6 Mitos Tentang Kontrasepsi yang Sering Dipercaya, Ini Faktanya
Berbagai mitos tentang kontrasepsi yang perlu diluruskan.
Berbagai mitos tentang kontrasepsi yang perlu diluruskan.
6 Mitos Tentang Kontrasepsi yang Sering Dipercaya, Ini Faktanya
Seperti diketahui, banyak anggapan tentang kontrasepsi yang berkembang dan dipercaya di masyarakat. Tidak masalah, jika informasi yang beredar merupakan fakta dan memiliki penjelasan ilmiah.
Sayangnya, anggapan tentang kontrasepsi di masyarakat sebagian besar adalah mitos. Dengan begitu, penting bagi masyarakat untuk mengetahui apa saja mitos tentang kontrasepsi yang sering disalahpahami. Berikut, kami rangkum mitos dan penjelasan faktanya, bisa disimak.
-
Mengapa vasektomi dianggap mitos? Vasektomi sering kali diselimuti stigma dan kesalahpahaman.
-
Gimana mitos ini mempengaruhi kehamilan? Kepercayaan ini menyarankan bahwa mencukur bulu kemaluan selama masa kehamilan bisa membawa dampak negatif bagi kesehatan ibu dan bayi.
-
Apa itu mitos? Pada umumnya, Cremers mendefinisikan mitos sebagai cerita atau narasi yang berasal dari tradisi lisan dan memiliki unsur magis atau keajaiban.
-
Apa saja yang dianggap mitos saat menstruasi? Selain keramas dan mandi, masih banyak hal lain yang seringkali dianggap mitos saat menstruasi.
Bisa Pengaruhi Kesuburan Masa Depan
Mitos tentang kontrasepsi yang pertama berkaitan dengan pengaruh kesuburan.
Mitos yang menyatakan bahwa penggunaan alat kontrasepsi dapat mempengaruhi kesuburan di masa depan seringkali membuat banyak pasangan ragu untuk menggunakan metode pencegahan kehamilan. Namun, mitos ini tidaklah benar.
Penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa alat kontrasepsi, baik hormonal seperti pil KB maupun non-hormonal seperti IUD, tidak memiliki efek jangka panjang terhadap kesuburan seseorang. Setelah penghentian penggunaan kontrasepsi, kebanyakan wanita akan segera kembali ke tingkat kesuburan normal mereka. Bahkan, beberapa alat kontrasepsi justru dapat membantu menjaga kesehatan reproduksi dengan mengurangi risiko penyakit tertentu.
Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk mendapatkan informasi yang akurat dan berbicara dengan tenaga medis terpercaya agar dapat mengambil keputusan yang tepat terkait penggunaan alat kontrasepsi tanpa khawatir akan dampak negatif terhadap kesuburan di masa depan.Hanya Dibutuhkan Hingga 35 Tahun
Mitos tentang kontrasepsi berikutnya berkaitan dengan usia.
Mitos yang menyebutkan bahwa alat kontrasepsi hanya dibutuhkan oleh perempuan hingga usia 35 tahun saja adalah anggapan yang keliru. Faktanya, kebutuhan akan alat kontrasepsi tidak dibatasi oleh usia tertentu, melainkan oleh kondisi kesehatan dan kebutuhan reproduksi individu.
Perempuan di atas usia 35 tahun masih dapat memiliki risiko kehamilan yang tidak direncanakan, dan oleh karena itu, masih tetap membutuhkan metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi setiap individu.
Bisa Membuat Gemuk
Mitos tentang kontrasepsi selanjutnya yaitu berkaitan dengan pengaruh berat badan.
Mitos yang menyebutkan bahwa alat kontrasepsi bisa membuat gemuk seringkali menjadi alasan bagi banyak perempuan untuk enggan menggunakannya. Namun, anggapan ini tidak benar. Penelitian telah menunjukkan bahwa kebanyakan alat kontrasepsi, termasuk pil KB, suntik KB, dan IUD, tidak secara langsung menyebabkan peningkatan berat badan yang signifikan.
Beberapa perempuan mungkin mengalami perubahan berat badan saat mulai menggunakan kontrasepsi hormonal, tetapi ini biasanya bersifat sementara dan lebih berkaitan dengan retensi cairan daripada peningkatan lemak tubuh. Selain itu, faktor lain seperti pola makan, tingkat aktivitas fisik, dan perubahan hormon alami juga dapat mempengaruhi berat badan.
Oleh karena itu, penting bagi perempuan untuk mendapatkan informasi yang benar dan berdiskusi dengan tenaga medis mengenai pilihan kontrasepsi yang paling sesuai tanpa khawatir akan dampak negatif terhadap berat badan.
Tak Perlu Kontrasepsi Jika Hubungan Intim Hanya Sekali
Mitos tentang kontrasepsi lainnya termasuk berhubungan dengan frekuensi hubungan seksual.
Mitos yang menyebutkan bahwa tidak perlu memakai kontrasepsi jika berhubungan intim hanya sekali adalah anggapan yang keliru. Kehamilan bisa terjadi meskipun hubungan intim hanya dilakukan satu kali, karena pembuahan bisa terjadi kapan saja selama siklus ovulasi perempuan.
Sperma dapat hidup dalam tubuh perempuan hingga lima hari, sehingga kemungkinan terjadinya kehamilan tetap ada. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan kontrasepsi setiap kali berhubungan intim jika ingin mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.
Pil KB Diminum di Jam yang Sama
Mitos tentang kontrasepsi berikutnya berhubungan dengan jam konsumsi pil KB.
Mitos yang menyebutkan bahwa pil KB harus diminum di jam yang sama setiap hari adalah anggapan yang tidak sepenuhnya benar. Meskipun disarankan untuk mengonsumsi pil KB pada waktu yang sama setiap hari guna membantu membentuk kebiasaan yang konsisten dan menjaga kadar hormon yang stabil dalam tubuh, sedikit perbedaan waktu konsumsi tidak akan mengurangi efektivitasnya secara signifikan.
Untuk pil KB kombinasi yang mengandung estrogen dan progestin, ketepatan waktu tidak terlalu kritis, tetapi bagi pil mini (progestin-only pills), konsistensi waktu lebih penting untuk menjaga efektivitasnya. Namun, umumnya, pil KB tetap bekerja dengan baik selama diminum setiap hari tanpa terlewat. Jika ada keraguan atau kesalahan dalam mengonsumsi pil KB, sebaiknya segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan saran yang tepat.
Lama Minum Pil KB, Susah Hamil
Mitos tentang kontrasepsi yang terakhir yaitu berkaitan dengan peluang hamil.
Mitos yang menyebutkan bahwa terlalu lama minum pil KB akan membuat susah hamil adalah anggapan yang tidak benar. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pil KB dalam jangka panjang tidak mempengaruhi kesuburan jangka panjang.
Setelah berhenti mengonsumsi pil KB, sebagian besar wanita akan kembali ke tingkat kesuburan normal mereka dalam waktu beberapa bulan. Kesuburan biasanya pulih dengan cepat setelah penghentian pil, dan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan pil KB yang lama mengakibatkan masalah kesuburan permanen.
Jika ada kekhawatiran mengenai kesuburan setelah berhenti menggunakan pil KB, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan informasi yang akurat dan dukungan yang diperlukan.