Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IDI Minta Masyarakat Pakai Masker Lagi
PB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Terjadi peningkatan kasus Covid-19 di 104 negara dengan varian EG.5, HK.3 dan BA.2.86, antara lain di Singapura dan Malaysia.
Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IDI Minta Masyarakat Pakai Masker Lagi
Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Erlina mengatakan, terjadi peningkatan kasus Covid-19 di 104 negara dengan varian EG.5, HK.3 dan BA.2.86, antara lain di Singapura dan Malaysia.
“Kami dari PB IDI mengimbau mulailah kembali saat ini memakai masker bila bergejala batuk, pilek, bersin," kata Erlina, Rabu (6/12).
Global mencatat ada lonjakan kasus baru varian Covid-19 pada 28 hari terakhir terhitung dari 23 Oktober sampai 19 November 2023. Terdapat 104 negara yang melaporkan kenaikan kasus dan 43 negara yang melaporkan kematian.
Di Singapura tercatat ada 22.000 kasus varian dari Omicron yaitu EG.5 dan HK 3 yang mendominasi 70 persen dari total kasus pada Oktober hingga November. Varian Omicron juga berevolusi, antara lain BA.2.86 yang kemampuan infeksinya rendah.
Sementara di Malaysia, dari data 2 sampai 8 Oktober terdapat 927 kasus terkonfirmasi dan di bulan November terjadi peningkatan hampir 4.000 kasus.
Meningkatnya kasus di Singapura dan Malaysia, kata Erlina, karena mobilitas yang tinggi. Warga Singapura dan Malaysia pada November lalu melakukan perjalanan berlibur akhir tahun, dan kumpul bersama teman.
"Data mereka juga menunjukkan bahwa ternyata antibodi masyarakat sudah menurun karena secara teori mengatakan bahwa setelah enam bulan atau 12 bulan terjadi penurunan antibodi," kata Erlina.
Dari data 89 negara dilaporkan mengalami peningkatan kasus, seperti di Amerika dengan varian EG.5 sebanyak 24,8 persen, Kanada 12 persen, China 10 persen, Jepang 7 persen, dan Korea Selatan 6 persen.
Sementara itu, data dari Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), peningkatan kasus di Indonesia disumbang varian EG.5 sejak Juni. Sedangkan pada Juli meningkat sebesar 20 persen dan pada Agustus menurun kembali.
Peningkatan kasus Covid-19 juga terjadi pada Oktober sampai November 2023.
Rinciannya, kasus terkonfirmasi 65 kasus pada 2-8 Oktober, 151 kasus pada 20-26 November, dan satu kasus meninggal pada November.
Situasi rawat inap akibat subvarian ini juga tergolong rendah. RSUD Soetomo Surabaya merawat dua pasien pada periode Oktober sampai November. Sementara di Jawa Barat okupansi tempat tidur juga masih di bawah 3 persen dalam kurun waktu September sampai November 2023.
Erlina mengimbau masyarakat untuk tidak panik karena subvarian dari Omicron itu memiliki gejala ringan dan belum dapat dipastikan apakah infeksi bA.2.86, EG.5 maupun HK.3 menghasilkan gejala yang berbeda dari varian lainnya.
"Varian ini memiliki kesamaan gejala Covid-19 secara umum, cenderung serupa di antara berbagai varian yaitu demam tinggi, batuk, rhinorrhea (hidung meler), kehilangan penciuman dan pengecap,"
ucap Erlina, dilansir dari Antara.
merdeka.com
Erlina mengatakan, faktor penentu berat ringannya gejala bergantung pada kekebalan tubuh seseorang, terutama kelompok lansia, orang dengan komorbiditas misalnya diabetes melitus, hipertensi, gangguan ginjal yang tidak terkontrol dan orang dengan kondisi imunokompromis seperti HIV, autoimunitas dan kanker.
Erlina juga berpesan untuk menerapkan hidup sehat, makan dengan nutrisi seimbang, mencuci tangan dengan air mengalir, memakai masker saat di keramaian dan perjalanan dan membatasi waktu berada di ruang tertutup.