Ini Negara-Negara yang Terapkan 'Lock Down' untuk Cegah Penyebaran Corona
Merdeka.com - Beberapa bulan terakhir ini, dunia tengah digegerkan dengan kasus virus corona (COVID-19). Virus corona mulai mencuat ke publik pada awal tahun lalu yang dilaporkan pertama kali dari Kota Wuhan, China, dan kini telah menyebar ke lebih dari 100 negara di dunia.
Hingga kini, sudah lebih dari 100 ribu kasus virus corona yang tersebar di dunia. Berbagai negara telah melakukan antisipasi dan penanganan terhadap penyebaran virus corona ini.
Terlebih lagi setelah WHO resmi menetapkan virus corona (COVID-19) sebagai pandemi. Bahkan, beberapa negara telah mengambil langkah untuk penanganan virus corona ini dengan melakukan lockdown pada negaranya.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana penyakit misterius ini menyebar? 'Tidak jelas kapan wabah ini dimulai karena akan tidak biasa bagi begitu banyak anak untuk terpengaruh begitu cepat,' Dan Silver, seorang pelapor ProMED.
-
Bagaimana flu menyebar? Flu merupakan infeksi virus pada saluran pernapasan yang menyebar terutama melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), virus ini menyebar melalui tetesan kecil yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk, bersin, atau bahkan berbicara. Tetesan ini dapat terhirup oleh orang lain atau menempel pada permukaan seperti gagang pintu atau meja. Jika seseorang menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh hidung, mulut, atau mata mereka, kemungkinan besar mereka akan tertular flu.
Istilah Lockdown
Virus corona jenis baru mulai menjadi perhatian masyarakat dunia setelah pada 20 Januari 2020, otoritas kesehatan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, mengatakan tiga orang meninggal. Penyebab utamanya, karena menderita pneumonia yang disebabkan virus tersebut.
Setelah kasus pasien yang terjangkit virus corona semakin meningkat, Pemerintah China mengambil langkah untuk melakukan lockdown pada Kota Wuhan. Langkah ini adalah lockdown pertama setelah mencuatnya kasus virus corona.
Lockdown adalah upaya yang diambil pemerintah dengan melakukan penguncian diri negaranya yang menjadi upaya efektif untuk meminimalkan penyebaran virus korona (COVID-19). Dengan adanya lockdown, ada penahanan atau pembatasan kegiatan di wilayah tersebut.
Lockdown adalah protokol darurat untuk melindungi seseorang dalam suatu tempat dari peristiwa yang berbahaya. Dilakukan upaya isolasi didalam suatu tempat, dan pembatasan kegiatan secara ketat.
Hingga kini, semakin meluasnya virus corona, beberapa negara lain juga mulai mengambil langkah lockdown untuk mengurangi risiko penyebaran virus ini, antara lain Italia, Filipina dan Denmark.
Negara Asia yang Sudah Lockdown
Wuhan, China
Kota Wuhan adalah kota yang pertama kali melakukan lockdown karena merupakan lokasi pertama munculnya virus corona. Dilasir dari Liputan6.com, pada 23 Januari lalu pemerintah Tiongkok memutuskan menutup seluruh akses dari dan maupun ke kota Wuhan, tempat pertama kasus virus korona ditemukan.
Sejak awal tahun, Kota Wuhan, China, sudah dinyatakan tertutup dengan adanya wabah Virus Corona (COVID-19) dan sampai sekarang dilaporkan masih membatasi sebagian besar pergerakan warganya.
Kasus virus corona (COVID-19) di China adalah yang tertinggi di dunia. Hingga kini, totalnya ada lebih dari 80 ribu orang yang terinfeksi virus tersebut. 40 ribu pasien di antaranya sudah sembuh dan 23 ribu lagi masih dalam pengawasan otoritas kesehatan setempat.
2020 Merdeka.com
Filipina
Dilansir dari Liputan6.com, Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Kamis (12/3/2020) mengumumkan lockdown. Akhirnya Rodrigo Duterte melakukan penutupan akses masuk ke negara itu, dengan penghentian perjalanan darat, laut dan udara domestik ke dan dari Manila.
