Dari Rakyat Biasa hingga Idol, Ini Alasan Wajib Militer di Korea Selatan Diberlakukan dan Perannya sebagai Pasukan Pembela Negara
Korea Selatan memberlakukan Darurat Militer, lalu bagaimana nasib para idol yang kini tengah melangsungkan wajib militer (wamil)?
Bagi penggemar K-Pop dan K-Drama, istilah wajib militer (wamil) menjadi topik yang tidak asing. Kewajiban ini sering menimbulkan kekhawatiran karena berarti idola mereka harus meninggalkan dunia hiburan untuk sementara waktu. Namun, wamil di Korea Selatan bukan sekadar tradisi, melainkan tanggung jawab strategis terkait keamanan negara. Berikut ini kita akan membahas sejarah, aturan, dan kehidupan sehari-hari peserta wamil di Korea Selatan.
Sejarah Wajib Militer: Dari Era Goryeo hingga Modern
Konsep wajib militer di Korea Selatan bermula sejak era Dinasti Goryeo. Saat itu, setiap pria diharuskan berpartisipasi dalam menjaga keamanan negara. Namun, sistem wamil modern baru dimulai pada tahun 1948 setelah Korea Selatan merdeka dari Jepang.
Ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan pasca Perang Korea (1950–1953) yang berakhir tanpa kesepakatan damai, membuat kedua negara secara teknis masih dalam keadaan perang. Untuk menghadapi ancaman serangan mendadak, pemerintah Korea Selatan menetapkan wajib militer bagi seluruh pria yang memenuhi syarat fisik dan mental.
Siapa yang Wajib dan Jenis-Jenis Wamil
Wamil diwajibkan bagi pria berusia 19 hingga 35 tahun. Biasanya, pria Korea Selatan mulai menerima panggilan setelah lulus SMA. Penundaan diperbolehkan dengan alasan seperti pendidikan atau situasi keluarga, namun hanya berlaku hingga usia 29 tahun.
Ada dua jenis utama wamil: active duty dan public service.
- Active Duty
Bertugas di angkatan darat selama 21 bulan, angkatan laut 23 bulan, atau angkatan udara 24 bulan.
- Public Service
Berkontribusi di layanan publik seperti kantor pemerintahan atau proyek sipil tanpa pelatihan militer intensif.
Selain itu, terdapat program khusus bernama KATUSA, kerja sama antara militer Korea Selatan dan Amerika Serikat, yang mensyaratkan kemampuan bahasa Inggris tinggi.
Setiap pria yang akan wamil harus menjalani pemeriksaan kesehatan. Mereka dengan level 1–3 masuk kategori active duty, sementara level 4 menjalani public service. Level 5–7 dibebaskan dari wamil karena alasan medis.
Pelatihan Dasar: Langkah Awal Kehidupan Militer
Semua peserta wamil harus menjalani pelatihan dasar selama lima minggu. Pelatihan ini meliputi baris-berbaris, simulasi medan perang dengan ruang gas, hingga mendaki dengan beban berat. Selama pelatihan, disiplin sangat ketat.
Para peserta juga harus menjalani gaya hidup militer, termasuk memotong rambut pendek dan menggunakan perlengkapan dasar yang disediakan militer. Setelah pelatihan selesai, peserta ditempatkan di unit masing-masing untuk menjalani tugas sesuai jenis wamil yang dipilih.
Kehidupan Sehari-Hari Selama Wamil
Peserta wamil memulai hari pada pukul 5 pagi dan beraktivitas hingga sore. Tugas mereka meliputi patroli, logistik, hingga pekerjaan sipil untuk peserta public service. Meskipun hiburan terbatas, olahraga seperti sepak bola menjadi kegiatan favorit.
Para selebritas sering kali diberi tugas tambahan di band militer untuk menghibur warga sipil atau tampil di acara resmi. Salah satu contoh adalah Yunho TVXQ, yang pernah menjadi bagian dari tim hiburan militer.
Dari segi finansial, gaji peserta wamil tergolong kecil, yakni sekitar Rp1,79 juta hingga Rp2,38 juta per bulan. Namun, seluruh kebutuhan hidup mereka selama wamil ditanggung oleh pemerintah.
Hak dan Kewajiban Setelah Wamil
Meski masa wamil selesai, pria Korea Selatan masih terikat kewajiban inactive duty selama delapan tahun. Dalam periode ini, mereka wajib melapor dan menjalani pelatihan tambahan selama 100 jam per tahun. Dalam situasi perang, mereka tetap harus bertugas. Menurut seorang tentara wamil, "Kehidupan wamil bukan hanya tentang kewajiban, tetapi juga menciptakan disiplin, kebersamaan, dan mental yang kuat."
Mengapa Wamil Masih Relevan?
Wajib militer di Korea Selatan tetap dipertahankan karena ketegangan dengan Korea Utara. Ancaman serangan menjadi alasan utama di balik kebijakan ini. Selain itu, wamil dianggap sebagai sarana membentuk karakter, kedisiplinan, dan rasa tanggung jawab.
Meski menjadi tantangan berat, wamil tetap menjadi bagian penting dalam membangun ketahanan nasional Korea Selatan. Baik bagi masyarakat biasa maupun selebritas, pengalaman wamil memberikan pelajaran hidup yang tak ternilai.