Perjuangan Kusdono Rastika Angkat Seni Lukis Kaca Cirebon, Karyanya Pernah Dipesan Jokowi hingga Dikirim ke Amerika
Karena mempertahankan identitas Cirebon, lukisan kaca milik Kusdono berhasil menarik minat Presiden RI Joko Widodo hingga konsumen mancanegara.
Karena mempertahankan identitas Cirebon, lukisan kaca milik Kusdono berhasil menarik minat Presiden RI Joko Widodo hingga konsumen mancanegara.
Perjuangan Kusdono Rastika Angkat Seni Lukis Kaca Cirebon, Karyanya Pernah Dipesan Jokowi hingga Dikirim ke Amerika
Kusdono Rastika (43) merupakan salah satu seniman lukis kaca yang sudah puluhan tahun menekuni bidang tersebut. Dirinya memiliki mimpi agar warisan nenek moyang asli Cirebon, Jawa Barat terus eksis dan tidak ditelan zaman.
Walaupun ditengah keterbatasan sebagai seorang disabilitas, Rastika tidak pernah terpikir untuk berhenti melukis di atas media kaca. Bahkan, kini perjuangannya sudah berbuah manis karena hasil karyanya sudah dipesan oleh Presiden Joko Widodo bahkan hingga ke mancanegara.
-
Batik lukis apa yang dibuat Kusmanto? Misalnya batik lukis bergambar pintu bledek atau pintu petir yang ada di Masjid Agung Demak.
-
Kenapa Kusmanto membuat batik lukis? Untuk memberikan corak baru pada kerajinan batik, maka saya mencoba membuat batik lukis,' kata Kusmanto, dikutip dari ANTARA pada Minggu (19/5).
-
Bagaimana Kusmanto membuat batik lukis? Kusmanto mengatakan, batik tulis yang dia buat memang memberikan pengalaman berbeda bagi para pecinta batik.
-
Apa itu Jenang Krasikan? Di daerah Purworejo, Jawa Tengah, ada sebuah kuliner unik bernama Jenang Krasikan. Makanan ini terbuat dari beras ketan dan gula merah. Selain dua bahan utama tersebut, jenang krasikan juga dibuat dengan menambahkan santan dan sedikit garam. Hasilnya kudapan itu menjadi agak bertekstur di bagian luar. Sementara di bagian dalam terasa lembut dan lumer di mulut.
-
Siapa Bapak Seni Lukis Modern Indonesia? Berkat hasil karya dari buah pemikirannya yang begitu memukau, Nashar pun dinobatkan sebagai Bapak Seni Lukis Modern Indonesia.
-
Kenapa Mensos Risma mengapresiasi Ajik Krisna? 'Terus terang bagi saya, berat dan harus kita atasi bersama-sama,' kata Risma di momen acara 'Launching Produk Pahlawan Ekonomi Nusantara (Pena) Program Pemberdayaan Sosial' di Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa (26/3). 'Suatu saat orang tuanya akan meninggalkan mereka dan mereka harus bisa mandiri. Saya bersyukur, bertemu dengan Pak Ajik Krisna minimal membantu. Kita punya anak bangsa yang luar biasa yang mau menerima segala kekurangan dari kita untuk menjadi sesuatu yang luar biasa,' imbuhnya yang sempat meneteskan air mata haru di acara tersebut.
Sehari-hari, ia melukis kaca sembari duduk di kursi roda di kediamannya, Desa Gegesik Kidul, Kecamatan Gegesik. Rastika pun menceritakan perjalanannya mendalami kesenian tersebut yang sebelumnya diwariskan oleh orang tuanya.
“Dari kecil saya memang suka menggambar. Dulu waktu umur 14 tahun, saya dibimbing langsung sama bapak untuk membuat pola gambar dan pencampuran warna dasar, sehingga bisa menciptakan sejumlah warna saat ini,” terang Kusdono, mengutip cirebonkab.go.id, Jumat (26/7).
Belajar Selama 6 Bulan
Di awal mempelajarinya, Kusdono mendalami seni lukis kaca secara perlahan.
(Foto: Dok. Diskominfo Kabupaten Cirebon)
Ini dikarenakan seni lukis kaca khas Cirebon harus dikerjakan dengan memperhatikan detail.
Selama 6 bulan, Kusdono diajari sang ayah hingga kemampuannya terasah dan bisa menciptakan pola, percampuran warna dan model objek dengan rapi.
“Dulu saya pelajari lukisan kaca butuh waktu enam bulan, karena saya harus mempelajari pola dan pencampuran warna yang detail,” kata dia.
Dilukis Secara Terbalik
Seni lukis kaca ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Sebab, media yang digunakan bukanlah kanvas melainkan sebidang kaca.
Kontur kaca yang licin menjadi tantangan Kusdono, apalagi cara pengerjaannya yang terbalik atau dilukis dari belakang kaca.
“Saya rasa yang membedakan tingkat kesulitan pada lukisan ini karena langsung melukis di atas kaca menggunakan cat besi, itu yang membuat kesulitan sendiri,” bebernya.
Mengutamakan Detail
Ciri lukisan kaca yang ia buat adalah mengutamakan detail.
(Foto: lukisan kaca khas Cirebon/kebudayaan.kemdikbud.go.id)
Sisi detail sangat penting agar hasil gambar bisa seolah hidup saat sudah selesai dikerjakan.
Menurutnya, lama pengerjaan tergantung pola dan objek gambar yang diminta. Semakin detail dan penuh warna, maka durasi pengerjaan akan lebih dari satu hari.
“Kalau motifnya sederhana saya bisa selesaikan satu hari,” ucapnya.
Pertahankan Gaya Klasik
Walau sudah banyak yang meminta dibuatkan pola komtemporer, Kusdono enggan meninggalkan ciri utama lukis kaca Cirebon dengan tema klasik.
Menurutnya, objek lawasan seperti tokoh pewayangan serta ornamen batik Megamendung, memiliki nilai identitas kuat.
“Kenapa saya selalu pilih tema klasik, karena saya ingin melestarikan gaya lukisan asli Cirebon yang memang sekarang sudah mulai ditinggalkan,” ujar Kusdono.
Pernah Dipesan Presiden Jokowi hingga Dikirim ke Amerika
Karena mempertahankan identitas Cirebon, lukisan kaca milik Kusdono berhasil menarik minat Presiden RI Joko Widodo.
(Foto: disbudparporakabcirebon.blogspot.com)
Ia pernah diminta untuk membuatkannya dengan motif khas Cirebon.
Selain itu, produknya juga berhasil dikirim ke mancanegara, salah satunya Amerika dan Eropa.
“Selama berkarier menjadi pelukis kaca karya saya sudah bisa tembus pasar internasional, karya sudah berhasil dipesan oleh sejumlah negara di antaranya di Amerika maupun Eropa,” tambah Kusdono.
Keunikan Lukisan Kaca Cirebon
Diketahui bahwa lukisan kaca khas Cirebon jadi salah satu karya seni lukis yang unik dan berbeda dari daerah lain. Salah satu yang mencolok adalah proses pengerjaannya yang dilakukan secara terbalik.
Terbalik yang dimaksud adalah goresan cat harus dilakukan dari belakang kaca sehingga saat dilihat dari depan objek bisa terlihat seperti dilukis dari bidang depan.
Selain itu, dikerjakan terbalik agar gambar seolah diberi pelapis kaca sehingga gambar menjadi awet dan tahan lama.