Mengutip The Star, selain itu pemerintah Filipina juga melakukan tindakan karantina kepada masyarakat, dalam upaya menangkap penyebaran virus corona.
Langkah-langkah yang diambil adalah termasuk larangan pertemuan massal, satu bulan penutupan sekolah dan karantina di masyarakat di mana kasus terdeteksi, selain menghentikan perjalanan domestik masuk dan keluar dari Manila.
Aturan ini mengikuti konfirmasi pada hari Sabtu 7 Maret, tentang penularan virus domestik pertama Filipina yang telah menewaskan dua orang di sana dan menginfeksi 53. Hingga Kamis (12/3/2020), kasus virus corona di Filipina mencapai 52 orang dengan jumlah kematian 2 jiwa.
Negara di Luar Daratan Asia yang Lockdown
Italia
Dilansir dari liputan6.com, hingga Jumat (13/03/2020), jumlah kasus virus corona (COVID-19) yang dilaporkan pemerintah Italia sebanyak 12.462. Dari angka itu, pasien yang positif sebanyak 8.514, pasien yang sebanyak sembuh 1.004, dan pasien meninggal dunia 631 orang.
Oleh karena itulah pemerintah Italia memutuskan untuk melakukan lockdown atau menutup akses diseluruh negara tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona yang semakin meluas.
Kebijakan ini berlangsung mulai 10 Maret hingga 3 April, dan diumumkan oleh Perdana Menteri Giuseppe Conte pada Senin (09/03/2020) sore waktu setempat.
2020 Merdeka.com
Denmark
Dilansir dari Liputan6.com, Denmark dilaporkan memutuskan untuk mengambil langkah lockdown akibat virus corona. Denmark disebut menjadi negara kedua di Eropa yang mengambil langkah tersebut setelah Italia.
Kamis (12/3/2020), Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen menyatakan bahwa semua sekolah, universitas, dan taman kanak-kanak di Denmark akan ditutup selama dua minggu untuk memperlambat penyebaran virus corona (COVID-19). Sejauh ini, dikabarkan sudah ada 442 kasus virus corona yang terjadi di Denmark.
Tindakan mendesak tersebut mengikuti penetapan dari Organisasi Kesehatan Dunia bahwa virus corona (COVID-19) kini sebagai pandemi.
Negara di Dunia yang Terjangkit Virus Corona
Iran
Dalam satu bulan terakhir, otoritas Iran telah menyatakan peringatan tertinggi akibat penyebaran Virus Corona COVID-19 di beberapa kota di provinsi Gilan, Iran utara.
Dilansir dari Liputan6.com, situasi akibat penyebaran COVID-19 di Iran semakin serius, ketika akhir pekan lalu gubernur Gilan mengeluarkan peringatan perjalanan. Rumah sakit di Gilan pun penuh sesak dan sangat membutuhkan tambahan peralatan medis, ujar anggota DPRD Gholam Ali Jafarzadeh.
Hingga kini, Iran berada di posisi ketiga negara dengan pasien psitif corona terbanyak yaitu dengan 10.075 kasus. Dan sudah ada beberapa tokoh negara di Iran yang menjadi korban meninggal akibat virus corona.
Daegu, Korea Selatan
Kasus virus corona (COVID-19) yang tertinggi adalah di China. Namun, yang mengagetkan adalah Korea Selatan dengan lebih dari 6.000 kasus. Padahal, hingga awal Februari lalu kasus tertinggi kedua berada di Singapura atau Thailand.
Dilansir dari Liputan6.com, per 5 Maret lalu, ada 140.775 orang Korea Selatan telah dites virus corona. Sebanyak 118.865 orang dinyatakan negatif, dan 6.604 orang sisanya masih dalam tahap pengujian.
Daegu adalah kota yang berada sekitar 300 kilometer dari Seoul. Kota terbesar keempat di Korea Selatan itu memiliki populasi 5 juta orang. Akibat penyebaran infeksi yang meluas, otoritas setempat mengambil berbagai langkah pencegahan.
Warga diminta untuk tinggal di rumah selama masa karantina. Warga juga diminta untuk menggunakan masker meski berada di dalam ruangan. Pemerintah kota juga merekomendasikan lebih dari 1.300 PAUD ditutup sementara. Sedangkan, 252 fasilitas perawatan bagi lansia dimonitor ketat mengingat kondisi kesehatan mereka lebih rentan.
