Detik-detik penyanderaan ibu dan anak di Buaran, pelaku didor polisi
Merdeka.com - Terjadi penjambretan yang berujung penyanderaan di depan bioskop Buaran, Jakarta Timur, Minggu (9/4). Pelaku terpaksa menyandera ibu dan anak di dalam angkot karena aksi penjambretannya mengundang banyak perhatian orang di sekitar lokasi.
Saksi mata E (25) mengatakan, penyanderaan terjadi saat pelaku dikejar oleh warga yang mendengar teriakan korban. Namun, tepat di depan bioskop Buaran, pelaku yang diperkirakan berumur 27 tahun tersebut langsung masuk ke dalam angkutan kota.
"Dia lari dari arah Klender, tapi sampai di depan bioskop Buaran dia langsung masuk ke dalam angkot," kata E.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Bagaimana pelaku ditangkap? Pelaku ditangkap di tempat dan waktu berbeda. Pelaku LL warga Kelurahan Kefamenanu Selatan ditangkap di Weain, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka pada Selasa (18/10) kemarin.
-
Dimana buronan ditangkap? Direktur Reskrimum Polda Jambi Komisaris Besar Polisi Andri Ananta di Jambi, Jumat, mengatakan tim Resmob Jatanras Polda Jambi menangkap DPO berinisial ARS (20) itu di Jakarta pada Kamis (28/3) malam.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Nahas, di dalam angkot tersebut ada seorang wanita dan anaknya yang masih berusia Balita. Pelaku, yang ketakutan langsung menyandera ibu tersebut dengan menggunakan senjata tajam.
"Pelaku langsung nempelin pisaunya ke leher si ibu, sampai berdarah karena darahnya netes ke anaknya yang lagi digendong," jelasnya.
Menurutnya, seorang anggota polisi lalu lintas yang sedang berjaga langsung bernegosiasi. Namun, pelaku yang memiliki ciri-ciri berkulit gelap dan kurus ini malah mengancam akan membunuh korban dan anaknya.
"Dia minta kalau angkotnya jalan dan minta dibebasin," ujarnya.
Bahkan polisi sempat meminta pelaku melepaskan korban dan sanderanya diganti oleh dirinya. Tetapi, pelaku tidak mau. Dia hanya ingin bebas dan warga tidak lagi mengejarnya, namun melihat kondisi korban yang kondisinya sudah mengeluarkan darah maka terpaksa diambil tindakan.
"Waktu Polantas lagi ngobrol-ngobrol pelaku malah ngancem mau bunuh korban, waktu lagi mau nacepin pisau ada polisi yang tidak pakai seragam langsung nembak pelaku," tukasnya.
Pelaku yang mendapatkan tembakan langsung tersungkur, sementara anggota polisi berseragam langsung mengamankan korban penyanderaan. Karena terluka di leher dan mengeluarkan darah, korban serta anaknya langsung dibawa ke Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur.
Sementara, pelaku yang masih tersungkur bersimbah darah langsung dievakuasi ke RS Bhayangkara, Kramat Jati, Jakarta Timur guna dilakukan identifikasi.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi mengungkapkan orang tua korban inisial ZP (5) mengaku sempat tidak menaruh rasa curiga terhadap IJ (54) sebelum melakukan penyanderaan
Baca SelengkapnyaKapolsek Pasar Minggu, Kompol Anggiat Sinambela membenarkan adanya kejadian penyanderaan bocah itu. Kepolisian menyebut pelaku merupakan ayah korban sendiri.
Baca SelengkapnyaWajahnya pun tampak sedikit babak belur karena dihakimi warga.
Baca SelengkapnyaPelaku telah diamankan di Polres Jakarta Selatan untuk diperiksa lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaBocah perempuan tersebut bahkan sempat dikalungi pisau di leher oleh ayah kandungnya.
Baca SelengkapnyaWarga mengaku resah dengan kejadian tersebut, terlebih pelaku melakukan pembunuhan terhadap anak kandungnya yang masih balita.
Baca SelengkapnyaKasus itu semula diketahui kepolisian yang mendapat informasi dugaan penculikan anak.
Baca SelengkapnyaPartner in Crime, Ayah dan Anak di Bandung Duet Begal Motor usai Pesta Miras
Baca SelengkapnyaTersangka penyanderaan merupakan ayah dari bocah perempuan tersebut.
Baca SelengkapnyaPenyanderaan berawal saat pelaku tidak diberikan pinjaman uang Rp300 ribu oleh ibu korban.
Baca Selengkapnya