Doa Tutup Aib beserta Artinya, Mohon Perlindungan dan Ampun pada Allah
Tujuan dari mengenal aib adalah agar kita senantiasa berusaha memperbaikinya dan memohon kepada Allah agar aib tersebut tidak terbongkar di hadapan orang lain.
Aib merupakan bagian dari diri kita yang tidak perlu sampai diumbar. Doa tutup aib ini akan menjadi permohonan agar kekurangan tersebut terjaga di dunia dan akhirat.
Doa Tutup Aib beserta Artinya, Mohon Perlindungan dan Ampun pada Allah
Aib dalam Islam merujuk pada kekurangan atau keburukan yang dimiliki seseorang, baik itu dari segi fisik, akhlak, maupun perbuatan. Tujuan dari mengenal aib agar kita senantiasa berusaha memperbaikinya dan memohon kepada Allah agar aib tersebut tidak terbongkar di hadapan orang lain.Menjaga dan menutupi aib bukan berarti menyembunyikannya dan lalu melupakannya. Namun, hal ini lebih kepada menjaga martabat dan harga diri seseorang. Sebagai upaya untuk menutupi aib kita, ada doa tutup aib yang bisa kita amalkan sebagai seorang muslim.
Doa Tutup Aib
Ada sejumlah doa tutup aib yang bisa kita amalkan untuk memohon perlindungan dari terbukanya kekurangan kita. Salah satunya adalah doa untuk memohon perlindungan dari kejelekan pada waktu lampau dan akan datang.
-
Apa saja contoh doa agar aib ditutupi? Berikut bunyi bacaan doa agar aib kita ditutupi Allah SWT lengkap Arab, Latin, dan artinya;اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي، وَدُنْيَايَ، وَأَهْلِي، وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيAllahumma inni as'alukal 'afiyah fid dunya wal akhirah, allahumma inni as 'alukal 'afwa wal 'afiyah fi dini wa dunyaya wa ahli wa mali. Allahummastur 'aurati wa amin rau'ati. Allahummahfadhni min baini yadayya wa min khalfi wa 'an yamini wa 'an syimali wa min fawqi. Wa a'udzu bi 'adhamatika an ughtala min tahti.
-
Bagaimana cara meminta perlindungan Allah SWT agar aib tertutup? Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:'Tiada seorang hamba pun yang menutupi cela seorang hamba yang lainnya di dunia, melainkan ia akan ditutupi celanya oleh Allah pada hari kiamat,' (HR Muslim)
-
Apa tujuan doa agar aib tak tersebar? Doa agar aib tidak tersebar bukan hanya permohonan agar terhindar dari pembicaraan buruk orang lain, tetapi juga merupakan bentuk introspeksi diri dan pengakuan atas kesalahan yang pernah dilakukan.
-
Kenapa kita butuh doa agar aib ditutupi? Memanjatkan doa agar aib kita ditutupi oleh Allah adalah bentuk kerendahan hati dan kesadaran akan kelemahan diri, sekaligus menunjukkan ketergantungan kita kepada-Nya dalam setiap aspek kehidupan.
-
Siapa yang dianjurkan berdoa agar ditutup aib? Selain menyimpan aib untuk diri sendiri, umat muslim juga dianjurkan untuk selalu berdoa memohon perlindungan kepada Allah, termasuk agar Allah menutup aib dari dosa yang telah dilakukan.
-
Doa apa yang bisa dibaca untuk menutup aib? اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيةَ في الدُّنْيَا وَالآخرةِ, اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْراتي وَآمِنْ رَوْعَاي، اللهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمَنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أَغْتَالَ مِنْ تَحْتِي
Doa ini berasal dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam doanya mengucapkan,
ALLOHUMMA INNI A’UDZU BIKA MIN SYARRI MAA ‘AMILTU WA MIN SYARRI MAA LAM A’MAL.
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang telah aku lakukan dan kejelekan yang belum aku lakukan.” (HR. Muslim.)
Kemudian, ada pula doa yang berasal dari hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي، وَدُنْيَايَ، وَأَهْلِي، وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي
Allahumma inni as'alukal 'afiyah fid dunya wal akhirah, allahumma inni as 'alukal 'afwa wal 'afiyah fi dini wa dunyaya wa ahli wa mali. Allahummastur 'aurati wa amin rau'ati. Allahummahfadhni min baini yadayya wa min khalfi wa 'an yamini wa 'an syimali wa min fawqi. Wa a'udzu bi 'adhamatika an ughtala min tahti.
