8 Mitos Kesehatan yang Masih Dipercaya Banyak Orang Sebagai Suatu Hal yang Menyehatkan
Sejumlah mitos kesehatan muncul sejak masa lalu dan masih banyak dipercaya hingga masa kini.
Seiring berjalannya waktu, kita sering kali mendengar berbagai mitos kesehatan yang dipercaya oleh banyak orang. Beberapa mitos ini bahkan sudah turun-temurun dan diyakini sebagai kebenaran. Padahal, banyak dari klaim-klaim ini telah dibantah oleh penelitian ilmiah dan pengalaman medis.
Sayangnya, informasi yang salah ini tetap beredar luas, seringkali mengaburkan pandangan kita tentang kesehatan yang sebenarnya.
-
Mitos apa yang paling sering dipercaya? Mitos Indonesia bagi beberapa orang dianggap sebagai cerita belaka, namun tak sedikit pula yang masih mengindahkan hingga sekarang.
-
Bagaimana orang meyakini mitos ini? Beberapa mitos meyakini bahwa memakai baju terbalik dapat membawa keberuntungan.Orang-orang mungkin memilih untuk melakukannya pada hari tertentu atau dalam situasi khusus untuk menarik energi positif.
-
Apa saja mitos tentang kolesterol? Banyak anggapan tentang kolesterol yang sebenarnya hanya mitos. Kolesterol merupakan salah satu gangguan kesehatan yang perlu diwaspadai.
-
Siapa yang percaya mitos ini? Banyak orang percaya mitos ini karena mereka mendengar cerita dari orang lain atau bahkan mengalami hal serupa.
Dilansir dari Your Tango, berikut adalah 8 mitos kesehatan yang masih sering dipercaya, meskipun telah terbukti tidak akurat:
1. Minum 8 Gelas Air Sehari Itu Wajib
Banyak orang meyakini bahwa kita harus minum tepat 8 gelas air setiap hari. Meskipun hidrasi itu penting, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung angka 8 gelas sebagai aturan yang harus diikuti oleh setiap orang. Kebutuhan cairan setiap orang sangat bervariasi tergantung pada aktivitas fisik, kondisi cuaca, dan usia.
"Tidak ada studi ilmiah yang dapat mendukung rekomendasi ini," kata seorang ahli gastroenterologi. Yang terpenting adalah memperhatikan tanda-tanda tubuh kita, seperti warna urin yang gelap sebagai indikator dehidrasi, dan menyesuaikan asupan cairan sesuai kebutuhan.
2. Olahraga Saja Bisa Menurunkan Berat Badan
Meski olahraga memiliki banyak manfaat, termasuk untuk kesehatan mental dan fisik, kenyataannya olahraga bukanlah faktor utama dalam penurunan berat badan. "Penurunan berat badan berhubungan lebih erat dengan pola makan yang sehat," ungkap para ahli. Dalam banyak studi, ditemukan bahwa rasio yang tepat adalah 80% diet dan 20% olahraga. Ini berarti, meskipun olahraga penting, tanpa pengaturan pola makan yang tepat, usaha menurunkan berat badan akan lebih sulit tercapai.
3. Kedinginan Bisa Menyebabkan Pilek
Banyak orang percaya bahwa cuaca dingin atau basah bisa membuat kita mudah terserang pilek. Namun, kenyataannya adalah viruslah yang menyebabkan pilek, bukan suhu atau kelembaban udara. Meskipun pada cuaca dingin kita cenderung berkumpul di tempat tertutup yang meningkatkan kemungkinan penularan, faktor utama penyebab pilek tetaplah virus itu sendiri.
4. Makan Telur Itu Buruk untuk Kesehatan
Mitos yang sudah sangat lama beredar ini menganggap telur, khususnya kuning telur, dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan berbahaya bagi kesehatan jantung. Namun, banyak penelitian kini menunjukkan bahwa mengonsumsi hingga tujuh telur per minggu tidak memberikan dampak negatif yang signifikan pada kesehatan orang sehat.
"Telur putih kaya akan protein dengan sedikit lemak dan karbohidrat," jelas para ahli. Yang perlu diwaspadai bukan telur itu sendiri, tetapi bahan lain yang biasa dimakan bersamaan dengan telur, seperti bacon atau mentega, yang mengandung lemak jenuh dan garam tinggi.
5. Detoksifikasi atau Pembersihan Tubuh Itu Diperlukan
Detoksifikasi melalui jus atau pembersihan usus adalah salah satu tren kesehatan yang terus berkembang, namun ini sebenarnya adalah mitos besar. "Ginjal, hati, dan usus kita sudah dilengkapi dengan mekanisme alami untuk membersihkan tubuh dari racun," ujar ahli kesehatan. Tidak ada bukti yang mendukung bahwa program detoksifikasi seperti jus atau pembersihan kolon lebih efektif daripada sistem detoksifikasi alami tubuh. Selain itu, metode ini bahkan dapat berbahaya, menyebabkan kekurangan cairan dan elektrolit yang bisa mengganggu keseimbangan tubuh.