Miris Ribuan Nelayan Lebak Banten Tak Bisa Cari Nafkah Dampak Cuaca Buruk, Begini Kondisi Mereka
Ribuan nelayan tradisional di Lebak Banten tak bisa cari nafkah akibat cuaca buruk. Begini kondisi mereka.
Miris Ribuan Nelayan Lebak Banten Tak Bisa Cari Nafkah Dampak Cuaca Buruk, Begini Kondisi Mereka
Sepekan terakhir, nelayan tradisional di Provinsi Banten tidak bisa melaut karena cuaca buruk yang menimpa wilayah perairan setempat. Akibatnya, mereka pun tidak mendapatkan pemasukan harian.
Kondisi Nelayan
Mayoritas nelayan tradisional tidak melaut karena memasuki musim angin selatan yang memicu gelombang tinggi. Kondisi ini membuat tangkapan ikan relatif kecil dan tidak sebanding dengan biaya operasional "Selama tidak melaut memperbaiki jaring rampus yang kondisinya banyak rusak," ujar Saliman (55), seorang nelayan di Binuangeun Kabupaten Lebak, Minggu (6/8/2023).
Pendapatan Kecil
Keputusan tidak melaut diambil karena biaya operasional jauh lebih besar dibanding pendapatan. Dalam sekali jalan, dibutuhkan bahan bakar 20 liter atau setara uang Rp200 ribu.
Sariman mengungkapkan, cuaca buruk dan kemungkinan pendapatan yang tidak seberapa membuat para nelayan memilih tidak melaut. Hal sama dikatakan Tarja. Nelayan berusia 60 tahun itu mengatakan dirinya tidak berani melaut karena memasuki musim angin selatan. Apalagi nelayan di Lebak Banten banyak menggunakan perahu kincang dengan mesin motor tempel yang dipastikan tidak kuat menahan gelombang 4 meter. Jika memaksakan melaut, risiko yang mungkin dihadapi nelayan cukup besar. Selain bisa mengakibatkan kecelakaan, ada potensi tangkapan ikan kosong.Nasib Nelayan Kecil
Kepala Pangkalan Pelabuhan Ikan ( PPI) Binuangeun Kabupaten Lebak Ahmad Hadi menuturkan, nelayan yang tidak melaut kebanyakan nelayan kecil pengguna perahu mesin tempel. Jumlah nelayan yang tidak melaut diperkirakan mencapai 1.500 orang. (Foto: Freepik wirestock)
Masih Ada Perputaran Uang
Hadi menambahkan, meskipun ribuan nelayan kecil tidak melaut, tapi masih ada perputaran uang di kawasan Binuangeun Kabupaten Lebak. Saat ini, kata dia, nilai tangkapan ikan rata-rata 200 ton dengan nilai perputaran uang Rp3 miliar/bulan. Pasalnya, nelayan kapal di atas bobot kekuatan 10 grooston (GT) masih beroperasi dengan jelajah di lima mil dari pantai. "Kami berharap cuaca kembali normal dan nelayan tradisional kembali melaut," tandas Hadi, dikutip dari ANTARA.