30 Oktober Peringati Hari Keuangan Nasional, Kenali Sejarahnya
Hari Keuangan Nasional memiliki beberapa tujuan penting yang berkaitan dengan sejarah dan peran sektor keuangan di Indonesia.
Setiap tanggal 30 Oktober, Indonesia memperingati Hari Keuangan Nasional, sebuah momen untuk menyoroti peran penting keuangan dalam pembangunan negara.
Hari ini tidak sekadar simbolik, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak, baik di tingkat pemerintah, perusahaan, maupun individu. Peran sektor keuangan, mulai dari perbankan hingga pasar modal, terus menjadi roda penggerak utama perekonomian Indonesia dan kesejahteraan masyarakat.
-
Kapan Hari Keuangan RI ditetapkan? Kemudian, 30 Oktober ditetapkan sebagai Hari Keuangan RI.
-
Apa tujuan Hari Statistik Nasional? Hari Statistik Nasional ini diperingati untuk memaknai pentingnya peran statistik bagi pembangunan bangsa, sebagai acuan bagi pengambil kebijakan untuk mencapai kesejahteraan bangsa Indonesia.
-
Kapan Hari Menabung Sedunia dirayakan? Hari Menabung Sedunia diperingati pada tanggal 31 Oktober setiap tahunnya, yang didedikasikan untuk menekankan pentingnya menabung guna masa depan.
-
Apa tujuan utama Hari Menabung Sedunia? Tujuan utama Hari Tabungan Sedunia adalah untuk memberi pencerahan kepada masyarakat tentang berbagai teknik menabung.
-
Kenapa Hari Menabung Sedunia penting? Tujuan dari Hari Menabung Sedunia adalah untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perencanaan keuangan yang bijaksana.
-
Kenapa 26 September jadi Hari Statistik Nasional? Peringatan ini berkaitan dengan penetapan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang statistik di Indonesia 26 September 1960.
Hari Keuangan Nasional juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada pengelolaan keuangan pribadi yang sehat. Melalui peringatan ini, setiap orang diharapkan semakin sadar akan pentingnya literasi keuangan, mulai dari menabung, berinvestasi, hingga mengelola anggaran rumah tangga.
Sejarah Hari Keuangan Nasional
Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam hal stabilitas ekonomi dan sistem keuangan.
Pada masa itu, berbagai mata uang asing, termasuk uang Jepang dan uang dari De Javasche Bank, masih beredar di masyarakat. Untuk mengatasi situasi ini, Presiden Soekarno mengeluarkan Maklumat pada 3 Oktober 1945 yang menetapkan jenis-jenis uang yang sah untuk digunakan sebagai alat pembayaran.
Pencetakan ORI dimulai pada Januari 1946 oleh Panitia Penyelenggara yang dibentuk oleh Menteri Keuangan saat itu, A.A. Maramis. Uang kertas ini pertama kali dikeluarkan pada 30 Oktober 1946 dan resmi menjadi alat pembayaran yang sah di Indonesia.
ORI dicetak dengan desain sederhana dan memiliki berbagai fitur keamanan untuk mencegah pemalsuan. Pada hari yang sama, pemerintah juga mengumumkan bahwa mata uang Jepang dan De Javasche Bank tidak lagi berlaku.
Hari Keuangan Nasional bukan hanya merayakan lahirnya mata uang pertama Indonesia, tetapi juga melambangkan kedaulatan dan identitas bangsa. Uang menjadi simbol penting dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya ORI, Indonesia menunjukkan kemampuannya untuk berdiri sendiri secara ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada mata uang asing.
Setelah ORI, berbagai seri uang kertas diterbitkan hingga akhirnya nama "Rupiah" diperkenalkan sebagai mata uang resmi Indonesia pada tahun 1953. Rupiah berasal dari kata "perak" dalam bahasa Mongolia, yang mencerminkan nilai historis dan ekonomis dari mata uang tersebut4.
Bank Indonesia kemudian dibentuk sebagai bank sentral untuk mengelola penerbitan dan pengaturan mata uang di negara ini.
Tujuan Peringatan Hari Keuangan Nasional
1. Mengenang Sejarah Penerbitan Uang Pertama
Peringatan ini bertujuan untuk mengenang dan memperingati kelahiran Oeang Republik Indonesia (ORI) pada 30 Oktober 1946. ORI merupakan mata uang pertama yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia setelah merdeka, simbol kedaulatan dan identitas bangsa. Dengan mengenang sejarah ini, masyarakat diharapkan dapat menghargai perjalanan panjang yang dilalui untuk mencapai stabilitas ekonomi dan keuangan.
2. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat
Salah satu tujuan utama Hari Keuangan Nasional adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sektor keuangan dalam kehidupan sehari-hari. Ini mencakup pemahaman mengenai peran bank, lembaga keuangan, investasi, dan pengelolaan keuangan pribadi. Dengan pengetahuan yang lebih baik, masyarakat dapat membuat keputusan finansial yang lebih cerdas dan bijak.
3. Edukasi Keuangan
Hari Keuangan Nasional juga berfungsi sebagai platform untuk memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat. Pengetahuan yang baik tentang pengelolaan keuangan pribadi dan investasi sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan individu dan keluarga. Kegiatan seperti seminar, lokakarya, dan kampanye penyuluhan sering diadakan untuk menyebarluaskan informasi tentang pengelolaan keuangan yang efektif.
4. Menghormati Pejabat Keuangan
Peringatan ini juga merupakan kesempatan untuk menghormati dan mengapresiasi kerja keras pejabat keuangan, termasuk pemerintah, bank sentral, dan institusi keuangan lainnya. Mereka memiliki peran kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi negara dan memastikan sistem keuangan berjalan dengan baik. Penghargaan kepada mereka menjadi motivasi untuk terus berkontribusi dalam pembangunan ekonomi.
5. Merayakan Pencapaian Ekonomi
Hari Keuangan Nasional sering digunakan untuk merayakan pencapaian ekonomi negara, seperti pertumbuhan ekonomi yang positif, peningkatan investasi, dan upaya dalam mengurangi kemiskinan. Ini merupakan momen refleksi bagi pemerintah dan masyarakat untuk menilai kemajuan yang telah dicapai serta tantangan yang masih harus dihadapi.
6. Meningkatkan Rasa Patriotisme
Peringatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan rasa patriotisme masyarakat terhadap mata uang nasional. Dengan memahami nilai sejarah di balik mata uang rupiah, masyarakat diharapkan dapat lebih menghargai dan mencintai produk-produk lokal serta berkontribusi pada perekonomian nasional.
Fakta Menarik ORI
Oeang Republik Indonesia (ORI) adalah mata uang pertama yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia setelah kemerdekaan. Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang ORI yang mencerminkan pentingnya mata uang ini dalam sejarah Indonesia:
1. Diterbitkan dalam Situasi Ketidakstabilan
ORI dikeluarkan pada 30 Oktober 1946, saat Indonesia mengalami ketidakstabilan politik dan ekonomi. Pada masa itu, Jakarta berada di bawah kendali tentara Belanda, dan pemerintah Indonesia terpaksa pindah ke Yogyakarta. Penerbitan ORI diharapkan dapat mengurangi pengaruh mata uang asing dan memperkuat identitas nasional.
2. Persiapan yang Melibatkan Banyak Pihak
Proses penerbitan ORI dimulai di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan A.A. Maramis. Desain dan percetakan dilakukan oleh beberapa percetakan, termasuk Percetakan Balai Pustaka dan Percetakan De Unie. Produksi ORI dimulai pada Januari 1946, dengan jam kerja yang panjang untuk memenuhi kebutuhan mata uang.
3. Seri Uang Kertas Pertama
ORI terdiri dari delapan seri uang kertas, termasuk pecahan satu sen hingga seratus rupiah. Setiap lembar uang menampilkan gambar keris dan teks Undang-Undang Dasar 1945, simbol dari perjuangan dan kedaulatan bangsa.
4. Tokoh Pertama di Uang Indonesia
Sukarno menjadi tokoh pertama yang terpampang di lembar mata uang Indonesia, baik pada ORI maupun Rupiah setelahnya. Potret Sukarno menghiasi hampir semua pecahan rupiah hingga tahun 1950, mencerminkan perannya sebagai pemimpin negara.
5. Ragam Seri ORI
Setelah penerbitan awal, beberapa seri lain dari ORI diterbitkan, termasuk ORI II, III, IV, dan ORI Baru. Setiap seri memiliki ciri khas dan ditandatangani oleh berbagai Menteri Keuangan yang menjabat pada saat itu.
6. Keberadaan yang Singkat
ORI hanya bertahan kurang dari empat tahun sebelum digantikan oleh mata uang Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 1 Januari 1950. Meskipun singkat, ORI memainkan peran penting dalam membangun fondasi sistem keuangan Indonesia.
7. Perubahan Nama Menjadi Rupiah
Setelah periode penggunaan ORI, nama mata uang resmi Indonesia berubah menjadi Rupiah pada tahun-tahun berikutnya. Perubahan ini menandai evolusi sistem keuangan Indonesia yang semakin matang.