Siap Dibangkitkan Lagi, Ini 7 Fakta Restoran Rindu Alam di Puncak yang Penuh Kenangan
Merdeka.com - Bagi masyarakat yang sering berkunjung ke kawasan Puncak Cisarua di Kabupaten Bogor Jawa Barat, pasti tak asing dengan keberadaan Restoran Rindu Alam.
Di masa kejayaannya selama kurang lebih 40 tahun itu, banyak pengunjung yang merasa terkesan dengan suguhan menu termasuk pemandangan di sana. Sayangnya di bulan Februari 2020 lalu, Restoran Rindu Alam terpaksa ditutup karena masa kontrak lahan telah habis.
Usai satu tahun lebih tak beroperasi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat selaku pemilik lahan berencana akan mengoperasikan kembali dengan fungsi yang berbeda. Seperti apa kelanjutan nasib Restoran Rindu Alam yang melegenda itu? Berikut 7 faktanya:
-
Di mana Rumah Makan Rindu Alam berada? Restoran Rindu Alam adalah Rumah Makan Legendaris di daerah Puncak.
-
Kapan Rumah Makan Rindu Alam didirikan? Restoran Rindu Alam Berdiri Tahun 1979
-
Dimana restoran itu berada? Kisah tersebut diungkap oleh putra dari pemilik Restoran Saung Injuk yang berlokasi di Jalan Raya Keadilan, Rangkapan Jaya, Depok.
-
Siapa mantan Panglima Kodam Siliwangi yang mendirikan Rumah Makan Rindu Alam? Pemiliknya Mantan Panglima Kodam Siliwangi Letnan Jenderal (Purn) Ibrahim Adjie. Adjie mendirikan rumah makan itu setelah pensiun dari dinas militer.
-
Bagaimana pemilik restoran bereaksi? Mengetahui videonya ramai disorot, pemilik restoran yang bernama Railway Tuan Cafe tersebut kembali bereaksi.
-
Apa yang bisa dimakan pengunjung sepuasnya? Di sana, pengunjung bisa mencicipi melon sepuasnya.
Diproyeksikan Jadi Pemasukan Baru Pasca Pandemi Covid-19
liputan6.com
Menanggapi wacana tersebut, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan jika pihak pemprov berencana menghidupkan kembali wisata di kawasan Rindu Alam, Puncak Bogor.
Uu mengatakan, jika ke depannya restoran tersebut diproyeksi untuk menambah pendapatan asli daerah dalam rangka pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
“Pemda Provinsi Jabar berusaha memanfaatkan kembali daerah wisata Rindu Alam ini untuk meningkatkan PAD, apalagi setelah Covid-19 banyak kegiatan terpotong, siapa tahu dengan mengoperasionalkan Rindu Alam ini bisa mendapatkan PAD," terang Uu saat meninjau kawasan wisata di Jalan Raya Puncak Gadog KM 89, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Senin (11/10), melansir Antara.
Miliki 3 Konsep Baru
Sebagai kawasan yang sudah lebih dari 40 tahun menjadi ikon wisata Puncak Bogor, Uu menyatakan jika Restoran Rindu Alam memiliki tiga tahapan pemanfaatan, yakni sebagai restoran wisata, kafe, serta pusat jajan serba ada (pujasera).
Dalam pemanfaatannya, secara teori legalitas pengoperasian kembali area wisata Rindu Alam sangat memungkinkan. Terlebih brandingnya yang sudah melekat sebagai ikon wisata puncak selama 40 tahun terakhir. Namun, perlu dilakukan hati-hati agar tidak melanggar aturan.
“Ada tiga tahapan, yaitu restoran wisata, kafe, dan pujasera. Mau pakai yang mana, kita ambil yang lebih manfaat, lebih maslahat, tidak merugikan dan juga tidak melanggar aturan yang ada,” kata Uu.
Memiliki Nilai Sejarah
Foto Oleh: Hery Salatiga / Cep Budhi Darma
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Deni Humaedi menyatakan jika keberadaan kawasan Rindu Alam bukan sekadar restoran keluarga biasa, melainkan sudah menjadi destinasi wisata yang legendaris.
Sisi kesejarahan yang dimaksud adalah eksistensi yang mampu bertahan sejauh ini, sejak pertama kali dibangun pada tahun 1979 silam oleh Letjen TNI Ibrahim Adjie. Selain itu, Restoran Rindu Alam juga tidak hanya terkenal di kawasan Puncak, Bogor, melainkan sudah ke seantero wilayah.
"Karena Rindu Alam itu, kan, memang, legend," terang Deni.
