Arkeolog Kaget, Makam Kuno Berusia 2000 Tahun Berisi Harta Karun Baju Zirah dari Sisik Ikan
Makam itu milik bangsawan dari Dinasti Han yang ditemukan di Provinsi Jiangzi, China timur.
Sebuah penemuan baju zirah di makam kuno milik seorang bangsawan dari Dinasti Han mengejutkan para arkeolog.
Peneliti dari Institut Arkeologi dan Peninggalan Budaya Provinsi Jiangxi menemukan sebuah baju zirah bersisik ikan di makam Marquis Liu He di daerah Nanchang, China timur.
-
Apa yang ditemukan di dalam makam berusia 2000 tahun? Misteri kuburan berusia 2000 tahun yang berisi sebuah kaca dan pedang akhirnya terpecahkan.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di China? Arkeolog asal China menemukan artefak yang diperkirakan berusia 5.000 tahun berbentuk patung naga yang diukir dari batu giok.
-
Apa yang ditemukan arkeolog? Arkeolog Dikejutkan dengan Penemuan Fosil Dinosaurus Bertangan Mungil Menariknya tangan dinosaurus ini lebih kecil dibandingkan T-Rex. Tyrannosaurus rex dikenal sebagai dinosaurus buas yang memiliki tangan kecil. Kini, kelompok dinosaurus dengan karakteristik seperti itu mendapat anggota baru dengan ditemukannya sebuah spesies dinosaurus baru di Formasi La Colonia, Patagonia, Amerika Selatan.
Yang Jun, kepala tim penggali, mengatakan kepada Universitas Xinhua bahwa potongan-potongan baju besi ini ditemukan di makam Liu He, seorang Marquis dari Haihun periode Dinasti Han sekitar 206 SM hingga 25 SM.
“Pelat terkecil hanya selebar 1 sentimeter dan tebal sekitar 0,2 sentimeter, menjadikannya pelat baja berskala terkecil yang ditemukan dari situs Dinasti Han,” kata Bai Rongjin, seorang peneliti dari Akademi Ilmu Sosial China, seperti dilansir Arkeonews, Jumat (20/12).
Berbeda dari baju zirah pada masanya
Menurut Bai, baju zirah bersisik kebanyakan ditemukan di makam Dinasti Han dan biasanya dibuat dengan bahan tunggal, dengan setiap pelat berukuran lebar 4 hingga 10 sentimeter. Semakin kecil pelat baju zirah, semakin banyak pelat yang dibutuhkan untuk merakit baju zirah tersebut dan semakin rumit proses pembuatannya.
Menariknya, potongan-potongan baju besi bersisik ikan itu ditemukan bersama pedang di luar kotak-kotak pernis, kotak penyimpanan itu justru dalam kondisi lapuk.
"Makam itu diketahui telah mengalami gempa bumi dan naiknya permukaan air tanah yang disebabkan oleh intrusi Danau Poyang. Lingkungan pemakaman telah membuat bagian-bagian baju besi menjadi tipis dan rapuh," ujar Yang.
Yang dan timnya kemudian melakukan konservasi terhadap baju zirah tersebut. Perlu waktu dua tahun untuk menyelesaikan perbaikan baju zirah yang berisi sekitar 6.000 potong pelat.
Menurut penelitian awal tim konservasi budaya, baju besi itu terbuat dari bahan yang dipernis dengan kulit, perunggu, dan besi. Berbeda dengan kebiasaan Dinasti Han yang hanya menggunakan satu bahan untuk baju zirah. Desain gabungan semacam ini baru pertama kali ditemukan dari Dinasti Han.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti