Stunting Adalah Gangguan Pertumbuhan pada Anak, Berikut Gejala dan Cara Mencegahnya
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan makanan yang bergizi dan infeksi kronis pada periode pertumbuhan mereka.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan makanan yang bergizi dan infeksi kronis pada periode pertumbuhan mereka.
Stunting adalah Gangguan Pertumbuhan pada Anak, Berikut Gejala dan Cara Mencegahnya
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan makanan yang bergizi dan infeksi kronis pada periode pertumbuhan mereka.
Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), stunting didefinisikan sebagai kondisi ketidakcukupan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang biasanya terjadi pada anak-anak akibat kurangnya gizi dan asupan makanan yang sehat.
-
Apa ciri khas anak stunting? Dokter Hasto membeberkan ciri khas stunting adalah bertubuh pendek. Tetapi, kata dokter Hasto, pendek belum tentu stunting. Ciri yang lebih khas lagi, katanya, anak stunting tidak cerdas dan sering sakit-sakitan.
-
Apa ciri stunting pada anak? Pada umumnya, anak-anak yang mengalami kondisi stunting mempunyai tinggi badan yang lebih pendek bila dibanding dengan anak seusianya.
-
Bagaimana cara mencegah stunting pada anak? Selain itu juga penting untuk mengetahui cara mencegah anak mengalami kondisi stunting.
-
Apa yang menyebabkan stunting? Apalagi stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan kurangnya stimulasi.
-
Mengapa stunting berbahaya untuk anak? Sebab, stunting mampu menyebabkan dampak kesehatan yang lebih buruk di kemudian hari. Misalnya seperti mempengaruhi imunitas tubuh dan perkembangan otak anak.
-
Apa dampak stunting pada individu? “Dampak stunting bukan hanya tinggi badan. Akan tetapi kualitas hidup individu akibat munculnya penyakit kronis, ketertinggalan dalam kecerdasan, dan kalah di dalam persaingan.
Faktor penyebab stunting meliputi pola makan yang tidak sehat, kekurangan gizi, akses terbatas terhadap asupan makanan bergizi, serta infeksi kronis seperti diare dan penyakit pernafasan.
Untuk menentukan apakah seorang anak menderita stunting, dapat dilakukan dengan mengukur tinggi badan anak secara berkala dan membandingkannya dengan standar pertumbuhan anak sehat.
Berikut beberapa penyebab stunting dan cara mencegahnya.
Penyebab Stunting
Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, infeksi, serta faktor lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan optimal.
Kondisi ini bisa terjadi saat anak masih dalam kandungan, ketika bayi lahir, atau saat masa pertumbuhan dan perkembangan.
Berikut beberapa penyebab stunting, antara lain:
1. Ibu Hamil Kekurangan Asupan Gizi
Asupan gizi yang mencukupi sangat penting bagi ibu hamil untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin yang sehat.
Kurangnya asupan gizi pada ibu hamil dapat berdampak buruk pada pertumbuhan janin, termasuk risiko lahir prematur, berat badan lahir rendah, serta gangguan perkembangan janin.
Beberapa jenis vitamin yang direkomendasikan untuk kesehatan ibu hamil antara lain asam folat, kalsium, zat besi, vitamin D, dan omega-3. Asam folat sangat penting untuk mencegah cacat tabung saraf pada janin, sedangkan kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi janin.
Zat besi diperlukan untuk mencegah anemia pada ibu hamil, sementara vitamin D berguna untuk kalsium dan fosfor dalam tubuh. Omega-3 membantu perkembangan otak dan mata janin.
2. Pola Makan Tidak Seimbang
Pola makan yang tidak seimbang dapat berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Pentingnya konsumsi sayuran, buah-buahan, dan sumber protein dalam pola makan anak sangatlah vital untuk mencegah kekurangan nutrisi.
Sayuran dan buah-buahan mengandung banyak serat, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan yang sehat.
Tidak hanya itu, faktor genetik juga dapat berpengaruh pada risiko stunting, yaitu kondisi di mana pertumbuhan anak terhambat akibat kekurangan gizi yang kronis.
Pola makan yang tidak seimbang dapat memperburuk risiko ini, sehingga sangat penting untuk memperhatikan nutrisi yang cukup dan seimbang bagi anak.
Dampak dari pola makan yang tidak seimbang dapat menghambat pertumbuhan optimal anak, baik secara fisik maupun mental.