Selain dua negara tersebut, setelah virus corona kini resmi ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menurut data dari Coronavirus COVID-19 Global Cases by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins University, Jumat (13/3/2020), saat ini kasus virus corona sudah menembus angka 128.343.
Dilansir dari liputan6.com, berdasarkan data yang dikutip dari gisanddata.maps.arcgis.com, saat ini sudah ada 116 negara dan wilayah yang terjangkit virus corona. Termasuk China dan pasien dari Kapal Pesiar Diamond Princess.
Mengutip data tersebut, China berada di puncak kasus infeksi Virus Corona yang kini menembus 80.932. Sementara Italia dengan 12.462 kasus.
Iran di posisi ketiga dengan 10.075 kasus, sementara Republic of Korea (Korea Selatan) 7.869 dan Prancis 2.284. Lalu Spanyol 2.277, Jerman 2.078 dan Amerika Serikat 1.663.
Upaya Mencegah Virus Corona
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam upaya mencegah virus corona untuk menular dari satu orang ke orang yang lain. Hal utama yang harus dilakukan tentunya adalah dengan menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang virus.
Namun, berdasarkan instruksi dari WHO (World Health Organization), ada langkah-langkah perlindungan dasar yang harus dilakukan dalam mencegah diri dari infeksi virus corona ini.
Hal-hal yang perlu dilakukan antara lain:
Cuci tangan Anda sesering mungkin
Secara teratur dan menyeluruh bersihkan tangan Anda dengan gosok berbasis alkohol atau cuci dengan sabun dan air.
Mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan gosok tangan berbasis alkohol membunuh virus yang mungkin ada di tangan Anda.
Jaga jarak ketika melakukan interaksi sosial
Pertahankan jarak setidaknya 1 meter (3 kaki) antara Anda dan siapa saja yang batuk atau bersin.
Ketika seseorang batuk atau bersin, mereka menyemprotkan tetesan cairan kecil dari hidung atau mulut mereka yang mungkin mengandung virus. Jika Anda terlalu dekat, Anda bisa menghirup tetesan air, termasuk virus corona jika orang tersebut menderita batuk.
Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut
Tangan menyentuh banyak permukaan dan virus dapat menempel. Setelah terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut Anda. Dari sana, virus bisa masuk ke tubuh Anda dan bisa membuat Anda sakit.
Lakukan kebersihan pernafasan
Pastikan Anda, dan orang-orang di sekitar Anda, mengikuti kebersihan pernapasan yang baik. Ini berarti menutupi mulut dan hidung Anda dengan siku atau jaringan yang tertekuk saat Anda batuk atau bersin. Kemudian segera buang tisu bekas.
Karena virus menyebar melalui tetesan air dari batuk dan bersin. Dengan mengikuti kebersihan pernafasan yang baik Anda melindungi orang-orang di sekitar Anda dari virus seperti flu, flu dan virus corona.
Jika Anda mengalami demam, batuk, dan kesulitan bernapas, segera periksakan ke dokter
Tetap di rumah jika Anda merasa tidak sehat. Jika Anda mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas, cari bantuan medis dan ikuti arahan otoritas kesehatan setempat Anda.
Memeriksakan diri ke dokter sedini mungkin memungkinkan penyedia layanan kesehatan Anda dengan cepat mengarahkan Anda ke fasilitas kesehatan yang tepat. Ini juga akan melindungi Anda dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.
Tetap terinformasi dan ikuti saran yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan Anda
Tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru tentang COVID-19. Ikuti saran yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan Anda, otoritas kesehatan publik nasional dan lokal Anda atau majikan Anda tentang cara melindungi diri sendiri dan orang lain dari COVID-19.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaWHO mengemumkan penyebaran cacar monyet atau mongkeypox sebagai keadaan darurat kesehatan global.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaPenyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaSejak pertengahan Oktober 2023, WHO telah memantau data dari sistem pengawasan Tiongkok, terkait pneumonia misterius yang melanda anak-anak di China utara.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaKemenkes menemukan kasus suspek cacar monyet atau mpox di Tangerang,
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnya