Bacaan Doa Yasin dan Keutamaan Membaca Suratnya
Setelah mengamalkan surat Yasin, masih ada doa yasin yang bisa kita baca untuk melengkapi bacaan surat ini.
Doa Yasin diamalkan setelah membaca surat Yasin.
Bacaan Doa Yasin dan Keutamaan Membaca Suratnya
Doa Yasin sebaiknya diketahui umat muslim. Doa dan dzikir adalah jembatan antara manusia dan Sang Pencipta, tempat di mana mereka dapat mencari ketenangan, petunjuk, dan keberkahan. Salah satu bacaan yang menentramkan hati adalah surat Yasin.
Surat Yasin sendiri sudah sering kita dengar di masyarakat, terutama saat ada orang meninggal. Dan setelah mengamalkan surat Yasin, masih ada doa yasin yang bisa kita baca untuk melengkapi amalan surat ini.
-
Kenapa doa Yasin perlu dibaca? Banyak umat Islam meyakini bahwa membaca Surat Yasin membawa berbagai keberkahan dan kebaikan, termasuk mendatangkan ketenangan pikiran, keselamatan dari azab kubur, serta mendatangkan rahmat dan ampunan Allah.
-
Kenapa membaca surat Yasin perlu diikuti dengan doa? Doa setelah membaca surat Yasin memiliki makna yang mendalam dalam praktik keagamaan Islam. Surat Yasin sering disebut sebagai 'jantung Al-Qur'an' dan diyakini memiliki kekuatan spiritual yang besar. Oleh karena itu, doa yang dipanjatkan setelah membaca surat ini diharapkan membawa keberkahan dan memperkuat ikatan spiritual antara pembaca dan Allah SWT.
-
Bagaimana cara membaca surat Yasin? Surah Yasin umumnya dibaca setelah salat fardu. Namun, surat Yasin juga biasa dilafalkan dalam rangkaian doa saat menggelar tahlilan.
-
Bagaimana cara membaca Surat Yasin? Sebelum mulai membaca yasin, pertama-tama awali dengan membaca Surat Al Fatihah.
-
Bagaimana cara membaca doa Yasin? Berikut doa Yasin dan artinya yang merdeka.com lansir dari berbagai sumber: Doa Yasin dan Artinya ALLAHUMMA INNA NASTAHFIDZHUKA WA NASTAUDI’UKA DIINANA WA ANFUSANAA WA AHLANAA WA AULAADANAA WA AMWAALANAA WA KULLA SYAI’IN A’THAITANAA.ALLAHUMMAJ’ALNAA FII KANAFIKA WA AMAANIKA WA JIWAARIKA WA ‘IYAADZIKA MIN KULLI SYAITHAANIM MARIID WA JABBAARIN‘ ANIID WA DZII ‘AININ WA DZII BAGHYIN WA MIN SYARRI KULLI DZII SYARRIN INNAKA ‘ALAA KULLI SYAI’IN QADIIR. ALLAHUMMA JAMILNAA BIL’AAFIYATI WAS SALAAATI WA HAQQIQNAA BIT TAQWAA WAL ISTIQAAMATI WA A’IDZNAA MIN MUUJIBAATIN NADAAMATIALLAHUMMAGHFIRLANAA WA LI WAALIDIINA WA LI AULAADINAA WA LI MASYAA-YIKHINAA WA LI IKHWAANIAA FIDDIINI WA LI ASHHAABINAA WA AHBAABINAA WA LIMAN AHABBANAA FIIKA WA LIMAN AHSANA ILAINAA WA LIL MUKMINIINA WAL MUKMINAATI WAL MUSLIMINIINA WAL MUSLIMAATI YA RABBAL ‘AALAMIIN.WASALLALHUMMA ALAABDIKA WARASU LIKASAIYADINAA WAMAILANAA MUHAMMADIN WA ALA LIHI WASABIHI WASALLAM WARZUQNAA KAMAALAL MUTAABA’ATI LAHU ZAAHIRAN WA BAATHINAN FII ‘AAFIYATIN WA SALAAMATIN BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN.WA SHALLILAAHUMMA ‘ALAA ‘ABDIKA WA RASUULIKA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHI WA SHAHBIHI WA SALLIM.
