10 Makanan yang Dianggap Kekuatan Sihir pada Masa Lalu, Biasa Digunakan untuk Meramal
Pada masa lalu, sejumlah bahan makanan tidak hanya digunakan untuk mengganjal perut, namun juga untuk meramal nasib.
Dahulu kala, sebelum aplikasi astrologi atau peramal daring, orang-orang mengandalkan benda-benda sehari-hari di sekitar mereka, termasuk makanan, untuk meramal nasib dan masa depan mereka. Makanan yang biasa kita temui di dapur ternyata memiliki peran penting dalam praktik ramalan yang dikenal sebagai kitchen divination atau ramalan dengan bahan makanan.
Walaupun saat ini kita lebih sering mendengar ramalan menggunakan tarot atau bola kristal, tak dapat disangkal bahwa makanan pernah menjadi medium yang dipercayai memiliki kekuatan gaib. Dilansir dari Listverse, berikut adalah sepuluh makanan yang pernah dianggap memiliki kekuatan sihir dan digunakan untuk meramal nasib.
-
Gimana caranya bikin tebak-tebakan tentang makanan? Ada banyak bahan ide membuat tebak-tebakan yang mudah diingat namun sulit untuk dijawab saat dilemparkan ke teman kita. Salah satunya adalah tebak-tebakan tentang makanan.
-
Apa saja 10 resep masakan sehari-hari? Berikut 10 resep masakan sehari-hari dengan bahan sederhana dan mudah dibuat, bisa Anda coba.
-
Bagaimana arkeolog menentukan makanan di Zaman Perunggu? Dalam kasus ini, ilmuan mengetahui lemak yang bertahan pada lapisan tembikar kuno dan protein/plak pada gigi mengandung jejak yang dikonsumsi manusia purba selama hidup mereka.
-
Bagaimana ilmuwan mengidentifikasi makanan yang disajikan di desa Zaman Perunggu? Dengan menganalisis residu makanan tersebut, para ilmuwan bisa mengidentifikasi bukti makanan yang disajikan di antaranya bubur, semur, pembuatan bir tumbuk, adonan, dan bahkan cairan manis atau berminyak.
-
Bagaimana tokek meramal masa depan? Dengan menanyakan keinginan anda dengan jawaban suara tokek yang terahir yaitu pada jawaban ya atau tidak.
-
Bagaimana arkeolog mempelajari pola makan manusia di masa lalu? Lewat penelitian kotoran mumi, arkeolog bisa mengetahui pola makan manusia ribuan tahun lalu.
Tepung (Aleuromancy)
Salah satu bentuk ramalan yang paling tua adalah aleuromancy, yang menggunakan tepung sebagai sarana untuk memprediksi masa depan. Praktik ini sudah tercatat dalam tablet kuno sejak milenium kedua SM. Dalam kebudayaan Yunani Kuno, tepung digunakan untuk membuat kue yang berisi pesan-pesan tersembunyi.
Setiap pesan yang terkandung dalam adonan roti yang sudah dipanggang akan dibaca oleh seorang peramal untuk mengungkapkan ramalan tentang masa depan seseorang. Di masa kini, teknik ini berkembang menjadi versi modernnya yaitu kue keberuntungan yang banyak dikenal di restoran Tionghoa di Amerika Serikat. Proses ini adalah gambaran dari ramalan yang dipenuhi dengan nuansa mistis dan penuh simbol.
Garam (Alomancy)
Garam, yang dikenal sebagai bahan pengawet alami, telah lama dianggap memiliki kekuatan magis dalam banyak budaya. Dalam tradisi alomancy, garam digunakan dalam ritual untuk membersihkan energi negatif dan melindungi diri dari kekuatan jahat. Di Mesir Kuno, misalnya, garam dilemparkan ke udara dan bentuknya yang jatuh ke tanah dianalisis untuk mengetahui pesan tersembunyi. Di zaman modern, garam juga digunakan dalam berbagai ritual oleh penyihir dan praktisi spiritual, yang menggunakan pola yang terbentuk oleh garam untuk meramal masa depan.
Roti Barley (Alphitomancy)
Pada zaman Yunani Kuno, roti barley digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan kebenaran, bahkan untuk menguji kesetiaan seseorang. Metode ini dikenal dengan nama alphitomancy, di mana roti barley yang terbuat dari campuran tepung barley, susu, dan garam diberikan kepada tersangka untuk dimakan. Jika tersangka merasa kesulitan mencerna roti tersebut, maka ia dianggap bersalah. Di Lavinium, sebuah hutan suci di dekat Roma Kuno, roti barley digunakan dalam ujian kesucian bagi para gadis muda. Cerita ini menunjukkan bagaimana kekuatan gaib sering dikaitkan dengan makanan sederhana yang berperan dalam penentuan nasib seseorang.
