Mitos Gigi Ngilu yang Banyak Beredar, Simak Juga Penjelasan Medisnya
Mitos-mitos ini seringkali menyebabkan kesalahpahaman dan penanganan yang tidak tepat.
Mitos-mitos ini seringkali menyebabkan kesalahpahaman dan penanganan yang tidak tepat.
Mitos Gigi Ngilu yang Banyak Beredar, Simak Juga Penjelasan Medisnya
Gigi ngilu atau sensitif adalah masalah yang kerap dialami oleh banyak orang, tetapi di balik kondisi ini terdapat banyak mitos yang beredar.Beberapa orang percaya bahwa gigi ngilu hanya disebabkan oleh kerusakan gigi atau kebiasaan buruk dalam perawatan gigi. Namun, kenyataannya lebih kompleks dari itu.
Mitos-mitos ini seringkali menyebabkan kesalahpahaman dan penanganan yang tidak tepat, sehingga penting untuk mengetahui fakta sebenarnya tentang gigi ngilu. Salah satu mitos umum adalah bahwa gigi ngilu hanya disebabkan oleh kerusakan gigi atau gigi berlubang.
Faktanya, sensitivitas gigi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti enamel yang menipis, gusi yang menurun, atau kebiasaan menggertakkan gigi.
Bahkan perubahan suhu yang ekstrem, baik dari makanan atau minuman, juga dapat memicu rasa ngilu pada gigi yang sensitif.
Pemahaman yang salah ini dapat membuat orang mengabaikan gejala yang mereka alami dan tidak mencari perawatan yang tepat. Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah kumpulan mitos gigi ngilu yang umum beredar dan dipercaya, serta penjelasannya dari sisi medis.
Dengan informasi yang tepat dan perawatan yang benar, rasa ngilu pada gigi dapat diatasi dan kualitas hidup pun dapat ditingkatkan.
Mitos Gigi Ngilu
Gigi ngilu adalah kondisi yang umum dialami oleh banyak orang, namun ada beberapa mitos yang beredar di masyarakat mengenai penyebab dan penanganannya.Mengetahui fakta di balik mitos ini penting agar kita bisa mengambil langkah yang tepat dalam mengatasi gigi sensitif.
1. Gigi Ngilu Hanya Disebabkan oleh Gigi Berlubang
Banyak orang percaya bahwa gigi ngilu hanya terjadi karena adanya gigi berlubang atau kerusakan gigi lainnya.
Padahal, sensitivitas gigi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti enamel gigi yang menipis, resesi gusi yang membuka akar gigi, atau kebiasaan menggertakkan gigi yang berlebihan.
Bahkan, makanan dan minuman yang sangat panas atau dingin juga dapat memicu rasa ngilu pada gigi yang sensitif. 2. Gigi Ngilu Tidak Bisa Diobati
Ada anggapan bahwa sekali gigi mengalami ngilu, kondisinya tidak dapat diperbaiki dan harus diterima begitu saja.
Faktanya, ada banyak cara untuk mengatasi gigi sensitif. Menggunakan pasta gigi khusus untuk gigi sensitif, menjaga kebersihan mulut dengan baik, dan menghindari makanan atau minuman yang dapat memicu ngilu adalah beberapa langkah yang efektif.
Dalam beberapa kasus, dokter gigi dapat melakukan perawatan seperti aplikasi fluoride atau desensitizer untuk mengurangi sensitivitas. 3. Hanya Orang Dewasa yang Mengalami Gigi Ngilu
Gigi sensitif tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga bisa terjadi pada anak-anak.
Meskipun enamel gigi anak-anak umumnya lebih tebal dan gigi mereka cenderung lebih kuat, kebiasaan buruk seperti menyikat gigi terlalu keras atau mengonsumsi banyak makanan asam dapat menyebabkan gigi ngilu bahkan pada usia muda.
Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan kebiasaan perawatan gigi yang baik sejak dini. 4. Menyikat Gigi Lebih Keras Mengurangi Sensitivitas Gigi
Banyak orang berpikir bahwa menyikat gigi dengan keras akan membersihkan gigi lebih efektif dan mengurangi rasa ngilu.
Namun, kenyataannya, menyikat gigi terlalu keras dapat merusak enamel gigi dan menyebabkan gusi surut, yang justru akan memperparah sensitivitas gigi.
Menyikat gigi dengan lembut menggunakan sikat gigi berbulu halus adalah cara terbaik untuk menjaga kesehatan gigi tanpa menyebabkan kerusakan. 5. Gigi Ngilu Hanya Akibat Makanan dan Minuman Dingin
Meski makanan dan minuman dingin sering memicu rasa ngilu pada gigi sensitif, makanan dan minuman panas, manis, atau asam juga dapat menyebabkan reaksi serupa.
Selain itu, gigi ngilu dapat dipicu oleh udara dingin, kebiasaan menggertakkan gigi, atau bahkan penggunaan produk pemutih gigi yang berlebihan.
Mengenali berbagai pemicu dapat membantu mengelola sensitivitas gigi dengan lebih baik 6. Pasta Gigi Biasa Sama Efektifnya untuk Gigi Sensitif
Tidak semua pasta gigi diciptakan sama, dan pasta gigi biasa mungkin tidak cukup untuk mengatasi gigi sensitif.
Pasta gigi yang dirancang khusus untuk gigi sensitif mengandung bahan aktif seperti kalium nitrat atau strontium klorida yang membantu menutup tubulus dentin dan mengurangi sensitivitas.
Menggunakan produk yang tepat sesuai dengan kondisi gigi sangat penting untuk mengelola gigi ngilu secara efektif.
Penjelasan Medis Terkait Gigi Ngilu
Penyebab Gigi Ngilu
Gigi ngilu atau sensitif adalah kondisi yang menyebabkan ketidaknyamanan atau nyeri pada gigi sebagai respons terhadap rangsangan tertentu seperti suhu, tekanan, atau makanan tertentu.
Ada beberapa penyebab utama dari gigi ngilu. Di antaranya:
-
Apa yang menyebabkan gigi ngilu? Gigi ngilu merupakan pertanda gigi mengalami sensitif terhadap rangsangan tertentu. Yang sering terjadi gigi menjadi tidak nyaman saat menerima respon suhu panas atau dingin dari makanan dan minuman.
-
Kenapa menggemeretakkan gigi ngilu? Tingkat stres yang tinggi dan kurang tidur bisa meningkatkan kebiasaan menggemeretakkan gigi.
-
Apa penyebab utama sakit gigi? Penyebab sakit gigi yang utama adalah kerusakan pada gigi. Bakteri yang hidup di mulut dapat bertumbuh dengan baik akibat gula atau sari dalam makanan yang dikonsumsi. Bakteri ini kemudian membentuk plak lengket yang menempel pada permukaan gigi.
-
Apa saja penyebab gigi gingsul? Gigi gingsul pada anak merupakan kondisi di mana gigi-gigi tumbuh tidak sejajar sehingga terlihat miring atau terdorong keluar dari susunan gigi yang ideal. Beberapa faktor dapat menjadi penyebab munculnya gigi gingsul pada anak. Berikut beberapa penyebab umumnya:
-
Apa sebenarnya penyebab kerusakan gigi? Zat makanan, bakteri, dan air liur bergabung membentuk plak yang menempel di gigi Anda. Kerusakan gigi dimulai saat gula dan pati tertinggal di gigi untuk waktu yang lama. Bakteri dalam plak memakan makanan bergula dan bertepung, yang membentuk asam. Asam dalam plak ini mengikis email atau lapisan luar gigi yang keras.
-
Apa saja masalah gigi gingsul? Mempunyai gigi gingsul terkadang menjadi dilema. Gigi gingsul dianggap bisa mempermanis tampilan, akan tetapi bila ingin mengikuti saran medis, gigi yang tak tumbuh pada tempatnya sebaiknya memang perlu mendapat penanganan. Sebab, gigi gingsul atau maloksusi gigi lainnya bisa menimbulkan beragam masalah, contohnya: * Mengganggu proses mengunyah atau menggigit makanan. * Cedera gusi akibat proses mengunyah. * Gigi tidak berfungsi dengan baik. * Membersihkan sulit menjadi lebih sulit sehingga meningkatkan risiko kerusakan gigi, gigi berlubang, dan radang gusi. * Bicara cadel. * Menurunkan kepercayaan diri (untuk sebagian orang).
Enamel adalah lapisan pelindung terluar pada gigi. Ketika enamel menipis, dentin yang berada di bawahnya menjadi lebih terekspos.
Dentin memiliki tubulus kecil yang langsung terhubung ke saraf gigi, sehingga rangsangan dari luar seperti makanan atau minuman panas dan dingin dapat langsung mencapai saraf, menyebabkan rasa ngilu.
Penipisan enamel dapat disebabkan oleh kebiasaan menyikat gigi terlalu keras, mengonsumsi makanan atau minuman asam, dan kebiasaan menggertakkan gigi (bruxism). 2. Resesi Gusi
Gusi yang menurun atau surut juga dapat menyebabkan gigi sensitif. Ketika gusi menurun, akar gigi yang biasanya tertutup oleh gusi menjadi terekspos.
Akar gigi tidak dilapisi oleh enamel, sehingga lebih rentan terhadap rangsangan. Resesi gusi bisa terjadi karena penyakit periodontal, menyikat gigi terlalu keras, atau kebersihan mulut yang buruk. 3. Kerusakan Gigi dan Gigi Berlubang
Kerusakan gigi seperti gigi berlubang atau retak dapat menyebabkan sensitivitas karena lapisan dalam gigi (dentin) dan saraf menjadi terekspos.
Gigi berlubang yang tidak diobati dapat memperbesar lubang dan menyebabkan rasa sakit yang lebih parah ketika terpapar makanan atau minuman tertentu. 4. Pasca Perawatan Gigi
Beberapa prosedur gigi seperti penambalan, pemasangan mahkota gigi, atau pemutihan gigi dapat menyebabkan sensitivitas sementara pada gigi.
Ini biasanya disebabkan oleh iritasi atau perubahan pada struktur gigi selama perawatan. Sensitivitas ini umumnya bersifat sementara dan akan hilang setelah beberapa waktu.
5. Kebiasaan Menggertakkan Gigi (Bruxism)
Kebiasaan menggertakkan atau menggeretakkan gigi, terutama saat tidur, dapat menyebabkan keausan pada enamel gigi.
Selain itu, tekanan berlebih pada gigi juga dapat menyebabkan kerusakan pada gigi dan gusi, yang berujung pada sensitivitas gigi. 6. Penggunaan Produk Pemutih Gigi
Penggunaan produk pemutih gigi yang berlebihan atau tidak sesuai instruksi dapat menyebabkan sensitivitas.
Bahan kimia dalam produk pemutih dapat menembus enamel dan mencapai dentin, sehingga menyebabkan rasa ngilu.
Oleh karena itu, penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan dan berkonsultasi dengan dokter gigi sebelum menggunakan produk pemutih gigi.
Penanganan Gigi Ngilu
Mengatasi gigi ngilu atau sensitif memerlukan pendekatan yang tepat dan beragam, tergantung pada penyebabnya.
Berikut adalah beberapa cara yang efektif untuk mengatasi gigi ngilu:
Pasta gigi yang diformulasikan khusus untuk gigi sensitif mengandung bahan aktif seperti kalium nitrat atau strontium klorida, yang membantu menghalangi sinyal dari permukaan gigi ke saraf gigi.
2. Menyikat Gigi dengan Teknik yang Benar
Hindari menyikat gigi terlalu keras karena dapat merusak enamel dan menyebabkan resesi gusi. Gunakan sikat gigi berbulu halus dan teknik menyikat yang lembut dengan gerakan melingkar. 3. Menghindari Makanan dan Minuman Asam
Makanan dan minuman asam dapat mengikis enamel gigi, memperparah sensitivitas. Batasi konsumsi minuman bersoda, jus jeruk, dan makanan yang mengandung asam tinggi.
Jika mengonsumsi makanan atau minuman asam, bilas mulut dengan air setelahnya untuk membantu menetralkan asam.
4. Menghindari Kebiasaan Menggertakkan Gigi (Bruxism)
Jika Anda memiliki kebiasaan menggertakkan gigi, terutama saat tidur, konsultasikan dengan dokter gigi untuk mendapatkan pelindung gigi (mouthguard) yang dapat membantu melindungi gigi dari kerusakan lebih lanjut.
Bruxism dapat menyebabkan keausan enamel dan meningkatkan sensitivitas. 5. Perawatan Fluoride
Dokter gigi dapat menerapkan perawatan fluoride pada gigi untuk memperkuat enamel dan mengurangi sensitivitas.
Fluoride membantu memperkuat lapisan pelindung gigi dan mengurangi rasa ngilu.
Dokter gigi juga dapat merekomendasikan penggunaan gel atau varnish fluoride di rumah. 6. Perawatan Profesional
Dalam kasus sensitivitas yang parah, dokter gigi mungkin menyarankan prosedur seperti penambalan, bonding, atau pembedahan gusi untuk melindungi akar gigi yang terekspos.
Prosedur ini membantu menutup tubulus dentin yang terbuka dan mengurangi sensitivitas. 7. Menggunakan Obat Kumur untuk Gigi Sensitif
Obat kumur yang diformulasikan khusus untuk gigi sensitif dapat membantu menenangkan saraf gigi dan mengurangi rasa ngilu.
Pilih obat kumur yang bebas alkohol dan mengandung bahan aktif yang meredakan sensitivitas.
8. Menjaga Kebersihan Mulut yang Baik
Rutin menyikat gigi dua kali sehari, membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi, dan melakukan kunjungan rutin ke dokter gigi sangat penting untuk mencegah masalah gigi lebih lanjut.