Viral Cerita Pilot yang Berhasil Take Off Tepat sebelum Palu Dilanda Gempa dan Tsunami, Bikin Merinding
Bikin merinding, begini cerita seorang pilot yang berhasil take off tepat sebelum Palu dilanda gempa dan tsunami.
Bikin merinding, begini cerita seorang pilot yang berhasil take off tepat sebelum Palu dilanda gempa dan tsunami.
Viral Cerita Pilot yang Berhasil Take Off Tepat sebelum Palu Dilanda Gempa dan Tsunami, Bikin Merinding
28 September 2018 menjadi hari yang tak terlupakan bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Palu.
Pasalnya pada tanggal tersebut, Palu diguncang gempa hebat berskala 7,4 SR yang menyebabkan gelombang tsunami. Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2.045 orang tewas akibat bencana itu.
Di balik bencana alam dahsyat ini, seorang pilot bernama Rico Setta Mafella menceritakan kesaksiannya yang berhasil take off tepat sebelum bencana alam ini melanda Palu. Begini kisahnya.
Dapat Telepon dari Kantor
Dilansir dari video yang diunggah di kanal Youtube RJL 5 - Fajar Aditya, awalnya Rico mendapat telepon dari kantor sehari sebelum ia diminta menerbangkan pesawat. Pada 26 September, ia mendapat telepon untuk menerbangkan pesawat di tanggal 27 dan 28 September 2018.
Keanehan Pertama
Setelah menerima panggilan itu, ia pun menanti kepastian dari pihak kantor.
Di sinilah keanehan pertama yang ia rasakan terjadi. Saat itu, terjadi perubahan jadwal sebanyak 11 kali, yang mana ini jarang terjadi. Menurutnya, biasanya perubahan hanya terjadi maksimal 4 kali saja.
youtube RJL 5
Setelah ia mengiyakan telepon dari kantor, ia pun sepakat untuk terbang di tanggal 27 dan 28 September. Di tanggal 27, ia mengaku tak merasakan keanehan saat terbang dari Jakarta-Medan-Jakarta- kemudian berakhir di Makassar. Namun selama 12 jam terbang, ia tak berhenti melantunkan pujian pada Tuhan karena mendengar suara seseorang untuk ia memuji Tuhan.
Hari H Gempa dan Tsunami Palu
"Baru keesokan harinya, Makassar-Palu-Makassar-Jakarta, itu jadwalnya. Perjalanan esoknya dari Makassar ke Palu. Saya minta co-pilot saya yang terbang. Terus dia bilang 'Capt saya belum pernah ke Palu'. Saya bilang 'udah gak papa kamu aja yang terbang'. Akhirnya kita terbang di atas, kami muter dulu di daerah Donggala namanya," ujarnya.
Dapat Informasi Angin Kencang
Karena sebelumnya mendapat informasi angin kencang, ia pun meminta co-pilotnya mengkalkulasi kecepatan angin dan kemampuan pesawat untuk mendarat. Inilah yang menjadi keanehan selanjutnya.
"Saya bilang sama dia, tolong kalkulasi. Kita dapat informasi, anginnya cukup cepat atau kencang mendorong pesawat. Bisa nggak kita mendarat di landasan pacu yang akan kita landingin ini. Akhirnya saya putuskan yuk kita coba, tapi jangan dipaksa," ceritanya.
youtube RJL 5
Rico mengaku mendapat bisikan untuk belok kanan dan berputar. Karena angin yang sangat kencang, Rico memutuskan mengikuti bisikan itu lagi sebelum akhirnya mendarat di Palu pada pukul 17.09.
Usai mendarat di Palu, awalnya mereka ingin turun untuk foto-foto terlebih dahulu. Namun lagi-lagi ia mendengar bisikan "Cepat pergi, cepat berangkat dari tempat ini,".
Siap-Siap untuk Penerbangan Berikutnya
Setelah mendengar bisikan yang ia sebut 'Suara Tuhan' itu, Rico meminta seluruh krunya langsung bersiap untuk penerbangan selanjutnya dan mengurungkan niat untuk foto-foto.
"Saya batalin yang tadinya mau foto-foto. Gue gak pengen delay, gue pengen berangkat secepatnya. Di situlah saya mulai mengorganize semua orang. Saya ikut bantuin bersih-bersih dan minta penumpang untuk berdiri di sisi ini. Biar udah dibersihin langsung masuk," begitu ceritanya.
Tidak Dipanggil Tower
Usai take off, biasanya tower di bandara akan memanggil pilot lewat saluran telekomunikasi. Namun kala itu, tower tidak memanggilnya. Akhirnya Rico memanggil ke tower terlebih dahulu. Karena tak ada jawaban, saat melihat jam ia mengira petugas tower sedang salat magrib.
Ambil Video Pemandangan
Setelah memanggil berulang kali hingga ketinggian 13.000 kaki, Rico pun mengambil video pemandangan.
"Saya manggil dia sampai 13.000 kaki. Nah di situlah saya mengambil video pemandangan karena tidak jadi foto," ujarnya.
Setelah mengambil video dan memperlihatkan pada co-pilotnya, ia pun meminta maaf karena terburu-buru sehingga tidak jadi foto
Ada yang Aneh di Laut
Setelah mengudara, co-pilotnya pun melihat sesuatu yang aneh di laut dan menanyakan apakah itu.
"Udah terbang. Capt itu apaan di laut?" tanyanya.
"Baru keliatan itu gelombang itu, di mana saat itu saya nggak tau kalau itu gelombang," jawabnya.
"Itu apaan?" tanyanya lagi.
"Oh mungkin, dulu kan ada artis yang jadi bupati di situ, dia lagi mau buat reklamasi di situ. Karena bentuknya bunder, putih kayak piring. Kalau kita lagi terbang itu keliatannya kaya diem, saya pikir reklamasi tanah. Kami nggak ada ide, nggak curiga apa-apa," ujarnya.
Sampai di Makassar
"Akhirnya singkat cerita kami pindah ke Makassar, pengatur udara di Makassar, ATC Makassar terus kami turun di Makassar, mendarat. SIngkat cerita kami parkir, semua orang udah penuh di garbarata, mereka masuk 'Saya mau ketemu kapten," ceritanya.
"Masuklah mereka berempat dari belakang. 'Alhamdulillah kapten selamat'" ujar salah satu cabin crew.
"Maksud Lu apa?" tanyanya tidak mengerti.
"Aduh capt nggak tau? Gempa, Palu udah ancur capt. Ada gempa dahsyat, ada tsunami, ada tanah longsor katanya," ujarnya menceritakan momen itu.
Beda 1 Detik dari Take Off
Setelah ditanya jam berapa terjadinya bencana alam itu, crew menunjukkan jam 18.02.44. Sementara mereka take off di jam 18.02.
"Wah langsung kaki saya mulai begini," ucapnya sambil mempraktikkan kakinya yang gemetaran.
"Pantes pengatur udara saya panggil-panggil gak jawab. Bukan salat sia capt," ujarnya menirukan obrolannya saat itu.
"Singkat cerita, katanya dia lompat," tutupnya.