Cara Mencegah Stunting Sejak Dini, Perbedaan dan Fakta yang Wajib Diketahui
Pahami perbedaan antara anak yang pendek dan mengalami stunting. Langkah pencegahan stunting yang dapat dilakukan sejak masa kehamilan hingga tumbuh besar.
Stunting tetap menjadi masalah serius dalam kesehatan anak di Indonesia. Berdasarkan data yang ada, stunting sering disebabkan oleh kekurangan gizi jangka panjang atau infeksi yang terjadi berulang kali, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan seorang anak. Namun, masyarakat sering bertanya: apakah anak yang memiliki tinggi badan di bawah rata-rata pasti mengalami stunting? Jawabannya tidak sesederhana itu. Meskipun perawakan yang pendek merupakan salah satu tanda utama dari stunting, tidak semua anak yang bertubuh pendek dapat dikategorikan sebagai stunting.
Ada beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan kondisi ini. Menurut beberapa sumber yang dirilis pada Selasa (19/11), ada berbagai faktor yang mempengaruhi dan menjelaskan mengapa seorang anak bisa mengalami stunting.
-
Bagaimana cara pencegahan stunting? Melalui pelatihan ini, kami berharap para bidan dapat melatih kader Posyandu sebagai garda terdepan dalam memberikan pendampingan yang tepat kepada ibu hamil, sehingga dapat mencegah terjadinya BBLR dan stunting di Manggarai Barat,' jelasnya.
-
Bagaimana cara mencegah stunting? Hasto mengatakan, cegah stunting penting di periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPH). Sejak terjadinya konsepsi sampai usia bayi dua tahun. 'Dalam masa tersebut pola asuh dan asupan yang berkualitas seperti ikan perlu diberikan kepada anak. Sebab 80 persen kecerdasan anak terbentuk di 1.000 HPK. Ini sangat penting bagi perkembangan anak selanjutnya,' kata Hasto.
-
Kapan usia penting cegah stunting? Hasto mengatakan, cegah stunting penting di periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPH). Sejak terjadinya konsepsi sampai usia bayi dua tahun. 'Dalam masa tersebut pola asuh dan asupan yang berkualitas seperti ikan perlu diberikan kepada anak. Sebab 80 persen kecerdasan anak terbentuk di 1.000 HPK. Ini sangat penting bagi perkembangan anak selanjutnya,' kata Hasto.
-
Kenapa pencegahan stunting penting? Pembahasan dari pelatihan ini melibatkan penelitian yang menunjukkan bahwa BBLR adalah salah satu faktor risiko utama yang berkontribusi pada stunting, sehingga pencegahan sejak masa kehamilan sangat penting.
-
Bagaimana cara mencegah stunting pada anak? Selain itu juga penting untuk mengetahui cara mencegah anak mengalami kondisi stunting.
Perbedaan Bertubuh Pendek dan Stunting
Tidak semua anak yang memiliki tinggi badan di bawah rata-rata dapat diidentifikasi sebagai stunting. Stunting merupakan kondisi yang bersifat kronis, yang biasanya disebabkan oleh kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama atau adanya infeksi yang terjadi secara berulang. Anak-anak yang mengalami stunting umumnya menunjukkan berat badan yang berada di bawah standar, pertumbuhan tulang yang terhambat, serta mengalami gangguan dalam perkembangan fisik dan mental. Namun, tinggi badan yang pendek pada anak juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik.
Anak-anak yang memiliki orang tua dengan tubuh pendek cenderung mewarisi tinggi badan yang serupa tanpa adanya gangguan dalam pertumbuhan. Oleh karena itu, untuk menentukan apakah seorang anak mengalami stunting atau tidak, perlu dilakukan analisis terhadap indikator lainnya, seperti berat badan, pola makan, dan riwayat kesehatan anak tersebut.
Ciri-Ciri Mengalami Stunting
Anak-anak yang mengalami stunting umumnya menunjukkan beberapa gejala yang dapat dikenali. Salah satu tanda yang paling mencolok adalah sebagai berikut.
Berat Badan Rendah: berat badan mereka berada di bawah rata-rata untuk usia yang seharusnya.
Pertumbuhan Tulang Terhambat: tinggi badan anak tampak lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.
Rentan Sakit: anak dengan stunting cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga lebih mudah terjangkit berbagai penyakit.