-
Apa yang diminta dalam doa setelah membaca surat yasin? Ya Allah kami memohon penjagaan-Mu dan menitipkan kepada-Mu agama kami, dari kami, keluarga kami, anak-anak kami, harta benda kami, dan apa saja yang telah engkau berikan kepada kami.
Apa Itu Doa Yasin?
Doa yasin, yaitu doa yang dibaca setelah membaca surat yasin. Surat yasin adalah surat ke-36 dalam Al Quran yang memiliki banyak keutamaan bagi pembacanya. Doa yasin berisikan permohonan ampun dan keselamatan serta pujian kepada Allah SWT.
Adapun beberapa fungsi dari doa ini antara lain:
• Doa untuk orang yang menjelang ajal. Rasulullah SAW menganjurkan untuk membacakan surat yasin dan doa yasin kepada orang yang sedang sekarat, agar mendapatkan keringanan dan ketenangan.
• Doa untuk meringankan siksa penghuni kubur. Surat yasin dan doa yasin juga bisa dibacakan untuk mengirimkan pahala kepada orang yang telah meninggal, agar terhindar dari siksa kubur.
• Doa untuk mendapatkan kemudahan dalam menghadapi masalah. Surat yasin dan doa yasin juga bisa dibacakan sebagai bentuk syukur dan permohonan kepada Allah SWT, agar diberikan kemudahan dalam segala urusan.
Surat Yasin Lengkap Arab Latin Beserta Artinya
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
“Bismillaahirrahmaanirrahiim”
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
1. يسٓ
“Yā Sīn”
“Yaa Siin”
2. وَٱلْقُرْءَانِ ٱلْحَكِيمِ
“Wal-qur'ānil-ḥakīm”
“Demi Al Quran yang penuh hikmah”
3. إِنَّكَ لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ
“Innaka laminal-mursalīn”
“Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul”
4. عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ
“‘Alā ṣirāṭim mustaqīm”
“(Yang berada) di atas jalan yang lurus”
5. تَنزِيلَ ٱلْعَزِيزِ ٱلرَّحِيمِ
“Tanzīlal-‘azīzir-rahīm”
“(Sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang”
6. لِتُنذِرَ قَوْمًا مَّآ أُنذِرَ ءَابَآؤُهُمْ فَهُمْ غَٰفِلُونَ
“Litunżira qaumam mā unżira ābā'uhum fa hum gāfilụn”
“Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai”
7. لَقَدْ حَقَّ ٱلْقَوْلُ عَلَىٰٓ أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
“Laqad ḥaqqal-qaulu ‘alā akṡarihim fa hum lā yu'minụn”
“Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman”
8. إِنَّا جَعَلْنَا فِىٓ أَعْنَٰقِهِمْ أَغْلَٰلًا فَهِىَ إِلَى ٱلْأَذْقَانِ فَهُم مُّقْمَحُونَ
“Innā ja’alnā fī a’nāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fa hum muqmaḥụn”
“Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah”
9. وَجَعَلْنَا مِنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ
“Wa ja’alnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fa hum lā yubṣirụn”
“Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat”
“Wa sawā'un ‘alaihim a anżartahum am lam tunżir-hum lā yu'minụn”
“Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman”
11. إِنَّمَا تُنذِرُ مَنِ ٱتَّبَعَ ٱلذِّكْرَ وَخَشِىَ ٱلرَّحْمَٰنَ بِٱلْغَيْبِ ۖ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ
“Innamā tunżiru manittaba’aż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaīb, fa basysyir-hu bimagfiratiw wa ajring karīm”
“Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia”
12. إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَٰهُ فِىٓ إِمَامٍ مُّبِينٍ
“Innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamụ wa āṡārahum, wa kulla syai'in aḥṣaināhu fī imāmim mubīn”
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)”
13. وَٱضْرِبْ لَهُم مَّثَلًا أَصْحَٰبَ ٱلْقَرْيَةِ إِذْ جَآءَهَا ٱلْمُرْسَلُونَ
“Waḍrib lahum maṡalan aṣ-ḥābal-qaryah, iż jā'ahal-mursalụn”
“Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka”
14. إِذْ أَرْسَلْنَآ إِلَيْهِمُ ٱثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوٓا۟ إِنَّآ إِلَيْكُم مُّرْسَلُونَ
“Iż arsalnā ilaihimuṡnaini fa każżabụhumā fa ‘azzaznā biṡāliṡin fa qālū innā ilaikum mursalụn”
“(Yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: ‘Sesungguhnya kami adalah orang-orang di utus kepadamu'”
15. قَالُوا۟ مَآ أَنتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَا وَمَآ أَنزَلَ ٱلرَّحْمَٰنُ مِن شَىْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ
“Qālụ mā antum illā basyarum miṡlunā wa mā anzalar-raḥmānu min syai'in in antum illā takżibụn”
“Mereka menjawab: ‘Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka'”
“Qālụ rabbunā ya’lamu innā ilaikum lamursalụn”
“Mereka berkata: ‘Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu”
