Kisah Jenderal Jebolan Kopassus di Balik Tradisi Prajurit TNI AD Pakai Jam di Tangan Kanan
Mengenakan jam tangan di tangan kanan adalah pembeda prajurit TNI AD dengan yang lain.
Penulis: Arsya Muhammad
Kebanyakan tentara, khususnya Angkatan Darat, mengenakan jam tangan di sebelah kanan. Ternyata, ada cerita menarik di balik itu.
Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar menjabat Kepala Staf TNI AD dari tahun 1993 sampai 1995. Karir perwira infanteri lulusan Akademi Militer Nasional tahun 1963 ini dihabiskan di Korps Baret Merah.
Wismoyo dikenal dekat dengan anak buahnya. Saat menjabat Kasad, dia membuat beberapa kebijakan untuk kesejahteraan prajurit. Mulai menaikan uang lauk pauk dari Rp1.800 menjadi Rp3.000, hingga hadiah menunaikan ibadah haji bagi prajurit yang berprestasi.
Ada satu kebijakan Wismoyo Arismunandar yang cukup unik dan sepertinya diterapkan hingga saat ini. Dia mewajibkan seluruh prajurit TNI, dari pangkat paling tinggi hingga yang paling rendah, mengenakan jam di tangan kanan.
-
Siapa saja yang memilih jam tangan di tangan kanan? Di sisi lain, mereka yang cenderung mengenakan jam tangan di pergelangan tangan kanan biasanya adalah orang-orang yang kidal, karena tangan kanan bukanlah tangan dominan mereka.
-
Kenapa orang memilih memakai jam tangan di sebelah kiri? Orang yang memiliki kebiasaan memakai jam tangan di sebelah kiri cenderung menyukai kenyamanan dan tidak suka dengan hal-hal yang merepotkan.
-
Apa alasan orang memilih tangan kiri untuk jam tangan? Salah satu alasan utamanya adalah karena tangan kiri umumnya bukan tangan dominan, sehingga lebih praktis dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
-
Kapan Wismoyo Arismunandar memimpin KONI? Selain moncer dalam bidang militer, Wismoyo juga dikenang sebagai tokoh penting bagi dunia olahraga Indonesia. Ia merupakan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang mengantarkan Indonesia menjadi Juara Umum SEA Games 1997 di Jakarta.
-
Siapa penemu jam weker? Ide awal jam weker ini bisa ditelusuri ke Ctesibius (285-222 SM), seorang teknisi, ahli fisika dan matematika Yunani yang tinggal di Alexandria, pada zaman Ptolomeus di Mesir kuno.
-
Kapan Prabowo Subianto menjadi Panglima Kopassus? Panglima Komando Pasukan Khusus (1996-1998)
Kenapa Harus Pakai Jam di Tangan Kanan?
Apa alasan Wismoyo? Ada beberapa versi. Salah satunya adalah bentuk soliditas komando Angkatan Darat. Mengenakan jam tangan di tangan kanan adalah pembeda prajurit TNI AD dengan yang lain.
“Pada masa itu, jika ada yang mengenakan jam tangan di tangan kanan, walau tidak mengenakan seragam, sudah hampir dapat dipastikan itu adalah prajurit TNI Angkatan Darat,”
demikian ditulis dalam buku jenderal Wismoyo Arismunandar, Sosok Prajurit Sejati yang diterbitkan oleh Disjarah TNI AD.
Mayoritas orang menggunakan jam tangan di tangan kiri. Alasannya macam-macam, ada yang karena tangan kanan lebih banyak beraktifitas sehingga jika mengenakan jam tangan takut terbentur, atau yang lain.
Hendropriyono Ditegur Karena Pakai Jam di Tangan Kiri
Nah, karena kebijakan Jenderal Wismoyo ini, banyak orang yang kemudian beralih mengenakan jam tangan di tangan kanan.
Salah satunya adalah Jenderal (Purn) AM Hendropriyono. Dia masih ingat benar saat itu Wismoyo masih menjabat Komandan Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha, kini Kopassus), dan Hendro menjadi Aspam.
“Pakai arloji jangan di tangan kiri, pakai di tangan kanan,”
kata Wismoyo kepada Hendro.
Kebiasaan mengenakan jam tangan di tangan kanan, masih dilakukan oleh AM Hendropriyono hingga kini. Hendro pun masih ingat Wismoyo sering berpesan, prajurit jangan hanya teriak-teriak di lapangan, tapi harus menulis supaya arlojinya tidak mati.
Jam, Disiplin dan Nyawa
Mantan Kepala Staf TNI AD, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo juga punya kenangan akan jam tangan dari Jenderal Wismoyo. Saat itu, biasanya jika meninjau satu kesatuan, Wismoyo akan menyiapkan hadiah jam tangan untuk prajurit yang bisa menjawab pertanyaannya.
“Mengapa mesti jam? Karena dengan dengan menghadiahi jam, prajurit akan memiliki dispilin waktu,” kata Gatot.
“Sama halnya dengan penggunaan jam di tangan kanan saat beliau menjabat Kasad. Karena dalam pelaksanaan tugas prajurit, waktu bagaikan nyawa. Siapa yang tidak disiplin waktu, maka taruhannya adalah nyawanya sendiri, atau nyawa teman-temannya,” tegas Gatot Nurmantyo.