Keju (Tyromancy)
Keju, dengan teksturnya yang unik dan proses pembuatannya yang penuh misteri, sejak lama dipandang sebagai makanan yang memiliki kekuatan magis. Dalam tradisi tyromancy atau ramalan dengan keju, bentuk dan lubang-lubang yang ada pada keju digunakan untuk meramal masa depan. Pada Abad Pertengahan, keju sering digunakan oleh para peramal desa untuk mengetahui keberuntungan, kesehatan, dan bahkan jodoh seseorang. Keju yang memiliki jumlah lubang ganjil dianggap sebagai pertanda buruk, sementara lubang yang memiliki pola tertentu bisa memberikan petunjuk tentang kehidupan seseorang.
Buah-buahan (Fructomancy)
Banyak buah-buahan memiliki makna simbolis dalam berbagai budaya. Dalam fructomancy, ramalan dilakukan dengan memeriksa bentuk, ukuran, dan kondisi buah-buahan. Sebagai contoh, apel sering dihubungkan dengan kesehatan dan kebijaksanaan, sedangkan lemon dengan pembersihan dan pemurnian. Salah satu metode yang populer adalah dengan memotong kulit apel atau jeruk menjadi satu helai panjang dan melemparkannya. Bentuk yang terbentuk dari kulit buah yang jatuh akan memberikan petunjuk mengenai masa depan seseorang. Praktik ramalan dengan buah ini juga sering dilakukan dalam permainan tradisional seperti mencari jodoh di pesta Halloween di Inggris.
Bawang (Cromniomancy)
Bawang, dengan aroma tajamnya yang mempengaruhi indera, juga dipercaya memiliki kekuatan magis dalam banyak kebudayaan, terutama di Eropa Abad Pertengahan. Dalam cromniomancy, peramal akan mengamati bentuk, warna, dan bau dari tunas bawang untuk meramal masa depan. Selain itu, bagi gadis muda yang belum menikah, nama calon pasangan mereka akan dipahatkan pada bawang dan diletakkan di dekat api. Nama yang muncul pertama kali di tunas bawang yang tumbuh dipercaya akan menjadi jodoh mereka.
Jagung (Divinasi Jagung)
Bagi masyarakat Mesoamerika, jagung bukan hanya makanan pokok, tetapi juga dianggap sebagai jembatan antara manusia dan dewa. Dalam mitologi Maya, manusia diciptakan dari jagung, dan oleh karena itu, jagung digunakan dalam berbagai teknik divinasi. Favomancy atau ramalan dengan jagung dilakukan dengan cara melemparkan biji jagung ke tanah atau ke dalam air dan membaca pola yang terbentuk. Hal ini dipercaya dapat mengungkapkan petunjuk tentang masa depan seseorang.
Telur (Ovomancy)
Telur, yang selama ini dikenal sebagai simbol kehidupan dan kelahiran, juga memiliki peran penting dalam praktik ramalan. Dalam ovomancy, peramal akan mencelupkan putih telur yang dimasukkan ke dalam air panas dan membaca bentuk-bentuk yang terbentuk. Bentuk tersebut dipercaya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan seputar masa depan atau kesehatan seseorang. Telur juga digunakan dalam upacara pembersihan spiritual, dengan mengoleskannya di tubuh untuk menyerap energi negatif.
Anggur (Oinomancy)
Anggur adalah minuman yang telah lama dikaitkan dengan ritual spiritual. Dalam oinomancy, yang merupakan ramalan dengan anggur, bentuk dan pola yang terbentuk oleh sisa-sisa anggur yang tertinggal di dalam gelas atau wadah digunakan untuk meramal masa depan. Orang Yunani dan Romawi kuno sering menggunakan anggur sebagai persembahan kepada dewa Dionysus atau Bacchus, berharap agar mendapatkan petunjuk tentang kehidupan mereka. Di zaman modern, meskipun ramalan dengan anggur sudah jarang dilakukan, beberapa kalangan masih mempercayai teknik ini.
Kacang-kacangan (Favomancy)
Di kawasan Balkan dan Rusia, kacang-kacangan digunakan dalam praktik ramalan yang dikenal sebagai favomancy. Dengan melemparkan kacang-kacangan dan membaca pola yang terbentuk, peramal akan mengungkapkan rahasia masa depan seseorang.
Meskipun zaman telah berubah dan teknologi semakin berkembang, banyak praktik kuno yang masih mempengaruhi cara kita melihat makanan dan kepercayaan. Makanan bukan hanya pemenuh kebutuhan fisik, tetapi juga alat untuk memahami misteri hidup dan masa depan yang sering kali dianggap sebagai kekuatan yang lebih besar dari sekadar kenyataan.