6 Standar Kecantikan Masa Lalu yang Menyakitkan dan Bikin Merinding, dari Kaki Kecil hingga Kuku Panjang
Pada zaman dahulu kala ternyata wanita telah banyak berjuang demi memenuhi standar kecantikan, seperti dahi lebar, kaki kecil hingga kuku panjang.
Dunia ini memiliki berbagai standar kecantikan yang berbeda-beda tergantung pada masing-masing wilayah bahkan sejak jaman dahulu kala. Sayangnya, beberapa dari standar kecantikan tersebut dapat menjadi sangat menyakitkan bagi individu yang mengikutinya. Standar kecantikan terus mengalami perubahan, sehingga beberapa di antaranya tampak mengerikan di era sekarang. Berikut adalah beberapa standar kecantikan yang paling menyakitkan yang pernah ada, seperti yang dilaporkan oleh Ranker.
Wanita pada zaman Renaissance memiliki dahi yang lebar
Apakah Anda pernah melihat lukisan-lukisan dari era Renaissance dan merasa bingung dengan penampilan para wanita di dalamnya? Pada zaman tersebut, dahi yang lebar dan melengkung dianggap sebagai simbol kecantikan. Wanita-wanita Eropa pada masa itu tidak ragu untuk mencabut atau mencukur garis rambut mereka demi memperluas dahi mereka. Dengan kata lain, mereka secara sengaja menciptakan penampilan garis rambut yang surut.
-
Apa standar kecantikan masa kini? Kini Standar Kecantikan Sudah Mengalami Pergeseran, Tak Terbatas Pada Gender Di Indonesia, kesadaran terhadap perawatan wajah semakin meningkat dan tidak terbatas pada gender.
-
Apa standar kecantikan di Korea? Sebagai idol dan aktris, reputasinya terletak pada pesona wajahnya yang dianggap sebagai standar kecantikan di Korea.
-
Apa itu susuk kecantikan? Susuk adalah benda kecil yang umumnya terbuat dari emas atau perak, dengan ukuran sekitar 4 cm, yang digunakan untuk meningkatkan aura dan kecantikan.
-
Apa arti kecantikan menurut cermin? Kecantikan adalah keabadian yang menatap dirinya sendiri di cermin.
-
Siapa saja wanita tertinggi dan terpendek? Rumeysa Gelgi, seorang pengembang web dari Turki yang berusia 27 tahun, dan Jyoti Amge, seorang aktris asal India berusia 30 tahun, saling berbagi cerita serta pengalaman hidup mereka di hotel The Savoy, London.
-
Kenapa orang pakai susuk kecantikan? Rasa tidak percaya diri dan ketidakpuasan terhadap penampilan adalah alasan umum di balik penggunaan susuk.
Kaki yang dicat pada zaman Perang Dunia II
Akibat kelangkaan nilon selama Perang Dunia II, wanita mengalami kesulitan dalam mendapatkan pantyhouse. Meskipun demikian, penampilan kaki berwarna cokelat tetap dianggap penting. Situasi ini menyebabkan banyak produk cat kaki terjual habis. Cat tersebut digunakan untuk memberikan efek seperti pantyhouse nilon. Ada juga wanita yang memilih untuk menggunakan kuah daging sebagai pengganti cat.
Pinggang ramping wanita pada Era Edwardian
Selama Era Edwardian, pakaian wanita dirancang untuk merayakan bentuk tubuh wanita dewasa. Ini berarti penggunaan korset yang membuat pinggang terlihat seperti bentuk jam pasir. Namun, banyak yang khawatir bahwa korset yang terlalu ketat dapat mengganggu pernapasan dan memberikan tekanan yang berlebihan pada organ internal. Korset tersebut memaksa tubuh pemakainya ke posisi yang tidak alami, yang menyebabkan mereka bergerak dengan goyangan berlebihan dan terkadang mengakibatkan kerusakan fisik yang berkepanjangan.
Alis berwarna-warni pada wanita dari zaman kuno di Tiongkok
Di masa lalu, wanita di Tiongkok memiliki peluang untuk mengekspresikan kreativitas mereka melalui alis. Mereka sering kali melukis alis menggunakan tinta berwarna hitam, biru, atau hijau, serta membentuknya mengikuti tren yang ada. Pada kesempatan lain, wanita diharapkan memiliki alis yang pendek dan tinggi, yang dikenal sebagai alis kesedihan. Bentuk alis ini melengkung ke atas di bagian tengah, menciptakan kesan ekspresi sedih.
Kuku wanita pada masa Dinasti Qing yang panjang
Orang Tiongkok memiliki tradisi panjang mengenai kuku yang diperpanjang. Wanita pada masa Dinasti Qing sering kali membiarkan kuku mereka tumbuh hingga beberapa sentimeter untuk menambah kecantikan. Beberapa dari mereka bahkan menggunakan pelindung kuku dari emas untuk menjaga keindahan manikur mereka, meskipun terkadang terasa tidak nyaman. Hal ini menjadi simbol status, menunjukkan bahwa mereka berasal dari kalangan yang cukup kaya sehingga tidak perlu bekerja dengan tangan, sementara segala kebutuhan mereka dipenuhi oleh pelayan.
Kaki kecil perempuan dari Tiongkok pada zaman kuno
Asal-usul tren kaki kecil di kalangan wanita Tiongkok kuno masih menjadi misteri. Diperkirakan bahwa tren ini mulai berkembang pada abad ke-13. Wanita-wanita tersebut akan membebat kaki mereka agar terlihat lebih kecil. Proses pembebatan kaki biasanya dimulai pada usia 5 hingga 7 tahun. Kaki anak perempuan tersebut dibalut dengan sangat ketat, sehingga saat ia tumbuh, tulang-tulang kakinya mengalami keretakan, telapak kakinya melengkung, dan jari-jarinya tertekuk ke bawah. Praktik yang menyakitkan dan menyebabkan kecacatan ini didorong oleh daya tarik seksual serta keindahan kaki kecil.
Tren kecantikan kala itu memang tampak mengerikan sekali ya, terlebih standar kecantikan yang bisa melukai fisik seperti membuat kaki dan pinggang menjadi kecil. Bahkan standar kecantikan pinggang kecil dibeberapa wilayah masih menjadi tren. Tapi masyarakat modern sudan bisa menilai mana standar kecantikan yang bisa diikuti dan tidak. Kalau kamu punya standar kecantikan seperti apa?