Miliki Pemandangan Bagus
Seperti telah diketahui sebelumnya, keberadaan Rindu Alam memang strategis dan mudah dijangkau. Letaknya yang berada di pinggir jalan dengan pemandangan perbukitan hijau membuat keberadaannya seakan menjadi favorit.
Hamparan kebun teh dan ketinggian restoran yang berada di 1.444 meter di atas permukaan air laut, membuat Rindu Alam kerap menjadi area pelepas penat sambil menikmati hidangan.
Deni menambahkan, sebagai pihak yang pernah bertugas sebagai Camat Cisarua, dirinya mengikuti ketetapan dan aturan dari Pemprov Jabar terkait rencana pengoperasian kembali Restoran Rindu Alam.
"Intinya mengikuti saja, nanti prosesnya sesuai ketentuan berlaku. Kami mengikuti saja," katanya.
Jadi Langganan SBY
Foto Oleh: Hery Salatiga / Cep Budhi Darma
Keberadaan Restoran Rindu Alam juga kerap menjadi langganan dari para tokoh terkemuka. Bahkan di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, restoran ini kerap menjadi destinasi andalan ketika SBY melakukan kunjungan kerja di Rumah Kepresidenan di Bogor.
Tidak hanya SBY, sederet artis Ibu Kota turut singgah di restoran Rindu Alam dan menjadikannya sebagai lokasi syuting sinetron oleh salah satu perusahaan televisi nasional.
Kemudian, keunikan lainnya yang bisa ditemui di Restoran Rindu Alam adalah keberadaan atap terbang. Di mana saat kondisi angin di daerah itu tiba-tiba bertiup kencang maka akan langsung menerpa atap bangunan di sana hingga berhamburan. Kondisi itu dikarenakan bangunan yang sudah tua, sehingga atap di gedung restoran dimungkinkan terbang.
Mempertahankan Karyawan Generasi Pertama
Selain itu, di restoran tersebut kita bisa menemukan sisi legendaris lainnya yakni karyawan dari generasi pertama.
Karyawan bernama Siswandi (58) tersebut sebelumnya menjadi supervisor di Restoran Rindu Alam selama 35 tahun. Siswandi berangkat dari Kebumen dan memutuskan mengabdi di Rindu Alam pada tahun 1983 hingga saat ini memiliki 3 orang cucu.
Namun di Februari 2020 lalu pengabdiannya harus terhenti karena keberadaan kontrak restoran yang sudah habis, dan terpaksa ditutup.
Hampir Dibongkar Satpol PP Tahun 2017
Restoran Rindu Alam Saat Dibongkar Petugas ©2020 Merdeka.com
Pada tahun 2017 lalu, restoran Rindu Alam hampir di bongkar oleh Satpol PP karena dianggap menyalahi aturan.
Namun berdasarkan peninjauan ulang, pembongkaran itu akhirnya dibatalkan karena adanya kesalahan tumpang tindih pada peraturan dari pemerintah terkait klaim hibah yang saat itu sudah dimiliki oleh Pemprov Jabar.
(mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Deretan rumah makan di pantura Indramayu pernah berjaya sampai 2013, setelah banyaknya terbengkalai karena ditinggal para pelanggan.
Baca SelengkapnyaPerwira itu terkejut. Sosok yang berdiri di depannya sangat disegani. Bukan sembarang Jenderal.
Baca SelengkapnyaSayangnya pemandian air panas yang dikelilingi pohon rindang itu tinggal kenangan.
Baca SelengkapnyaBangunan ini punya desain moderen dan hadirkan pemandangan langsung menuju laut
Baca SelengkapnyaTak seperti kebanyakan tempat serupa, karena restoran ini menghadirkan pemandangan hutan di tengah hiruk pikuk kota.
Baca SelengkapnyaLokasi warung ini terletak di ketinggian. Bahkan panorama yang disajikan membuat tiap pasang mata memandang terpesona. Begini potretnya.
Baca SelengkapnyaWaterpark terbesar di Asia Tenggara ini dulu spot wisata favorit, kini terbengkalai ditumbuhi semak belukar.
Baca SelengkapnyaPadahal di sini terdapat fasilitas lengkap seperti dermaga yang estetik, hingga perahu kayuh
Baca SelengkapnyaLokasi ini menjadi alternatif bagi warga yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya.
Baca SelengkapnyaAir terjun itu letaknya tersembunyi di balik semak-semak. Akses jalan menuju ke sana juga telah ditumbuhi semak-semak seperti tak pernah diurus
Baca SelengkapnyaMasih ingat dengan Kampung Gajah? Begini kondisinya yang sudah terbengkalai.
Baca SelengkapnyaSebenarnya ada wacana bahwa tempat wisata ini akan dihidupkan lagi. Namun hingga sekarang wacana itu belum terealisasi.
Baca Selengkapnya