka merasa bahwa proses hukum yang dijalani tidak adil dan merugikan. Duterte, yang dikenal dengan kebijakan perang terhadap narkoba yang kontroversial, juga menegaskan bahwa ia yakin tidak bersalah atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilayangkan kepadanya.

Keluhan Tentang Makanan dan Kesehatan
Masalah makanan yang dikeluhkan Duterte mencerminkan ketidaknyamanan yang sering dialami oleh para tahanan di luar negeri, terutama ketika harus beradaptasi dengan budaya kuliner yang berbeda. Makanan Belanda, yang mungkin terasa asing baginya, menjadi sorotan utama dalam laporan mengenai keadaan penahanannya. Duterte bahkan menyatakan, "Saya tidak bisa terbiasa dengan makanan di sini, saya lebih suka masakan Filipina."
Permintaan untuk pakaian pribadi dan minuman bersoda diet juga menunjukkan bahwa meskipun dalam situasi yang sulit, Duterte ingin menjaga identitasnya. Hal ini dapat dilihat sebagai upaya untuk mempertahankan kenyamanan psikologis di tengah ketidakpastian yang dihadapinya. Putrinya, Sara, menambahkan bahwa ayahnya kini mendapatkan perawatan medis yang baik, yang berkontribusi pada perbaikan kondisi kesehatannya.
Proses Hukum yang Dihadapi Duterte
Di balik keluhan mengenai makanan dan kesehatan, terdapat isu hukum yang lebih besar yang dihadapi Duterte. Tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan yang ditujukan kepadanya berkaitan dengan kebijakan perang terhadap narkoba yang dilaksanakan selama masa jabatannya sebagai presiden. Proses hukum ini telah memicu banyak kontroversi dan kritik, baik di dalam maupun luar Filipina.
Sidang praperadilan untuk menentukan kekuatan tuduhan tersebut dijadwalkan berlangsung pada 23 September 2025. Ini menjadi waktu yang sangat penting bagi Duterte dan tim hukumnya untuk membela diri. Mereka berharap bisa menunjukkan bahwa tuduhan yang diajukan tidak berdasar dan bahwa tindakan Duterte selama masa jabatannya adalah untuk kepentingan keamanan publik.
Sikap Duterte Terhadap Tuduhan
Dalam menghadapi semua tuduhan ini, Duterte tetap bersikap tegas. Ia percaya bahwa semua tindakan yang diambil selama masa pemerintahannya adalah sah dan bertujuan untuk mengatasi masalah narkoba yang telah merajalela di Filipina. Dalam sebuah pernyataan, Duterte menyatakan, "Saya tidak akan mundur dari apa yang saya percayai. Semua tindakan saya adalah demi rakyat Filipina."
Dengan segala keluhan yang disampaikannya, Duterte menunjukkan bahwa meskipun berada dalam situasi yang sulit, ia tetap berusaha untuk mempertahankan identitas dan keyakinannya. Dalam konteks ini, makanan yang disajikan di penjara bukan hanya sekadar masalah kuliner, tetapi juga mencerminkan perjuangan seorang mantan pemimpin dalam menghadapi konsekuensi dari kebijakan yang pernah ia terapkan.