Mengenal Hikikomori, Budaya Isolasi Diri pada Anak Muda di Jepang
Budaya hikikomori semakin marak terjadi di Jepang. Namun, apakah itu sebenarnya?
Mengenal Hikikomori, Budaya Isolasi Diri pada Anak Muda di Jepang
Pernah mendengar istilah Hikikomori? Ini merupakan sebuah fenomena di mana pelakunya menarik diri dari lingkungan sosial dan menghindari kontak dengan siapapun, termasuk anggota keluarga. Mirisnya, sebagian besar populasi hikikomori di Jepang ini merupakan orang-orang yang masih terbilang muda.
Hikikomori sendiri berasal dari kata ‘hiki’ yang berarti menarik dan ‘komori’ yang bermakna berada di dalam.
Jadi, dapat dikatakan bahwa pelaku hikikomori ini sering menghabiskan waktu mereka di dalam kamar, tanpa melakukan kegiatan yang berarti.
-
Kenapa orang Jepang memilih isolasi diri? Penyebab pasti hikikomori belum diketahui, tetapi beberapa faktor diduga berkontribusi. Bullying di lingkungan sekolah, tekanan akademis yang tinggi, kurangnya kasih sayang atau perhatian berlebihan dari keluarga, dan perkembangan teknologi yang memungkinkan isolasi digital, semuanya dapat menjadi pemicu.
-
Apa ciri-ciri Hikikomori? Beberapa gejala hikikomori, seperti yang diidentifikasi dalam penelitian Frontiers in Psychiatry (2016), melibatkan menghabiskan sebagian besar waktu di dalam rumah, kekurangan teman, gangguan tidur, kehilangan semangat terhadap sekolah atau pekerjaan, dan isolasi diri selama minimal enam bulan.
-
Bagaimana cara mengatasi hikikomori? Dalam mengatasi hikikomori, keluarga dan lingkungan berperan penting. Membawa individu tersebut ke psikolog untuk pemeriksaan adalah langkah awal. Psikoterapi dan obat-obatan mungkin direkomendasikan berdasarkan gejala dan tingkat keparahan.
-
Siapa yang paling terdampak oleh isolasi sosial? Sedikit orang yang bisa berkembang dalam isolasi. Penelitian menunjukkan peningkatan penyakit jantung, stroke, dan demensia pada pria yang kesepian.
-
Siapa yang terdampak isolasi sosial karena gangguan mental? Banyak orang dengan gangguan kesehatan mental mengalami isolasi sosial karena stigma atau karena gejala-gejalanya yang menghambat kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain.
-
Kenapa orang Jepang mengembangkan ikigai? Ikigai adalah filosofi Jepang berusia 3000 tahun, merujuk pada sesuatu yang dapat memberikan tujuan dan alasan untuk hidup.
Pada dasarnya, mereka hanya mengurung diri sepanjang hari di kamar tanpa pergi ke mana pun, kecuali sesekali ke perpustakaan atau berbelanja di toko sekitar rumah. Di waktu siang, mereka hanya tidur dan kembali begadang di malam harinya.
Menyedihkannya, para pelaku hikikomori ini kebanyakan berasal dari kalangan orang cerdas dan memiliki intelektual yang tinggi. Bahkan, beberapa di antara mereka ada yang merupakan lulusan dari perguruan tinggi. Menurut pakar hikikomori, Dr.Takahiro Kato, ada sekitar 1 persen populasi Jepang yang mengidap gangguan sosial seperti ini. Bahkan berdasarkan pengamatannya, setidaknya ada beberapa pria dewasa berusia 50 tahunan yang telah menarik diri dari kontak sosial selama 30 tahun lebih.
Penyebab Terjadinya Hikikomori
Bukan tanpa sebab orang-orang menjadi hikikomori. Pengidap hikikomori pada umumnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekolah, di mana mereka mengalami bullying tanpa satu orang pun yang membela. Selain itu, bisa juga karena faktor keluarga yang memiliki banyak tuntutan dan ekspektasi yang tinggi.
Penyebab hikikomori juga bisa berasal dari faktor individu.
Biasanya orang-orang yang memiliki tingkat stress dan depresi lah yang menjadi faktor pendukung mengapa seseorang bisa sangat menarik diri dari aktivitas sosial. Mereka cenderung takut dan malu untuk memperlihatkan diri sendiri ke hadapan banyak orang.
Tanda-Tanda Seorang Hikikomori
Pelaku hikikomori umumnya memiliki tanda-tanda tertentu yang membedakan mereka dari orang-orang normal. Adapun itu adalah lebih menyukai isolasi sosial, memiliki minat interaksi yang minim, kesulitan berkomunikasi, lebih suka menghabiskan waktu sendirian, dan memiliki gangguan tidur serta makan.
Di Indonesia sendiri juga terdapat sebuah fenomena yang hampir sama persis dengan hikikomori.
Adapun itu adalah ‘nolep’, istilah gaul yang kini sering dipakai oleh anak-anak muda Indonesia. Istilah nolep sebenarnya adalah plesetan dari bahasa Inggris ‘no life’ yang berarti tidak memiliki kehidupan. Yup, julukan ini biasa digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang lebih sering menghabiskan waktu di rumah tanpa bekerja, sekolah, dan bersosialisasi.