Bullying SMA Binus, RE Mengaku Selalu Diancam dan Ingin Dijadikan Tumbal
Ancaman yang didapat korban disebutnya seperti ingin dijadikan tumbal. Namun, tidak disebutkan tumbal apa.
RE (16) mengaku, jika dirinya kerap mendapatkan ancaman dari salah satu geng atau kelompok yang ada di Sekolah Menengah Atas (SMA) Bina Nusantara (Binus) Simprug, Jakarta Selatan.
Hal ini disampaikan saat rapat bersama dengan Komisi III DPR RI, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Selatan.
"Saya setiap hari itu selalu diancam sampai saya diancam. Dari ketua geng dan anggota geng itu selalu mendatangi saya secara beramai-ramai," kata RE dalam rapat, Jakarta, Selasa (17/9).
Bahkan, ancaman yang didapatnya itu disebutnya seperti ingin dijadikan tumbal. Namun, tidak disebutkan tumbal apa.
"Mereka selalu mengancam saya. Mulai dari saya pertama diancam untuk menjadi tumbal," ujarnya.
"Ada nama gengnya?," tanya Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman.
"Saya tidak tahu nama geng apa itu, karena saya murid baru di sana dan saya itu tidak punya siapa-siapa di sana," jawab RE.
"Ada nama ketuanya, ketua-ketua gengnya?," tanya Habiburokhman lagi.
"Nama ketua gengnya berinisial K," jawab RE kembali.
Kasus Naik Penyidikan
Sebelumnya, Kepolisian mendalami kasus dugaan bullying dan pelecehan seksual yang dialami siswa SMA berinisial RE (16) di salah satu sekolah swasta di Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
"Sekarang juga sedang diproses. Hari ini sudah naik penyidikan, sudah gelar perkara," kata Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi di Polres Metro Jakarta Selatan, Senin (9/9).
Nurma mengatakan kejadian terjadi di sekolah itu pada Selasa (30/1) dan dilaporkan ada empat terlapor berinisial K, L, C, dan K pada sehari setelahnya yakni Rabu (31/1). Hingga kini, Kepolisian telah menerima laporan dan sudah memeriksa sebanyak 18 orang saksi yang dimintai keterangan.
"Semua sudah diperiksa, dari saksi, terlapor, korban, dokter visum, guru," ujarnya.