Hari-Hari Mencekam Korban Bully SMA Binus Simprug, Masih Pagi Sudah Dibilang 'Banci Datang'
RE merupakan korban bullying yang dilakukan sekitar 30 orang siswa lainnya.
RE, pemuda 16 tahun ini mengadu meminta perlindungan ke Komisi III DPR. Menceritakan hari-hari mencekamnya bersekolah di SMA Binus Simprug, Jakarta Selatan.
RE merupakan korban bullying yang dilakukan sekitar 30 orang siswa lainnya. Kepada DPR, RE membeberkan perundungan yang ia terima. Bahkan, sejak ia datang ke sekolah.
"Saya baru pertama kali masuk ke sekolah di bulan November 2023. Itu saya sudah mendapatkan bullying secara verbal yang tiada hentinya," kata RE kepada pimpinan Komisi III DPR Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (17/9).
Tak tanggung-tanggung, RE kerap dibully di depan rekan-rekannya sesama siswa laki-laki bahkan perempuan dan guru. "Selalu dibully di depan umum, di depan siswa laki-laki, di depan siswa perempuan, bahkan di depan guru. Bahkan mereka melakukan pelecehan juga kepada saya di bulan pertama saya sekolah," bebernya.
Perundungan diterima RE sejak tiba di sekolah. Hari masih pagi, namun RE sudah dihina 'Banci'. "Saya ditertawai, malah saya dibilang banci. Setiap jalan saya baru naik lift, di pagi hari saya baru mau masuk kelas. Saya langsung diketawain dan dibilang, lihat tuh banci datang," beber RE.
Tak hanya itu, RE juga dikatai orang kampung bau sampah. "Lihat tuh, orang kampung bau sampah datang. Lalu sampai saya berusaha untuk mengabaikan itu semua. Saya tidak mau papa sama mama saya bayar mahal sekolah. Saya pindah untuk tujuan dan niatnya untuk bisa berkuliah di luar negeri," curhat RE.
Seret Ketum Parpol Inisial A
Di depan pimpinan serta anggota Komisi III DPR, RE mengadukan nasibnya. Bahkan, ia menyeret seorang Ketua Umum Partai Politik (Ketum Parpol) berinisial A.
"Mereka mengatakan kepada saya, 'lu jangan macem-macem sama kita. Lu mau nyaman sekolah di sini, lu mau bisa kita enggak bully di sini, lu harus bisa ngelayani kita semua," jerit RE kepada pimpinan Komisi III Habiburokhman.
Selanjutnya, RE mengungkap salah satu pelaku menyombongkan diri dengan menyebut orangtuanya merupakan anggota DPR. Ada juga yang orangtuanya bekerja di Mahkamah Konstitusi (MK).
"'Lu tahu enggak bapak kita siapa? Dia bapaknya ketua partai, bapak dia DPR, bapak dia MK'. Lalu sahabat dari ketua geng ini mengakui, 'Lu jangan macem-macem bapak gua ketua partai sekarang'," ucap RE menirukan intimidasi yang ia terima.
"Bapak yang berinisial A, anak yang berinisial M mengaku dan mengatakan itu kepada saya," lanjut RE.Kemudian, Habiburokhman menanyakan apakah si anak Ketum Parpol yang melakukan pemukulan terhadapnya.
"Itu yang memukul kamu? anak bapaknya ketua partai itu yang memukul?" tanya Habiburokhman."Dia tidak memukul saya, tapi dia selalu secara intens membully saya secara verbal," jawab RE.
Selanjutnya, Habiburokhman menanyakan peran pelaku yang mengaku orangtuanya bekerja di MK. "Yang MK memukul? Mohon maaf. Yang tadi (Ketum Parpol) yang bapaknya apa?" tanya Habiburokhman.
"Bapak yang berinisial A dan anak yang berinisial M, dia tidak pernah memukul saya. Tapi dia selalu bersekongkol dengan gengnya, selalu membully saya secara verbal. Selalu menghancurkan mental saya. Selalu menjatuhkan mental saya," beber RE.