17. وَمَا عَلَيْنَآ إِلَّا ٱلْبَلَٰغُ ٱلْمُبِينُ
“Wa mā ‘alainā illal-balāgul-mubīn”
“Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas”
18. قَالُوٓا۟ إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ ۖ لَئِن لَّمْ تَنتَهُوا۟ لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Qālū innā taṭayyarnā bikum, la'il lam tantahụ lanarjumannakum wa layamassannakum minnā ‘ażābun alīm”
“Mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami'”
19. قَالُوا۟ طَٰٓئِرُكُم مَّعَكُمْ ۚ أَئِن ذُكِّرْتُم ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُونَ
“Qālụ ṭā'irukum ma’akum, a in żukkirtum, bal antum qaumum musrifụn”
“Utusan-utusan itu berkata: ‘Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas'”
20. وَجَآءَ مِنْ أَقْصَا ٱلْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَىٰ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱتَّبِعُوا۟ ٱلْمُرْسَلِينَ
“Wa jā'a min aqṣal-madīnati rajuluy yas’ā qāla yā qaumittabi’ul-mursalīn”
“Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata: ‘Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu'”
21. ٱتَّبِعُوا۟ مَن لَّا يَسْـَٔلُكُمْ أَجْرًا وَهُم مُّهْتَدُونَ
“Ittabi’ụ mal lā yas'alukum ajraw wa hum muhtadụn”
“Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”
22. وَمَا لِىَ لَآ أَعْبُدُ ٱلَّذِى فَطَرَنِى وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Wa mā liya lā a’budullażī faṭaranī wa ilaihi turja’un”
“Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakanku dan yang hanya kepada-Nya-lah kamu (semua) akan dikembalikan?”
23. ءَأَتَّخِذُ مِن دُونِهِۦٓ ءَالِهَةً إِن يُرِدْنِ ٱلرَّحْمَٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّى شَفَٰعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَلَا يُنقِذُونِ
“A attakhiżu min dụnihī ālihatan iy yuridnir-raḥmānu biḍurril lā tugni ‘annī syafā’atuhum syai'aw wa lā yungqiżụn”
“Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafa’at mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?”
24. إِنِّىٓ إِذًا لَّفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
“Innī iżal lafī ḍalālim mubīn”
“Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata”
25. إِنِّىٓ ءَامَنتُ بِرَبِّكُمْ فَٱسْمَعُونِ
“Innī āmantu birabbikum fasma’ụn”
“Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan)ku”
26. قِيلَ ٱدْخُلِ ٱلْجَنَّةَ ۖ قَالَ يَٰلَيْتَ قَوْمِى يَعْلَمُونَ
“Qīladkhulil-jannah, qāla yā laita qaumī ya’lamụn”
“Dikatakan (kepadanya): ‘Masuklah ke surga’. Ia berkata: ‘Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui'”
27. بِمَا غَفَرَ لِى رَبِّى وَجَعَلَنِى مِنَ ٱلْمُكْرَمِينَ
“Bimā gafara lī rabbī wa ja’alanī minal-mukramīn”
“Apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan”
28. وَمَآ أَنزَلْنَا عَلَىٰ قَوْمِهِۦ مِنۢ بَعْدِهِۦ مِن جُندٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَمَا كُنَّا مُنزِلِينَ
“Wa mā anzalnā ‘alā qaumihī mim ba’dihī min jundim minas-samā'i wa mā kunnā munzilīn”
“Dan kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia (meninggal) suatu pasukan pun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya”
“Ing kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa iżā hum khāmidụn”
“Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati”
30. يَٰحَسْرَةً عَلَى ٱلْعِبَادِ ۚ مَا يَأْتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ
“Yā ḥasratan ‘alal-‘ibād, mā ya'tīhim mir rasụlin illā kānụ bihī yastahziuun”
“Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya”
31. أَلَمْ يَرَوْا۟ كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّنَ ٱلْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ
“A lam yarau kam ahlaknā qablahum minal-qurụni annahum ilaihim lā yarji’ụn”
“Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwasanya orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada mereka”
32. وَإِن كُلٌّ لَّمَّا جَمِيعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ
“Wa ing kullul lammā jamī’ul ladainā muḥḍarụn”
“Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami”
33. وَءَايَةٌ لَّهُمُ ٱلْأَرْضُ ٱلْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَٰهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ
“Wa āyatul lahumul-arḍul-maitatu aḥyaināhā wa akhrajnā min-hā ḥabban fa min-hu ya'kuluun”
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan”
34. وَجَعَلْنَا فِيهَا جَنَّٰتٍ مِّن نَّخِيلٍ وَأَعْنَٰبٍ وَفَجَّرْنَا فِيهَا مِنَ ٱلْعُيُونِ
