Profil
Gitalis Dwi Natania
Gitalis Dwi Natarina lahir di Garut, Jawa Barat pada 10 Oktober 1985. Namanya menjadi terkenal secara nasional setelah memenangi Kontes Dangdut Indonesia (KDI) tahap kedua (2005) yang diadakan oleh stasiun Televisi Pendidikan Indonesia. Karena itulah, Gita yang berjilbab ini lebih dikenal dengan nama Gita KDI.
Sebelum tenar oleh ajang KDI, sebenarnya Gita telah banyak berprestasi di ajang tarik suara untuk wilayah Garut dan Jawa Barat. Ia beberapa kali menjuarai kontes menyanyi, kasidah dan bahkan MTQ di kota kelahirannya tersebut.
Sejalan dengan keberhasilannya dalam menjuarai KDI 2, maka ketenarannya pun semakin meningkat. Gita telah membintangi beberapa sinetron di layar kaca, yaitu Pacar Dunia Akherat, Rindu-Rindu Asmara, Si Entong, dan Fatimah.
Dalam membawakan lagu-lagu dangdutnya dan saat berakting, Gita tetap menunjukkan sikap yang santun dan konsisten dengan jilbabnya. Ini merupakan salah satu ciri khasnya yang cukup unik, mengingat kesan penyanyi dangdut Indonesia yang sering digambarkan dengan busana seksi dan tingkah yang vulgar. Ia pernah berkata, “Saya melihat Rita Sugiarto dan Rhoma Irama, tanpa aneh-aneh, mereka abadi jadi penyanyi dangdut.”
Jalan keartisan Gita menjadi bercabang ketika pada tahun 2008 ia menjadi calon legislatif DPR-RI dari PKB untuk Jawa Barat dapil 11. Dari yang semula sering diundang partai ketika masa kampanye, ia menjadi orang yang melakukan kampanye itu sendiri. Karier politiknya semakin memuncak ketika pada tanggal 2 Februari 2011 ia dilantik menjadi anggota DPR RI dari Fraksi Kebangkitan Bangsa menggantikan almarhum Cecep Syafrudin yang meninggal dunia beberapa waktu sebelumnya.
Gita mencatatkan namanya sebagai anggota dewan termuda yang sebelumnya dimiliki oleh politisi PPP Aditya Mufti Ariffin, yang lahir di Banjarbaru, 21 Maret 1984. Di DPR RI, Gita menjadi anggota Komisi IX DPR yang membidangi kesehatan dan tenaga kerja. Namanya sempat mencuat kembali ketika ia menyuarakan penolakan atas rencana pembangunan gedung baru DPR RI.
Oleh: Siwi P. Rahayu