Seekor Ayam Bisa Prediksi Hasil Pertempuran Prajurit Romawi, Begini Kisahnya
Kisah unik tentang kepercayaan kuno Romawi seringkali melibatkan praktik aneh, dan salah satunya adalah kisah tentang ayam sakral.
Seekor Ayam Bisa Prediksi Hasil Pertempuran Prajurit Romawi, Begini Kisahnya
Seekor Ayam Bisa Prediksi Hasil Pertempuran Prajurit Romawi, Begini Kisahnya
Kisah unik tentang kepercayaan kuno Romawi seringkali melibatkan praktik aneh, dan salah satunya adalah kisah tentang ayam sakral.
Ayam-ayam ini bukan sekadar ayam biasa, melainkan hewan yang dihormati, dijadikan konsultan atau semacam peramal sebelum diambil tindakan militer penting. Bahkan lebih aneh lagi, kebiasaan makan ayam inilah yang memegang kendali atas keputusan para jenderal dan bisa menentukan nasib seluruh pertempuran.
Sumber: Ancient Origins
-
Apa yang dapat dipahami manusia dari ayam? 'Studi kami memperkuat bukti bahwa manusia merasakan emosi di berbagai jenis, dan bahwa isyarat akustik spesifik mungkin mewujudkan sistem sinyal homolog di antara vertebrata,' demikian bunyi studi tersebut.
-
Di mana mitos brutu ayam berakar? Mitos makan brutu ayam dapat menyebabkan pikun atau penurunan fungsi kognitif tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Brutu ayam, termasuk bagian seperti hati dan jantung, memang mengandung kolesterol dan lemak, namun konsumsi moderat dari makanan ini tidak terbukti secara langsung menyebabkan penurunan fungsi otak atau demensia.
-
Bagaimana telur Romawi ditemukan? Menurut Smithsonian, telur ayam ini diawetkan dalam lubang yang tergenang air selama 1.700 tahun – beberapa di antaranya retak secara tidak sengaja.
-
Bagaimana peneliti memahami bahasa ayam? Mereka menyebutnya sebagai Deep Emotional Analysis Learning (DEAL). DEAL adalah sebuah pendekatan yang sangat matematis dan inovatif yang memungkinkan pemahaman berbeda tentang keadaan emosional melalui data pendengaran.
-
Bagaimana manusia memahami emosi ayam? Para ilmuwan telah tahu bahwa manusia dapat menafsirkan suara tersebut, tetapi sedikit yang diketahui tentang kemampuan mereka untuk menguraikan apakah suara-suara ini dibuat dalam 'konteks yang bermanfaat atau tidak'.
-
Di mana telur Romawi ditemukan? Penelitian yang dipublikasikan di Oxford Archaeology menjelaskan, situs Berryfields terletak di sepanjang jalan Romawi yang disebut Jalan Akeman dan berisi banyak peninggalan lainnya.
Praktik ini dikenal dengan Augury, yaitu praktik menafsirkan pertanda dari perilaku ayam. Ayam-ayam ini menjadi tanggung jawab seorang imam yang disebut Pullarius.
Sebelum melibatkan diri dalam pertempuran, imam akan menaburkan makanan di depan ayam-ayam suci ini. Jika ayam makan dengan penuh semangat, itu dianggap sebagai pertanda baik, menunjukkan para dewa senang dan puas, sehingga pertempuran akan dimenangkan. Tetapi jika ayam menolak makan, itu menjadi pertanda buruk, berisi pesan agar tidak terlibat dalam pertempuran.
Sumber: Ancient Origins
Petunjuk Dewa
Mengapa orang Romawi mempercayai ayam-ayam ini dengan begitu serius? Bagi mereka, pertanda adalah cara langsung untuk berkomunikasi dengan para dewa. Burung, sebagai makhluk langit, dianggap memiliki kaitan yang kuat dengan dewa.
Cara burung tersebut makan, terbang, atau bernyanyi dipandang sebagai pesan dari dewa. Oleh karena itu, ayam-ayam suci ini secara khusus dipilih sebagai alat yang melaluinya para dewa memberikan petunjuk.
“Jika mereka tidak mau makan, biarkan mereka minum!”, teriaknya sambil melemparkan ayam-ayam sakral itu ke laut.
Tindakan pembangkangan terhadap pertanda ini konon menjadi penyebab kekalahan telak Romawi dalam Pertempuran Drepana pada tahun 249 SM. Penolakan terang-terangan yang dilakukan Pulcher terhadap ritual suci ini mengakibatkan dia dihukum dengan dikirim ke pengasingan di Roma.
Kisah lainnya datang dari sejarawan Livy. Dia menceritakan sebuah peristiwa selama Perang Punisia Pertama ketika ayam-ayam suci yang dilepaskan dari kandang mereka. Namun, alih-alih makan, mereka justru bubar. Romawi mengartikan hal ini sebagai pertanda yang sangat negatif dan ternyata benar, mereka menderita kekalahan dalam pertempuran berikutnya.
Sumber: Ancient Origins
Ilustrasi Pullarius dengan seekor ayam sakral.
Foto: Public Domain
Meskipun mungkin tampak aneh dalam pandangan kita yang modern, kepercayaan ini sangat terjalin erat dengan budaya Romawi. Kontrasnya antara sebuah kekaisaran yang kuat dengan mencari nasihat dari ayam yang sederhana adalah contoh konkret bagaimana kepercayaan yang kompleks membentuk keputusan dan nasib sebuah peradaban.
Sumber: Ancient Origins