“Wa ja’alnā fīhā jannātim min nakhīliw wa a’nābiw wa fajjarnā fīhā minal-‘uyụn”
“Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air”
35. لِيَأْكُلُوا۟ مِن ثَمَرِهِۦ وَمَا عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ ۖ أَفَلَا يَشْكُرُونَ
“Liya'kulụ min ṡamarihī wa mā ‘amilat-hu aidīhim, a fa lā yasykurụn”
“Supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?”
36. سُبْحَٰنَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْأَزْوَٰجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلْأَرْضُ وَمِنْ أَنفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ
“Sub-ḥānallażī khalaqal-azwāja kullahā mimmā tumbitul-arḍu wa min anfusihim wa mimmā lā ya’lamụn”
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”
37. وَءَايَةٌ لَّهُمُ ٱلَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ ٱلنَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ
“Wa āyatul lahumul-lailu naslakhu min-hun-nahāra fa iżā hum muẓlimụn”
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan”
38. وَٱلشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ
“Wasy-syamsu tajrī limustaqarril lahā, żālika taqdīrul-‘azīzil-‘alīm”
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”
39. وَٱلْقَمَرَ قَدَّرْنَٰهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَٱلْعُرْجُونِ ٱلْقَدِيمِ
“Wal-qamara qaddarnāhu manāzila ḥattā ‘āda kal-‘urjụnil-qadīm”
“Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua”
40. لَا ٱلشَّمْسُ يَنۢبَغِى لَهَآ أَن تُدْرِكَ ٱلْقَمَرَ وَلَا ٱلَّيْلُ سَابِقُ ٱلنَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِى فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“Lasy-syamsu yambagī lahā an tudrikal-qamara wa lal-lailu sābiqun-nahār, wa kullun fī falakiy yasbahuun”
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya”
41. وَءَايَةٌ لَّهُمْ أَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى ٱلْفُلْكِ ٱلْمَشْحُونِ
“Wa āyatul lahum annā ḥamalnā żurriyyatahum fil-fulkil-masy-huun”
“Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan”
42. وَخَلَقْنَا لَهُم مِّن مِّثْلِهِۦ مَا يَرْكَبُونَ
“Wa khalaqnā lahum mim miṡlihī mā yarkabuun”
“Dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu”
43. وَإِن نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيخَ لَهُمْ وَلَا هُمْ يُنقَذُونَ
“Wa in nasya' nugriq-hum fa lā ṣarīkha lahum wa lā hum yungqażuun”
“Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan”
44. إِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَٰعًا إِلَىٰ حِينٍ
“Illā raḥmatam minnā wa matā’an ilā hiin”
“Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika”
45. وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّقُوا۟ مَا بَيْنَ أَيْدِيكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Wa iżā qīla lahumuttaqụ mā baina aidīkum wa mā khalfakum la’allakum tur-hamuun”
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: ‘Takutlah kamu akan siksa yang dihadapanmu dan siksa yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat’, (niscaya mereka berpaling)”
46. وَمَا تَأْتِيهِم مِّنْ ءَايَةٍ مِّنْ ءَايَٰتِ رَبِّهِمْ إِلَّا كَانُوا۟ عَنْهَا مُعْرِضِينَ
“Wa mā ta'tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānụ ‘an-hā mu’ridhiin”
“Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda dari tanda tanda kekuasaan Tuhan mereka, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya”
47. وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ أَنفِقُوا۟ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ قَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنُطْعِمُ مَن لَّوْ يَشَآءُ ٱللَّهُ أَطْعَمَهُۥٓ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
“Wa iżā qīla lahum anfiqụ mimmā razaqakumullāhu qālallażīna kafarụ lillażīna āmanū a nuṭ’imu mal lau yasyā'ullāhu aṭ’amahū in antum illā fī ḍalālim mubīn”
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: ‘Nafkahkanlah sebagian dari rezeki yang diberikan Allah kepadamu’, maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman: ‘Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan, tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata'”
48. وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَٰذَا ٱلْوَعْدُ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ
“Wa yaqụlụna matā hāżal-wa’du ing kuntum ṣādiqīn”
“Dan mereka berkata: ‘Bilakah (terjadinya) janji ini (hari berbangkit) jika kamu adalah orang-orang yang benar?”
