Gara-gara Naik Helikopter di Mongolia, Rain Mengakui Ternyata Idap Klaustrofobia
Rain baru mengungkapkan fakta bahwa ternyata ia mengidap klaustrofobia setelah naik helikopter di Mongolia.
Bintang terkenal Korea Selatan, Rain, yang dikenal lewat perannya dalam drama ikonik Full House, baru-baru ini mengungkapkan tantangan personalnya dengan klaustrofobia. Pengakuan ini ia sampaikan dalam video unggahan di kanal YouTube Season B Season pada 7 November 2024. Pengakuan tersebut terjadi saat ia melakukan perjalanan ke Mongolia dan harus menaiki helikopter, situasi yang menantang bagi seseorang dengan klaustrofobia.
Dalam video tersebut, Rain, yang juga merupakan suami dari aktris terkenal Kim Tae Hee, mengakui, "Saya memiliki klaustrofobia ringan. Jadi, saya tidak yakin apakah saya akan baik-baik saja." Meskipun awalnya ragu, dorongan dari orang-orang sekitarnya membuatnya memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan tersebut. Ia duduk di bagian depan, tepat di samping pilot, untuk bisa melihat pemandangan yang lebih luas, yang sedikit banyak membantu mengurangi kecemasannya.
Pengalaman Klaustrofobia dalam Karier Rain
Bukan kali pertama Rain mengalami ketakutan di ruang terbatas. Ia mengenang kembali pengalamannya saat syuting, di mana ia pernah harus berbaring di dalam peti mati untuk sebuah adegan. Bagi Rain, pengalaman tersebut menjadi salah satu pemicu klaustrofobianya. Sejak saat itu, perasaan cemas kerap menyelimutinya setiap kali berada di ruang sempit atau dalam situasi di mana pergerakannya terbatas.
"Setiap kali saya berada dalam situasi di mana pergerakan saya terasa terbatas, saya mulai merasa seperti tidak bisa bernapas, dan saya syok," ungkapnya seperti dikutip dari Liputan6.com. Bagi Rain, klaustrofobia tidak hanya menghadirkan ketakutan biasa, tetapi juga perasaan seolah-olah ia kehilangan kendali atas tubuh dan pikirannya.
Namun, dalam perjalanan helikopter di Mongolia tersebut, suasana menakjubkan dari dataran hijau yang terbentang luas mulai menenangkan dirinya. “Melihat gelombang hijau memberi saya rasa damai. Naik helikopter sungguh menyenangkan,” ujarnya. Pemandangan indah tersebut membantu meredakan ketegangan yang dirasakannya dan membuat pengalaman itu menjadi lebih menyenangkan.
Memahami Klaustrofobia: Gangguan yang Tak Asing Lagi
Klaustrofobia atau ketakutan berlebihan terhadap ruang sempit bukanlah kondisi yang asing di kalangan masyarakat. Berdasarkan data dari Health Research Funding, sekitar 10 persen populasi dunia diketahui mengalami klaustrofobia dalam berbagai tingkatan. Gangguan ini memicu berbagai gejala seperti berkeringat, mual, jantung berdetak cepat, hingga kesulitan bernapas.
Orang dengan klaustrofobia sering kali mengalami perasaan takut yang mendalam ketika berada dalam ruang sempit, seperti lift, kereta bawah tanah, atau bahkan pesawat. Dalam kasus Rain, pengalamannya dengan ruang sempit saat syuting menjadi pemicu klaustrofobianya. Meski sebagian orang memilih menghindari situasi yang memicu ketakutan tersebut, beberapa lainnya berupaya menanganinya melalui terapi dan pengobatan.
Penanganan Klaustrofobia: Terapi dan Pengobatan
Salah satu metode paling efektif untuk menangani klaustrofobia adalah psikoterapi, khususnya terapi eksposur. Dalam terapi ini, penderita perlahan-lahan dihadapkan pada situasi yang memicu ketakutan mereka, misalnya mendekati lift, kemudian mencoba menaikinya secara bertahap. Metode eksposur ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan mental dan mengurangi kecemasan dari waktu ke waktu.
Selain terapi, beberapa penderita klaustrofobia juga mungkin membutuhkan bantuan obat-obatan, seperti antidepresan atau obat penenang, yang membantu mengurangi respons panik dalam jangka pendek. Para ahli menyarankan agar pengobatan ini dipadukan dengan psikoterapi untuk hasil yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Fakta Menarik Seputar Klaustrofobia
Klaustrofobia, yang merupakan salah satu jenis fobia spesifik, memiliki sejumlah fakta menarik yang tidak banyak diketahui. Berikut beberapa di antaranya menurut laman Health Research Funding:
Perasaan Kehilangan Kontrol – Perasaan yang paling sering dialami penderita klaustrofobia adalah ketakutan kehilangan kontrol atas dirinya.
Banyak yang Tak Terdeteksi – Banyak penderita klaustrofobia tidak pernah mendapat diagnosis formal, karena mereka cenderung menghindari ruang sempit.
Pengaruh Keluarga – Terkadang, anak-anak dari orangtua yang mengalami klaustrofobia juga akan merasakan hal yang sama karena adanya pengaruh ketakutan yang dirasakan orangtua mereka.
Wanita Lebih Rentan – Berdasarkan data, wanita dua kali lebih rentan menderita klaustrofobia dibandingkan pria.
Jenis Fobia Lain – Klaustrofobia termasuk dalam kategori fobia spesifik, dan sekitar 10 persen populasi dunia mengalami jenis fobia ini.
Rain dan Tantangan Baru dalam Drama Red Swan
Meski mengalami klaustrofobia, Rain tetap aktif menjalani kariernya di dunia hiburan. Pada tahun 2024, ia kembali berakting dalam drama Korea berjudul Red Swan, di mana ia berperan sebagai seorang pengawal bernama Seo Do Yoon. Dalam drama ini, karakter Rain mendapatkan sedikit dialog, sehingga ia harus lebih fokus pada ekspresi dan bahasa tubuh.
"Aku tak punya banyak dialog, tapi tetap harus memiliki kesan kuat dan dalam. Jadi aku mesti berusaha keras soal nada bicara, dan fokus latihan vokal," ujarnya, dikutip dari The Korea Times. Tidak hanya dialog yang menantang, ia juga melakukan banyak adegan aksi berbahaya secara langsung tanpa pemeran pengganti. Sutradara Park Hong Kyun menyebut Rain sebagai aktor yang sangat profesional dalam adegan aksi, bahkan mengatakan, “Ia adalah masternya adegan laga.”
Selain itu, Park Hong Kyun juga memuji kemampuan Rain dalam menghadirkan emosi dalam adegan dramatis, menambahkan bahwa ia terkesan dengan kemampuan Rain menampilkan akting emosional yang subtil. “Aku tahu ia hebat dalam adegan laga, tapi aku juga kaget ia mampu menampilkan akting emosional secara subtil,” kata sang sutradara.
Perjalanan Rain dalam mengatasi klaustrofobia di tengah kesibukannya sebagai aktor adalah contoh inspiratif. Meski menghadapi ketakutan dalam ruang sempit, ia tetap profesional dan mampu menyelesaikan adegan-adegan menantang di drama terbarunya.
Pengalamannya naik helikopter di Mongolia adalah salah satu contoh keberanian dalam menghadapi ketakutan demi terus berkarya. Tantangan klaustrofobia yang dihadapinya membuktikan bahwa meski memiliki fobia, seseorang tetap bisa beradaptasi dan menjalani kehidupan yang produktif.