Gangguan Belajar: menjadi masalah, di mana anak sering kali kesulitan dalam berkonsentrasi atau memahami pelajaran yang diajarkan.
Pada anak-anak yang menderita penyakit kronis seperti anemia atau tuberkulosis (TBC), gejala stunting dapat menjadi lebih rumit. Misalnya, bayi mungkin menunjukkan tanda-tanda enggan untuk menyusu, sering mengalami sesak napas, atau bahkan memiliki kuku yang berbentuk seperti sendok, yang dikenal dengan istilah clubbing finger. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan mereka lebih serius dan memerlukan perhatian medis yang lebih intensif. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda ini agar dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dan perawatan yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pencegahan Dapat Dimulai Sejak Didalam Kandungan
Pencegahan stunting sebaiknya dimulai sejak dini, bahkan saat anak masih dalam kandungan.
Ibu Hamil Perlu Mengonsumsi Makanan Bergizi: untuk memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan, terutama dengan memilih makanan yang kaya akan protein, sayuran, buah-buahan, serta sumber zat besi seperti daging merah.
Memberi Asi Eksklusif: selama enam bulan pertama kehidupan bayi sangat krusial. Kandungan kolostrum yang terdapat dalam ASI dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi, sehingga dapat mengurangi risiko infeksi yang dapat berdampak negatif pada pertumbuhan mereka.
Langkah Penting yang Dilakukan Setelah Bayi Lahir
Setelah mencapai usia enam bulan, anak perlu mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI) yang kaya akan gizi. Protein hewani, seperti daging dan telur, merupakan elemen penting yang mendukung pertumbuhan tulang serta otot anak.
Selanjutnya, penting untuk memantau pertumbuhan anak secara rutin. Anda dapat membawanya ke Posyandu atau fasilitas kesehatan setiap bulan untuk mengukur berat dan tinggi badan. Dengan cara ini, Anda dapat mendeteksi lebih awal gejala stunting dan mengambil tindakan yang diperlukan.
Selain itu, jangan lupa untuk melengkapi imunisasi anak. Imunisasi berfungsi tidak hanya untuk melindungi dari berbagai penyakit berbahaya, tetapi juga untuk mencegah terjadinya hambatan dalam pertumbuhan yang dapat menyebabkan stunting.
Kebersihan dan Gaya Hidup
Memelihara kebersihan lingkungan yang baik sangat krusial untuk mencegah terjadinya stunting. Anak-anak yang sering berada dalam lingkungan yang kotor lebih rentan terhadap infeksi, yang dapat mengganggu proses pertumbuhan mereka.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan rumah dan area bermain anak agar selalu dalam kondisi bersih. Selain itu, pendidikan mengenai kebersihan juga perlu ditanamkan, seperti mengajarkan anak dan seluruh anggota keluarga untuk mencuci tangan sebelum makan atau setelah menggunakan toilet, guna mengurangi risiko penyebaran kuman.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Stunting
Apa yang menjadi penyebab utama stunting pada anak?
Stunting terjadi akibat kekurangan gizi yang berkepanjangan serta adanya infeksi yang terjadi berulang kali. Kondisi ini umumnya sangat berpengaruh pada periode 1.000 hari pertama kehidupan seorang anak, yang mencakup masa kehamilan hingga usia dua tahun. Pada fase kritis ini, asupan gizi yang tepat sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Jika anak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, maka risiko terjadinya stunting akan meningkat, yang dapat mengakibatkan dampak jangka panjang pada kesehatan dan kualitas hidup mereka.
Apakah masalah stunting dapat diatasi?
Perbaikan stunting menjadi sangat menantang setelah anak mencapai usia dua tahun. Oleh karena itu, langkah pencegahan harus diutamakan sedini mungkin untuk menghindari masalah ini.
Apa langkah yang bisa diambil untuk mencegah stunting pada anak?
Penting untuk memantau perkembangan anak secara berkala. Pastikan mereka mendapatkan asupan gizi yang seimbang, imunisasi yang lengkap, serta lingkungan yang bersih agar tumbuh kembangnya optimal. Dengan melakukan hal-hal tersebut, kita dapat mendukung kesehatan dan kesejahteraan anak. Selain itu, perhatian terhadap kebersihan lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan anak. Oleh karena itu, peran orang tua dalam menjaga kesehatan anak sangatlah krusial.