49. مَا يَنظُرُونَ إِلَّا صَيْحَةً وَٰحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُونَ
“Mā yanẓurụna illā ṣaiḥataw wāḥidatan ta'khużuhum wa hum yakhiṣṣimụn”
“Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar”
50. فَلَا يَسْتَطِيعُونَ تَوْصِيَةً وَلَآ إِلَىٰٓ أَهْلِهِمْ يَرْجِعُونَ
“Fa lā yastaṭī’ụna tauṣiyataw wa lā ilā ahlihim yarji’ụn”
“Lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiat pun dan tidak (pula) dapat kembali kepada keluarganya”
51. وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ ٱلْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ
“Wa nufikha fiṣ-ṣụri fa iżā hum minal-ajdāṡi ilā rabbihim yansiluun”
“Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka”
52. قَالُوا۟ يَٰوَيْلَنَا مَنۢ بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا ۜ ۗ هَٰذَا مَا وَعَدَ ٱلرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ ٱلْمُرْسَلُونَ
“Qālụ yā wailanā mam ba’aṡanā mim marqadinā hāżā mā wa’adar-raḥmānu wa ṣadaqal-mursaluun”
“Mereka berkata: ‘Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?’. Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya)”
53. إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَٰحِدَةً فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ
“Ing kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa iżā hum jamī’ul ladainā muḥḍaruun”
“Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami”
54. فَٱلْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَلَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
“Fal-yauma lā tuẓlamu nafsun syai'aw wa lā tujzauna illā mā kuntum ta’maluun”
“Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalas, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan”
Doa Setelah Membaca Surat Yasin dan Keutamaannya
ALLAHUMMA INNA NASTAHFIDZHUKA WA NASTAUDI’UKA DIINANA WA ANFUSANAA WA AHLANAA WA AULAADANAA WA AMWAALANAA WA KULLA SYAI’IN A’THAITANAA.
ALLAHUMMAJ’ALNAA FII KANAFIKA WA AMAANIKA WA JIWAARIKA WA ‘IYAADZIKA MIN KULLI SYAITHAANIM MARIID WA JABBAARIN‘ ANIID WA DZII ‘AININ WA DZII BAGHYIN WA MIN SYARRI KULLI DZII SYARRIN INNAKA ‘ALAA KULLI SYAI’IN QADIIR.
ALLAHUMMA JAMILNAA BIL’AAFIYATI WAS SALAAATI WA HAQQIQNAA BIT TAQWAA WAL ISTIQAAMATI WA A’IDZNAA MIN MUUJIBAATIN NADAAMATI INNAKA SAMII’UD DU’AA’I.
ALLAHUMMAGHFIRLANAA WA LI WAALIDIINA WA LI AULAADINAA WA LI MASYAA-YIKHINAA WA LI IKHWAANIAA FIDDIINI WA LI ASHHAABINAA WA AHBAABINAA WA LIMAN AHABBANAA FIIKA WA LIMAN AHSANA ILAINAA WA LIL MUKMINIINA WAL MUKMINAATI WAL MUSLIMINIINA WAL MUSLIMAATI YA RABBAL ‘AALAMIIN.
WASALLALHUMMA ALAABDIKA WARASU LIKASAIYADINAA WAMAILANAA MUHAMMADIN WA ALA LIHI WASABIHI WASALLAM
WARZUQNAA KAMAALAL MUTAABA’ATI LAHU ZAAHIRAN WA BAATHINAN FII ‘AAFIYATIN WA SALAAMATIN BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN.
