Resep Telur Ceplok Kuah Kecap, Hidangan Sahur Nikmat dan Bergizi
Telur ceplok yang dibumbui kecap, meskipun tampak sederhana, dapat menjadi pilihan istimewa untuk menu sahur Anda.

Telur adalah pilihan protein yang selalu tepat dan mudah diolah menjadi berbagai hidangan. Mulai dari telur rebus, telur ceplok, hingga telur balado, semua sajian tersebut selalu memiliki cita rasa yang lezat dan bervariasi. Selain itu, telur juga kaya akan protein dan nutrisi penting lainnya.
Dengan mengonsumsi dua butir telur setiap hari, kebutuhan energi Anda dapat terpenuhi. Oleh karena itu, menyajikan telur dalam berbagai bentuk, terutama saat sahur, pasti sangat menggugah selera. Selain itu, harga telur juga lebih terjangkau dibandingkan dengan daging atau ayam, sehingga menjadi pilihan yang ekonomis.
Pada kesempatan ini, Anda dapat mencoba resep telur ceplok dengan bumbu kecap, setelah sebelumnya membuat telur dadar dan telur balado. Jika Anda mencari racikan yang lebih kaya rasa, simaklah resep praktis telur ceplok kuah kecap yang dilansir Oleh Merdeka.com dari laman Cookpad pada, Selasa(18/3/2025).
Telur Ceplok Kuah Kecap
Bahan-bahan :
- 4 butir telur ayam
- 4 siung bawang merah
- 4 siung bawang putih
- 2 buah cabe merah besar atau keriting
- 5 buah cabe rawit
- 1 batang daun bawang
- 500 ml air
- Secukupnya minyak untuk menumis
Untuk bumbu yang digunakan, siapkan:
- 4 sdm kecap manis
- 1 sdm kecap asin
- 1 sdt kaldu bubuk
- 1 sdt garam1 sdt gula
- 1 sdt merica bubuk
Cara Membuat:
- Siapkan semua bahan yang diperlukan.Iris bawang merah, bawang putih, cabe merah, dan daun bawang secara tipis.
- Panaskan sedikit minyak dan goreng telur ceplok hingga matang.
- Campurkan semua bumbu dalam satu mangkuk, lalu aduk hingga merata.
- Panaskan sedikit minyak, tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum, kemudian tambahkan air.
- Setelah air mendidih, masukkan bumbu yang sudah dicampur.
- Tambahkan cabe rawit utuh dan cabe merah, lalu aduk rata dan koreksi rasa.
- Masukkan telur ceplok dan daun bawang, masak selama sekitar tiga menit. Sajikan dalam keadaan hangat.
Mengonsumsi Telur dapat Membantu Mengatasi Masalah Gizi Buruk

Telur diakui sebagai salah satu sumber protein hewani yang sangat baik, yang berpotensi menurunkan stunting dan masalah gizi buruk pada anak-anak. Protein memiliki peran penting dalam pembentukan hormon pertumbuhan serta membangun struktur protein pada tulang, sehingga mempengaruhi pertumbuhan anak secara keseluruhan.
Dokter spesialis anak yang juga merupakan konsultan nutrisi dan penyakit metabolik, Damayanti R Syarif, menjelaskan bahwa terdapat dua jenis protein, yaitu nabati dan hewani, seperti telur. Dia menekankan bahwa protein hewani dapat membantu anak tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan protein nabati. "Penelitian di Ekuador pada 2017 menunjukkan, telur sumber protein hewani terbaik setelah susu. Mereka bikin penelitian untuk melihat sumber protein yang terbaik," ungkap Damayanti dalam dialog mengenai Protein Hewani dan 9 Asam Amino Esensial (AAE) pada Kamis, 15 April 2021.
Lebih lanjut, Damayanti menambahkan, "Jadi, setiap anak begitu dapat Makanan Pendamping ASI (MPASI) diberikan sebutir telur selama enam bulan. Hasilnya, tinggi badan anak yang dikasih telur lebih baik. Lebih tinggi badannya dan lebih bisa menurunkan stunting sekitar 47 persen." Penelitian di Ekuador tersebut menunjukkan bahwa anak-anak yang berusia antara 6 bulan hingga satu tahun dan diberi satu telur setiap hari, ternyata mengalami penurunan prevalensi masalah gizi buruk yang signifikan.
Studi Mengenai Kandungan Gizi dalam Telur

"Gizi buruk dapat menurun hingga 74 persen," jelas Damayanti. Dia juga menambahkan bahwa pada tahun 2014, sebuah studi mengenai konsumsi protein hewani dilakukan di sebuah desa di Uganda, yang dibandingkan dengan desa lain yang mengandalkan protein nabati.
"Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak berusia nol hingga 36 bulan yang diberikan protein hewani memiliki tubuh yang lebih tinggi dan ramping, sementara anak-anak yang mengonsumsi protein nabati cenderung lebih pendek dan gemuk. Perbedaan ini sudah terlihat jelas," ujarnya.
Damayanti melanjutkan, "Selanjutnya, penelitian lebih lanjut dilakukan oleh para peneliti di Eropa. Mereka menemukan bahwa hormon pertumbuhan meningkat ketika anak-anak mengonsumsi protein hewani, seperti telur dan susu.
Sebaliknya, hormon pertumbuhan tidak menunjukkan peningkatan jika mereka hanya mengonsumsi protein nabati." Data yang ada menunjukkan bahwa di wilayah Asia Tenggara, Indonesia dan Filipina adalah dua negara yang juga mengonsumsi protein.
Jika kita perhatikan, komposisi protein hewani di Filipina lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia. "Hal ini dapat dilihat dari angka stunting di Filipina yang lebih rendah dibandingkan di Indonesia," kata Damayanti, yang berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.