Profil
Hasan bin Ja'far Assegaf
Menjelang akhir 2011 lalu, nama Habib Hasan bin Ja'far Assegaf mencuat ke permukaan. Saat itu, ia dituduh sebagai tersangka pelaku pelecehan seksual dan sodomi kepada sekitar sebelas remaja yang merupakan santrinya.
Lahir di Bogor, 26 Februari 1977, Habib Hasan bin Ja'far Assegaf atau biasa dipanggil Hasan dibesarkan dalam lingkungan yang kental dengan nuansa islami dan relijius. Kepandaiannya dalam ilmu agama mengantarkan lulusan IAIN Sunan Ampel Malang ini mampu membangun dan memimpin sebuah majelis ta'lim besar dengan ribuan jamaah di dalamnya, Nurul Mushtofa.
Majelis ta'lim tersebut merupakan majelis ta'lim yang biasa diisi dengan pengajian dan dzikir bersama. Mulanya, bukan hal yang mudah ia mendapatkan tanah untuk bangunan Nurul Mushtofa. Namun, berkat kecerdasannya, ia pun akhirnya mendapatkan tanah hibah dari jamaahnya. Nurul Mushtofa sendiri akhirnya didirikan di kawasan Ciganjur, Jagaraksa, Jakarta Selatan atas izin resmi dari departemen agama.
Tahun demi tahun bergulir cepat, jamaah Hasan pun semakin banyak. Namanya banyak dikenal di kalangan habaib (para habib). Akhirnya pada tahun 2011 nama ayah dari tiga anak ini tidak lagi terkenal di kalangan jamaahnya, namun juga semakin merebak di kalangan masyarakat umum lantaran kasusnya yang mengejutkan. Saat itu, tercatat ada belasan santri atau jamaah Hasan yang melapor pada KPAI karena telah disodomi dan dilecehkan secara seksual oleh guru yang mengaku habib. Sebenarnya, ini bukan kasus pertama, karena sebelumnya pada tahun 2002, juga terdapat laporan serupa yang menimpa Hasan. Namun, saat itu, korbannya 'hanya' satu sehingga kasus tersebut diselesaikan secara kekeluargaan.
Selama melancarkan aksinya, Hasan selalu berdalih dan memberikan doktrin pada santrinya bahwa jika para santri tersebut tidak mematuhinya, maka mereka dianggap telah mengkhianati Alquran.
Riset dan Analisa: Atiqoh Hasan