3. Perawatan yang Tidak Memadai Usai Melahirkan
Perawatan yang tidak memadai usai melahirkan dapat meningkatkan risiko kelelahan kronis, sindrom baby blues, dan depresi pasca melahirkan pada ibu.
Pentingnya perawatan yang memadai termasuk pemantauan kesehatan mental dan fisik ibu, dukungan emosional, istirahat yang cukup, dan nutrisi yang seimbang. Perawatan yang memadai juga dapat membantu ibu agar dapat memberikan ASI yang cukup dan berkualitas bagi bayi.
Tujuan perawatan pasca melahirkan untuk ibu adalah untuk memastikan ibu pulih secara fisik dan mental serta dapat memberikan ASI yang memadai bagi bayi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan perawatan pasca melahirkan termasuk kondisi kesehatan fisik dan mental ibu sebelum dan selama kehamilan, dukungan dari keluarga dan lingkungan, serta akses terhadap layanan kesehatan.
Gizi anak yang tidak terpenuhi
Faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya penuhnya gizi anak antara lain adalah pola makan yang buruk dan kekurangan asupan ASI eksklusif.
Pola makan yang buruk dapat disebabkan oleh rendahnya pengetahuan orang tua tentang nutrisi yang dibutuhkan anak, keterbatasan ekonomi dalam membeli makanan bergizi, atau kurangnya akses terhadap makanan bergizi.
Selain itu, kekurangan ASI eksklusif juga dapat menyebabkan kurangnya gizi pada anak, karena ASI merupakan sumber gizi utama yang sangat penting untuk pertumbuhan anak.
Dampak dari kekurangan nutrisi pada anak, terutama terhambatnya pertumbuhan fisik, dapat menyebabkan stunting. Stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan fisik anak terhambat dan tidak sesuai dengan usianya.
Ciri-ciri Stunting
Anak stunting biasanya memiliki ciri-ciri seperti berat badan dan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya, lambatnya pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif, serta rentan terhadap penyakit infeksi dan gangguan sistem kekebalan tubuh.
Faktor penyebab stunting antara lain gizi buruk, infeksi kronis, perawatan ibu yang kurang selama kehamilan, serta lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan anak. Gejala anak stunting meliputi kurang energi, kelelahan, dan gangguan konsentrasi.
Untuk mencegah stunting, penting untuk memberikan asupan gizi yang seimbang kepada anak sejak dini, menyediakan akses ke layanan kesehatan yang baik, memberikan pendidikan serta pemahaman yang benar kepada orangtua tentang pentingnya perawatan anak, serta menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi pertumbuhan mereka.
Program untuk Mencegah Stunting
Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi pada masa pertumbuhan. Hal ini dapat menyebabkan dampak jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan anak. Untuk mencegah terjadinya stunting, diperlukan program yang komprehensif dan terpadu.
Berikut beberapa cara mencegah stunting, antara lain:
Cara Mencegah Stunting Masa Kehamilan
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin selama kehamilan meliputi pola makan yang tidak seimbang, kurangnya asupan gizi, serta kondisi kesehatan ibu seperti anemia atau obesitas.
Dampaknya, bayi yang lahir dapat memiliki berat badan rendah, risiko penyakit, atau perkembangan fisik dan mental yang terhambat.
Untuk memastikan bahwa ibu hamil mendapatkan asupan gizi yang cukup, penting untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan protein, vitamin, mineral, dan karbohidrat.
Konsultasi dengan ahli gizi atau dokter juga penting untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan gizi ibu hamil dan janin, serta tentang suplemen yang diperlukan.
Dengan asupan gizi yang cukup selama kehamilan, pertumbuhan janin dapat optimal dan risiko stunting pada bayi dapat diminimalkan.
Masa balita
Untuk memulai program pencegahan stunting pada masa balita, langkah-langkah yang perlu dilakukan meliputi pemantauan kesehatan bayi pada 1.000 hari pertama kehidupan, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita, stimulasi perkembangan anak, dan pemberian imunisasi yang diterapkan pemerintah.
Pertama, penting untuk memantau kesehatan bayi sejak lahir hingga usia 1.000 hari pertama kehidupan. Pemantauan ini meliputi pemeriksaan rutin dan pencatatan perkembangan kesehatan bayi.
Selanjutnya, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan penuh sangat penting untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita juga diperlukan untuk mengetahui apakah mereka tumbuh dan berkembang dengan baik atau mungkin mengalami stunting.