"Ya Allah, aku memohon keselamatan dunia dan akhirat pada-Mu. Aku memohon ampunan dan keselamatan agama, dunia, keluarga, dan hartaku. Tutupilah segala kekuaranganku, tenangkanlah hatiku, jagalah depan, belakang, kanan, kiri, dan atasku. Aku berlindung pada-Mu dari musibah yang tak terduga."
Syekh ‘Abdurrozzaq hafidzahullah menjelaskan bahwa dalam doa dari hadist Abu Dawud ini terdapat permohonan agar aurat kita senantiasa ditutupi Allah, baik aurat yang sifatnya fisik maupun non fisik. Aurat fisik adalah bagian tubuh yang tidak boleh ditampakkan kepada orang lain. Bagi kaum wanita adalah seluruh badannya, sedangkan aurat laki-laki adalah antara lutut hingga pusar. Adapun aurat non fisik adalah aib, kekurangan, dan setiap perbuatan yang jelek apabila ditampakkan. Kita memohon agar kedua jenis aurat tersebut selalu ditutupi Allah Ta’ala.
Allah Senantiasa Menutup Aib Hamba-Nya
Ketika seorang mukmin melakukan perbuatan dosa, apa yang dia harus lakukan adalah dengan berusaha menutupinya dan tidak mengumbar aibnya. Mungkin banyak orang berpikir, siapa yang mau mengumbar kejelekan dirinya ke orang lain. Nyatanya, saat ini banyak orang yang memperlihatkan aibnya ke banyak orang tanpa ia sadari.
إِنَّ اللهَ يُدْنِي الْمُؤْمِنَ فَيَضَعُ عَلَيْهِ كَنَفَهُ وَيَسْتُرُهُ فَيَقُوْلُ: أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا، أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا؟ فَيَقُوْلُ: نَعَمْ، أَيْ رَبِّ. حَتَّى إِذَا قَرَّرَهُ بِذُنُوبِهِ وَرَأَى فِي نَفْسِهِ أَنَّهُ هَلَكَ، قَالَ: سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيَا وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ الْيَوْمَ
“Sesungguhnya Allah Ta’ala mendekatkan seorang mukmin kepada-Nya, lalu Allah menutupkan untuk hamba tersebut penutup-Nya. Allah bertanya kepadanya, ‘Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah kamu juga mengetahui dosa ini?’ Hamba itu pun mengatakan, ‘Ya, wahai Rabbku.’ Sampai kemudian ketika Allah Ta’ala meminta dia agar mengakui dosanya dan dia pun menyangka dirinya akan celaka, maka Allah Ta’ala mengatakan kepadanya, ‘Aku telah tutup dosa itu padamu di dunia, dan pada hari ini Aku ampuni dosamu.'” (HR. Bukhari.)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,
لاَ يَسْتُرُ اللَّهُ عَلَى عَبْدٍ فِى الدُّنْيَا إِلاَّ سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Jika Allah menutupi dosa seorang hamba di dunia, maka Allah akan menutupinya pula pada hari kiamat kelak.” (HR. Muslim.)
Hal ini seharusnya menjadi kabar gembira bagi setiap orang Islam, bahwasanya barangsiapa yang Allah tutup aibnya di dunia, maka ini merupakan pertanda bahwa Dia pun akan menutup aibnya kelak di akhirat.
Jangan Mengumbar Aib Orang Lain
Selain berusaha menutupi aib sendiri, hendaknya kita juga peduli dengan orang lain dengan tidak membuka dan membeberkan aib orang lain. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Tidaklah seorang hamba menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat nanti.” (HR. Muslim.)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
“Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat.” (HR Muslim.)
Bahkan, Nabi secara khusus melarang untuk mencari-cari dan membuka aib orang lain sebagaimana disebutkan dalam hadist berikut ini,
يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلِ اْلإِيْمَانُ قَلْبَهُ، لاَ تَغْتاَبوُا الـْمُسْلِمِيْنَ، وَلاَ تَتَّبِـعُوْا عَوْرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنِ اتَّبَعَ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعِ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَوْرَاتِهُ، وَمَنْ يَتَّبِعِ اللهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