Mengenal Fondrako, Forum Penetapan Hukum Adat Masyarakat Nias
Fondrako, penetapan hukum adat masyarakat Nias yang terkenal paling ditakuti dan penuh mistis
Setiap suku di Indonesia pasti memiliki sistem hukum adatnya masing-masing. Di Nias, hukum itu bernama Fondrako
Mengenal Fondrako, Forum Penetapan Hukum Adat Masyarakat Nias
Asal Usul Fondrako
Mengutip dari Jurnal Ilmiah IKIP Gunung Sitoli (2007), Fondrako merupakan sebuah forum musyawarah, penetapan, dan pengesahan adat serta hukum yang berlaku di masyarakat. Menurut kepercayaan mereka, apabila salah satu masyarakat melanggar Fondrako akan mendapatkan sanksi dan juga kutukan. Begitu juga sebaliknya, apabila mematuhinya, akan mendapat berkat.
-
Kenapa Fanömba Adu penting bagi Suku Nias? Banyak contoh yang bisa menggambarkan kepercayaan mereka terhadap nenek moyang. Salah satunya adalah adanya kitab hukum adat yang diberdayakan oleh bangsawan, hingga relief rumah adat mereka yang masih berkaitan dengan unsur Fanömba Adu.
-
Apa itu Famasulo di Nias? “Famasulo: Tradisi, Solidaritas, dan Kemiskinan Keluarga di Nias (2022), Famasulo adalah sistem gotong royong antar warga Nias untuk memenuhi kebutuhan pesta pernikahan ataupun pesta kelahiran seorang anak.
-
Kenapa Fame'e Afo penting bagi Suku Nias? Bagi masyarakat Nias, Fame'e Afo adalah salah satu yang terpenting untuk memberikan penghargaan setinggi-tingginya terhadap tamu.
-
Apa arti dari 'Fame'e Afo' di Suku Nias? Tarian ini merupakan ritual kesenian tradisional yang biasa dilakukan masyarakat Nias untuk menyambut tamu kehormatan.
-
Dimana Famasulo terjadi di Nias? Salah satu lokasi perdagangan itu di daerah Sirombu atau Pesisir Barat Pulau Nias.
-
Siapa yang membentuk Adat Ketumanggungan? Suku ini merupakan salah satu marga etnis Minangkabau yang masih berkerabat dengan Suku Koto yang membentuk Adat Katumanggungan.
Memiliki Kekuatan Magis
Fondrako konon katanya memiliki kekuatan magis, maka dari itu bagi yang melanggar aturan dipercaya akan mengalami kutukan yang telah ditetapkan oleh tetua adat. Hukuman bagi yang melanggar seperti membayar denda emas dan babi, sampai hukuman pancung atau penggal leher. Fondrako juga diterapkan di beberapa daerah seperti Nidanoi dan Laraga (sebuah daerah Gunungsitoli Idanoi dan Gunungsitoli Selatan).
Berasaskan Lima Nilai Dasar
Dalam prinsipinya, Fondrako bukanlah aturan yang tertulis, namun dalam mengesahkan peraturan tersebut berdasarkan asas lima nilai dasar masyarakat Nias. Pertama 'Fo'adu' (perbuatan baik), Fangaso (kekayaan yang berhubungan dengan mata pencaharian), 'Fo'olo-olo hao-hao' (sopan santun), 'Fabarahao' (tata pemerintahan dan stratifikasi sosial), dan 'Bowo masi-masi' (adil dan saling mengasihi).
Aturan Paling Ditakuti
Dalam menetapkan segala peraturan harus dilaksanakan di rumah raja atau tempat permusyawaratan yang dikenal dengan nama "Aro Gosali". Saat proses penetapan Fondrako sendiri terkesan sangat mistis, hal ini dikarenakan melibatkan binatang atau benda yang diumpamakan sebagai bentuk siksaan atau kutukan yang akan dialami oleh pelanggarnya. Dalam menetapkan Fondrako menggunakan ayam, lidi, dan bahkan timah panas. Seorang tetua akan mematahkan lidi atau kaki dan sayap ayam bahkan menuangkan timah panas ke mulut ayam.