WA SHALLILAAHUMMA ‘ALAA ‘ABDIKA WA RASUULIKA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHI WA SHAHBIHI WA SALLIM.
Artinya: “Ya Allah, kami memohon penjagaan-Mu dan menitipkan kepada-Mu agama kami, dari kami, keluarga kami, anak-anak kami, harta benda kami, dan apa saja yang telah engkau berikan kepada kami.”
“Ya Allah, semoga engkau menjadikan kami dalam penjagaan, tanggungan, kedekatan dan perlindungan-Mu dari godaan setan yang menggoda, orang yang kejam, zalim dan durhaka, dan dari kejahatan penjahat, sesungguhnya engkau adalah maha kuasa atas segala sesuatu.”
“Ya Allah, baguskanlah kami dengan kesehatan dan keselamatan, dan sejatikanlah kami dengan takwa dan istiqamah, jagalah kami dari penyesalah, karena sesungguhnya Engkau maha mendengarkan doa.”
“Ya Allah ampunilah kami, kedua orang tua kami, anak-anak kami, guru-guru kami, saudara-saudara kami seagama, sahabat-sahabat kami, kekasih-kekasih kami, orang yang mengasihi kami karena Engkau, dan kepada siapa saja yang berbuat baik kepada kami, orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan dan orang-orang yang beragama Islam laki-laki dan perempuan, wahai Tuhan semesta alam.”
“Dan limpahkan kepada kami kesempurnaan mengikutinya lahir dan batin, dalam keadaan sehat dan selamat dengan rahmat-Mu wahai sebaik-baik Penyayang dari para penyayang.”
“Ya Allah limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada hamba dan utusan-Mu. Yaitu junjungan kami Nabi Muhammad saw. beserta para keluarga dan sahabatnya.”
Keutamaan Surat Yasin Lengkap
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, surat Yasin merupakan jantung Al-Quran, sehingga sudah semestinya terdapat keutamaan-keutamaan baik bagi siapa saja yang membacanya. Dilansir dari buku Yasin Dan Tahlil karya M. Quraish Shihab, berikut adalah keutamaan surat Yasin yang wajib diketahui;
1. Jika dibacakan kepada orang yang sekarat (akan meninggal dunia), dapat mempermudah keluarnya ruh. Rasulullah saw. bersabda: “Bacakanlah untuk orang yang akan mati surat Yasin” (HR. Abu Daud).
2. Dengan membaca surat Yasin Allah menetapkan pahala seperti membaca Al-Qur'an 10 kali.
3. Dapat memberi syafaat bagi pembacanya, memberi ampunan pendengarnya, mendapatkan kebagikan di dunia, hilang ketakutannya di hari kiamat, menolak kejahatan dan didatangkan segala hajatnya.
4. Dapat meringankan pada saat sakaratul maut.
5. Jika membaca surat Yasin pada malam hari maka akan mendapat ampunan.
6. Dengan membaca surat Yasin dapat membaca dapat memperoleh kemudahan.
Kenapa Surat Yasin dianggap Penting?
Surat Yasin adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki banyak keutamaan dan manfaat bagi umat Islam. Surat Yasin dianggap penting dan spesial karena beberapa alasan berikut:
• Surat Yasin adalah jantung Al-Qur’an, yaitu inti dan kesimpulan dari kitab suci umat Islam. Surat ini mengandung dalil-dalil tentang keesaan Allah, hari kebangkitan, dan kisah-kisah para nabi dan umat terdahulu. Rasulullah SAW bersabda: "Sungguh setiap sesuatu memiliki jantung, dan jantung Al-Qur’an adalah surah Yasin."
• Surat Yasin adalah surat pengampun, yaitu surat yang dapat menghapus dosa-dosa orang yang membacanya dengan ikhlas dan mengharap ridha Allah. Surat ini juga dapat dibaca untuk mendoakan orang-orang yang sudah meninggal agar mendapat rahmat dan ampunan Allah. Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa membaca surah Yasin setiap malam karena Allah SWT, maka dosanya diampuni."
• Surat Yasin adalah surat pembuka rezeki, yaitu surat yang dapat memberikan kemudahan dan keberkahan dalam segala urusan dunia dan akhirat. Surat ini juga dapat melindungi dari malapetaka, musibah, dan bala bencana. Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa membaca surah Yasin pada pagi hari, maka urusannya akan dimudahkan pada hari itu."