Kenalan dengan Tradisi Hajat Arwah di Bandung Barat, Ritual “Beri Hadiah” pada Orang yang Sudah Wafat
Pelaksanaan Hajat Arwah tidak seseram namanya. Justru, warisan budaya nenek moyang ini kental dengan nuansa Sunda dengan Islam khas zaman dulu.
Tradisi Hajat Arwah yang dilestarikan warga Kampung Parakansalam, Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, tergolong unik. Para penduduk akan berbondong-bondong datang ke makam leluhur di sana untuk memberikan “hadiah”.
Sampai sekarang, warga Parakansalam masih menjalankan tradisi yang sudah berlangsung turun temurun ini. Alasannya, leluhur jadi sosok yang paling berjasa sehingga kampung mereka masih tetap aman dan damai hingga saat ini.
-
Kenapa Tradisi Asrah Batin diadakan? asrah batin merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengenang pertemuan dua saudara yang telah lama berpisah.
-
Mengapa sholat hadiah bisa membantu orang meninggal? Ini merupakan bentuk dari ekspresi kasih sayang dan doa untuk orang yang telah berpulang, dengan harapan bahwa pahala yang dihadiahkan dapat membantu mereka di alam baka.
-
Apa amalan berbakti pada orang tua yang telah meninggal? Masih ada kebaikan yang bisa dilakukan. Yaitu, mendoakan keduanya, memohonkan ampunan atas dosa-dosanya, memenuhi janji mereka, menyambung tali silaturrahmi yang tidak mungkin tersambung kecuali melalui perantara keduanya, dan menghormati teman-teman karibnya.
-
Kenapa Ziarah Kubur dianjurkan? 'Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berkata buruk (pada saat ziarah).'
-
Apa itu Doa Arwah? Doa arwah adalah praktik spiritual yang melibatkan doa dan penghormatan kepada roh-roh yang telah meninggal. Dalam agama Islam, doa arwah dipanjatkan untuk mendoakan kerabat dan kenalan yang telah berpulang ke Rahmatullah.
-
Bagaimana cara bersedekah untuk orang meninggal? Cara yang baik adalah dengan meniatkannya dalam hati untuk mereka ketika ingin bersedekah.
Terdapat hal yang menarik saat pelaksanaannya, di mana sejumlah warga akan berbondong-bondong datang ke kompleks pemakaman leluhur dengan mengenakan pakaian tradisional Sunda pangsi dan kebaya.
Kekompakan juga ditonjolkan di sana, dengan hadirnya seluruh unsur warga mulai dari orang tua, anak-anak hingga sesepuh kampung yang memimpin doa. Yuk kenalan dengan tradisi leluhur Sunda ini.
Perpaduan Budaya Sunda dan Islam
Merujuk laman Kemdikbud, Kamis (17/10), pelaksanaan hajat arwah tidak seseram namanya. Justru, warisan budaya nenek moyang ini kental dengan nuansa Sunda dengan Islam khas zaman kerajaan ratusan tahun silam.
Ini terlihat dari iringan warga setempat yang berbondong-bondong datang ke makam yang dipimpin oleh tokoh adat sembari membaca salawat dan lafaz Al Quran.
Kemudian, nuansa Sunda terlihat dari pakaian pangsi yang dikenakan oleh laki-laki berwarna hitam lengkap dengan totopong dan ikat (serupa blangkon). Sedangkan kaum perempuan, mengenakan kebaya yang anggun.
Beri Hadiah ke Leluhur
Setelah sampai di area makam, warga akan berkumpul di area yang luas untuk kemudian melakukan doa bersama sekaligus menghaturkan rasa terima kasih kepada Eyang Entang atau Mbah Dalem Jagat Sekti serta sang istri yakni, Nyi Mas Raden Rahayu.
Keduanya diketahui merupakan leluhur dan orang yang berjasa akan Kampung Parakansalam pada masa lampau.
Merujuk Youtube Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia, Hadiah yang dimaksud pun bukan berbentuk barang, melainkan melalui doa serta ucapan terima kasih melalui jalan spiritual.
Acara kemudian dilanjut dengan menyiramkan air suci ke tubuh sembari dibacakan doa dan diakhiri dengan makan bersama antar warga.
Memwariskan Ilmu Perbintangan bagi Warga Parakansalam
Dalam penelitian karya mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, Anne Nurseftiani, berjudul “Strategi Komunikasi Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung Barat dalam Kegiatan Upacara Hajat Arwah Untuk Melestarikan Tradisi di Kabupaten Bandung Barat” disebutkan bahwa Eyang Entang dan Nyi Mas Raden Rahayu dahulu pernah berjasa membangun Kampung Parakansalam.
Salah satu warisannya adalah ilmu astronomi dan perbintangan yang sampai saat ini masih diterapkan oleh warga setempat.
Mereka memiliki pedoman tertentu untuk membangun rumah, bertani, melaksanakan hajatan dan lain sebagainya yang mengacu akan kondisi di langit.
Dilaksanakan Satu Tahun Sekali
Adapun tradisi ini dilaksanakan satu tahun sekali, setiap menjelang masuknya bulan Ramadan. Biasanya Hajat Arwah diadakan sekitar dua atau satu pekan menjelang puasa, tepatnya di akhir bulan Syaban.
Bagi pelestarinya di Kampung Parakansalam, tidak ada upaya manusia yang paling sejati selain berterima kasih kepada leluhur. Tanpa adanya nenek moyang, warga di sana mungkin tidak bisa menentukan hari baik untuk melakukan suatu hajatan.
Warga terus berupaya menjaga dan melestarikan Hajat Arwah agar bisa tetap lestari dan jadi salah satu tradisi unik yang ada di Kampung Parakansalam.