Waspada Flu Tomat, Penyakit Baru dari Virus Menular yang Menyerang Anak-Anak di India
Merdeka.com - Penyakit baru menular yang menyerang anak-anak muncul di India. Penyakit yang kasusnya sudah melebihi 100 ini membuat otoritas kesehatan setempat mengeluarkan peringatan waspada.
Al Arabiya membahas penyakit ini dengan dokter di Uni Emirat Arab untuk mengetahui seberapa serius virus itu dan siapa yang paling berisiko.
“Demam tomat atau flu tomat menjadi penyakit endemik utama di Kerala, India. Wabah ini diidentifikasi di Kollam, Kerala pada 6 Mei 2022. Namun, laporan terbaru menunjukkan flu tersebut telah menyebar ke negara bagian lain seperti Odisha dan Tamil Nadu (di India),” kata Dr. Deepak Gandhi, spesialis anak di Rumah Sakit Medeor Dubai, sepertid dilansir laman Al Arabiya, Minggu (28/8).
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Apa itu influenza? Influenza, atau flu, adalah infeksi virus yang sangat menular dan biasanya terjadi pada musim dingin.
-
Apa saja penyakit kritis yang meningkat? Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik (jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, dan lainnya) di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di tahun 2022.
-
Bagaimana mencegah penularan flu? Menghindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit flu, seperti bersalaman, berpelukan, atau berciuman. Jika ada anggota keluarga yang terkena flu, usahakan untuk menjaga jarak dan tidak berbagi barang pribadi.
-
Apa itu Flu Singapura? Flu Singapura, yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), adalah penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak dan kadang-kadang orang dewasa.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Lancet Respiratory Journal pekan lalu, dokter mengatakan flu tomat pertama kali diidentifikasi di distrik Kollam, Kerala, India pada 6 Mei dan pada 26 Juli. Menurut data rumah sakit pemerintah daerah, lebih dari 82 anak di bawah usia lima tahun terinfeksi Flu Tomat,
Penyakit virus endemik ini kemudian memicu peringatan di bagian negara lain yaitu Tamil Nadu dan Karnataka. Kemudian 26 anak antara usia satu dan sembilan tahun dilaporkan memiliki penyakit ini di Odisha.
Hingga saat ini, tidak ada wilayah lain di India yang terkena virus tersebut.
Virus Flu Tomat yang menyebar melalui kontak dekat, mendapatkan namanya dari ruam merah bulat yang berkembang di tubuh saat seseorang terinfeksi.
“Gejalanya adalah demam, nyeri sendi, dan ruam merah seperti tomat yang biasanya terlihat pada anak di bawah usia lima tahun. Ini juga disertai dengan gejala lain seperti diare, dehidrasi, mual dan muntah, dan kelelahan,” kata Dr. Anuradha Ajesh, spesialis anak di Rumah Sakit Internasional Bareen di MBZ City Abu Dhabi.
Gejala lain termasuk pembengkakan sendi, nyeri tubuh, dan gejala seperti flu biasa.
Virus ini terutama menyerang anak-anak prasekolah dan bayi, kata para dokter. Anak-anak paling rentan terhadap penyakit ini karena sangat menular.
“Penyakit ini tidak dianggap mengancam jiwa,” kata Gandhi.
“Tidak ada obat khusus untuk mengobati penyakit ini dan dibutuhkan waktu untuk sembuh. Perawatan yang bisa diberikan serupa dengan protokol yang digunakan untuk infeksi virus lainnya seperti chikungunya, demam berdarah, dan HFMD (penyakit tangan, kaki, dan mulut) yang mencakup parasetamol untuk sakit dan demam, istirahat, hidrasi, dan mandi spons.”
Meskipun para ilmuwan masih berusaha mengidentifikasi akar penyebab virus Flu Tomat, mereka dapat menyimpulkan penyakit ini tidak terkait dengan COVID-19 meskipun menunjukkan gejala yang sama, kata artikel yang diterbitkan oleh jurnal medis Inggris Lancet .
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
Para dokter menyarankan agar menjaga jarak dari kasus yang timbul dan menjaga kebersihan secara baik dapat membantu mencegah infeksi.
"Jika anak-anak mengalami gejala, mereka harus diisolasi, dan hal-hal yang mereka sentuh, termasuk tempat tidur dan pakaian, harus dibersihkan secara teratur," kata Gandhi.
“Jaga kebersihan yang layak, isolasi anak-anak yang terinfeksi setidaknya selama lima hingga tujuh hari sejak timbulnya penyakit di rumah dan hindari berbagi mainan atau makanan dengan anak-anak yang tidak terinfeksi.”
Reporter Magang: Gracia Irene
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus flu singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) di Indonesia meningkat.
Baca SelengkapnyaKemenkes mulai melakukan surveilans untuk mewaspadai masuknya virus Nipah.
Baca SelengkapnyaData itu berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah menyebabkan dua orang meninggal dunia di India.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaFlu Singapura, yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), adalah penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak.
Baca SelengkapnyaDalam merawat pasien flu Singapura, penting untuk menerapkan sejumlah hal untuk mencegah penularan.
Baca SelengkapnyaVirus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak
Baca SelengkapnyaVirus Nipah yang menyebar di India disebut berasal dari kelelawar atau babi. Penyakit ini memiliki angka kematian sekitar 70 persen bagi yang terinfeksi.
Baca SelengkapnyaKelompok orang yang rawan tertular cacar monyet diminta untuk sadar dalam mencegah penyakit ini.
Baca SelengkapnyaJumlah kasus DBD di Kota Reog ini diduga lebih banyak dari data resmi Dinkes
Baca SelengkapnyaMenurut Puan, edukasi dan kesadaran masyarakat harus gencar dilakukan terkait informasi wabah Mpox tersebut,
Baca Selengkapnya