Belajar dari Grup Musik Serdadu Bambu asal Sumedang, Buktikan Musisi Punk Bisa Berbudaya
Grup ini mencoba menyuarakan keadilan sosial melalui instrumen tradisional dari karinding, calung dan angklung.
Grup ini mencoba menyuarakan keadilan sosial melalui instrumen tradisional dari karinding, calung dan angklung.
Belajar dari Grup Musik Serdadu Bambu asal Sumedang, Buktikan Musisi Punk Bisa Berbudaya
Hingar bingar distorsi gitar dan dentuman drum selalu identik dengan musisi punk.
Dalam setiap pertunjukan musiknya, tak jarang mengundang riuh penonton yang terbawa suasana lagu dengan irama kencang.
Namun hal berbeda justru dibawa pemusik punk asal Sumedang Jawa Barat, bernama Serdadu Bambu.
Grup ini mencoba menyuarakan keadilan sosial melalui instrumen tradisional dari karinding, calung dan angklung.
-
Di mana contoh musik tradisional Sumut? • Arumba merupakan alat musik yang terbuat dari bambu yang berasal dari Jawa Barat • Angkulung adalah alat musik asal Jawa Barat • Basa-Basi adalah alat musik yang bentuknya seperti terompet asal Sulawesi Selatan • Gamelan Jawa alat musik gamelan yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta
-
Kenapa Bregada Bugis diiringi Gending Sandung Liwung? Saat berjalan Bregada Prajurit Bugis diiringi dengan Gending Sandung Liwung
-
Siapa yang sering memainkan Ngadu Muncang di Sumedang? Di Sumedang misalnya, kemiri tersebut diadu oleh anak-anak sekolah dengan cara dipukul menggunakan benda keras seperti kayu atau bambu.
-
Apa itu Kesenian Badud? Kesenian Badud menggambarkan cara petani Pangandaran mengusir hama di sawah. Ketukan angklung dan kendang bambu tradisional jadi pengiring Badud.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Gang Stones Bandung? Di sepanjang gang, terpampang banyak mural lidah menjulur khas band rock Inggris The Rolling Stones.
-
Dimana Kesenian Badud berasal? Di daerah asalanya Kabupaten Pangandaran, kesenian Sunda ini menggambarkan cara petani untuk mengusir hama di sawah.
Saat penampilannya, grup ini tidak memakai instrumen musik modern seperti kebanyakan band punk.
Untuk hentakannya digunakan kendang Jaipong, dan melodinya datang dari karinding, calung beserta angklung.
Mimpi Serdadu Bambu tak muluk-muluk. Mereka hanya ingin membuktikan bahwa punk tak semata peduli terhadap kondisi masyarakat bawah, namun juga bisa merawat budaya.
Serdadu Bambu saat konser.
Foto: Instagram @serdadubambureal
Ingin Lestarikan Musik Tradisional Sunda
Mengutip kanal Youtube Serdadu Bambu Official, salah satu anggota, Abah mengatakan bahwa kelompok musiknya ingin melihat aspek lain dalam bermusik.
Hal yang jarang bahkan belum ditemukan di Indonesia, adalah menggabungkan tema ala punk dengan musik tradisional karuhun.
“Memang untuk di komunitas kita, inti awalnya bukan sekedar untuk perform ya. Tetapi juga sudah masuk ke ranah budaya,” kata Abah
Tetap Bawakan Tema Perlawanan
Walau mengubah komposisi musik menjadi lebih tradisional, Serdadu Bambu tetap dalam koridor punk sebagai media perlawanan.
Ini terlihat dari tema serta gerakan yang dijalankan kelompok tersebut yakni kampanye tentang lingkungan dan kerusakan hutan.
Selain itu, Serdadu Bambu juga menolak segala bentuk kekuasaan yang sewenang-wenang.
Sebagai sebuah grup musik, Serdadu Bambu juga berupaya merangkul komunitas yang ada di jalan raya sehingga mereka melakukan kegiatan yang lebih baik dari sebelumnya.
Ingin Kenalkan Calung sampai ke Generasi Berikutnya
Tak dipungkiri aliran musik punk banyak digemari oleh kalangan muda.
Ini menjadi kesempatan bagi Serdadu Bambu untuk membawa sekaligus mengenalkan musik tradisional calung dan angklung, agar bisa dikenal hingga anak cucu di masa mendatang.
Selama mereka berkarya, grup ini perlahan mampu meredam stigma negatif terhadap kelompok musik dan komunitas punk.
Dengan tema Sunda yang dibawakan, kelompok musik ini bahkan bisa menginspirasi lapisan masyarakat lain melalui karya-karyanya. Pesan untuk melestarikan kesenian Sunda juga turut dibawa agar bisa terus letari.
Didirikan Tahun 2004
Mengutrip Instagram @napakjagatpasundan, grup musik ini sebelumnya didirikan pada 2004 silam. Ketika itu Serdadu Bambu masih menggunakan nama Punklung, yang merupakan gabungan dari Punk dan Angklung.
Perubahan nuansa musik dari penuh dengan distorsi menjadi tradisional Sunda sempat menuai penolakan. Walau begitu, kelompok ini mampu meyakinkan pihak-pihak yang menolak sehingga bisa berjuang bersama.
Punklung sendiri kemudian berganti nama menjadi Sedadu Bambu pada 2009 lalu, dan hingga kini masih konsisten menyerukan perlawanan terhadap ketidakadilan.