Menengok Kualitas Udara Jakarta setelah ASN DKI WFH Sepekan
Pemprov DKI Jakarta menerapkan sistem WFH bagi 50 persen ASN sejak 21 Agustus 2023 demi mengurangi polusi udara.
Pemprov DKI Jakarta telah menerapkan sistem WFH bagi 50 persen ASN sejak 21 Agustus 2023.
Menengok Kualitas Udara Jakarta setelah ASN DKI WFH Sepekan
Kualitas udara di DKI Jakarta masih masuk kategori tidak sehat pada Rabu (30/8/2023) pagi. Per pukul 09.00 WIB, indeks kualitas udara di Jakarta 163 AQI US.
Berdasarkan laman pengukuran kualitas udara IQAir, Jakarta menduduki posisi kedua kota dengan polusi udara tertinggi di dunia dengan PM 2.5 dan konsentrasi polutan 79 mikrogram per meter kubik (µg/m³).
"Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 15.8 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO,"
demikian keterangan dalam laman iqair.com.
merdeka.com
Jakarta berada di bawah Dhaka, Bangladesh yang berada di peringkat pertama kota paling berpolusi di dunia dengan indeks kualitas udara 169 AQI US.
Berdasarkan grafik riwayat kualitas udara, tingkat polusi udara di Jakarta tidak sehat sejak pukul 02.00 WIB dengan 158 IQ US. Tingkat polusi udara tidak sehat terpantau naik turun.
Nampak polusi udara memburuk jelang pagi pagi hari saat masyarakat Ibu Kota mulai beraktivitas. Tercatat pada pukul 06.00 WIB, indeks kualitas udara Jakarta bahkan mencapai 176 AQI US.
Berdasarkan data di atas, kualitas udara di Jakarta tetap buruk meski 50 persen Aparatur Sipil Negara (ASN) DKI Jakarta sudah bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Diketahui, Pemprov DKI Jakarta telah menerapkan sistem WFH bagi 50 persen ASN sejak 21 Agustus 2023. Kebijakan ini diambil guna menekan buruknya polusi udara dan mempersiapkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bakal melakukan evaluasi WFH ASN dKI Jakarta pekan ini.