Pemudik Identik Bawa Kardus, Ini Alasannya
Merdeka.com - Masyarakat Jakarta mulai berbondong-bondong memadati kawasan terminal dan stasiun untuk pulang ke kampung halaman masing-masing. Mereka bergegas untuk berjumpa dengan keluarga untuk merayakan hari raya Idulfitri.
Untuk mengemasi barang-barang, sejumlah pemudik memilih menggunakan kardus sebagai pembungkus. Kadang isinya oleh-oleh untuk keluarga di kampung halaman. Tak jarang isinya kebutuhan pokok.
Bukannya tidak ingin beralih ke barang bawaan yang lebih mudah seperti koper dan lain sebagainya, namun untuk pemudik membawa kardus masih menjadi sebuah kebiasaan.
-
Siapa yang mudik? Tahun ini, diprediksi 123 juta orang akan melakukan perjalanan mudik.
-
Siapa yang akan mudik Lebaran? 123 Juta orang diperkirakan mudik Lebaran.
-
Siapa yang suka mudik? Biasanya, mereka yang hidup di perkotaan akan kembali ke kampung halaman dan berkumpul bersama keluarga.
-
Apa yang perlu disiapkan untuk anak mudik? Pastikan untuk membawa perlengkapan dan barang-barang yang cukup untuk anak-anak selama perjalanan.
-
Siapa yang paling banyak melakukan perjalanan mudik Lebaran 2023? Libur Idul Fitri 1444 H Kemenhub menyebut, sebanyak 123,8 juta orang melakukan perjalanan mudik dan balik pada Lebaran 2023 di seluruh Indonesia.
-
Barang apa saja yang harus dipertimbangkan untuk dibawa saat mudik? Pertama, sebelum melakukan perjalanan, periksa jumlah barang yang akan dibawa dan kategorikan berdasarkan ketergantungan dan kepentingannya. Pertimbangkan apa yang benar-benar diperlukan dan apa yang dapat ditinggalkan.
Seperti halnya Turyono (56). Dia bersama istri dan kedua anaknya yang ingin mudik ke Sragen, Jawa Tengah. Sebagai perantau di Ibu kota, banyak sekali barang bawaan untuk saudara di kampung halaman.
Bukan hanya tas yang digendong dan beberapa barang bawaan lain bersama keluarganya. Sebanyak lima buah kardus yang cukup berat berisikan kebutuhan mudik yang tertutup dengan selotip dengan ukuran yang berbeda-beda.
"Bawa kardus mah masih lebih gampang aja mas buat saya. Kalau ditanya kenapa enggak pakai koper? Sayang uangnya kan kalau kardus gampang ditemuin dimana aja," kata Turyono saat ditemui di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (19/4).
Tidak terpikirkan hal repot baginya walaupun hanya membawa kardus. Menurutnya hal itu lebih efisien untuk sekedar memasukan seperti beberapa kebutuhan pokok untuk keluarga yang di kampung.
"Ya isinya kaya kopi, beras, ada juga beberapa makanan, baju-baju gitu deh buat saudara di kampung," ucap dia.
"Walaupun nanti pas sampe kampung, kan masih harus naik angkot lagi dari terminal, ya sudah biasa aja tinggal tenteng, kan ada talinya tuh," ungkap Turyono.
Sebagai contoh, barang bawaan berupa kardus akan dibawa ditempatkan di bagasi bawa bagian bus. Belum lagi ditumpuk-tumpuk dengan barang bawaan pemudik lain, juga tidak menjadi masalah baginya.
Dari beberapa pengalaman mudiknya, kotak kardus yang dibawa untuk mudik memang sesekali kerap terhimpit dengan barang bawaan pemudik lain.
"Kalau kernet bus pasti paham yang kardus-kardus gini nih pasti taronya di atas setalah koper-koper gitu, kalau misalnya kardusnya kaya benyek dikit enggak masalah, yang penting enggak sampe robek aja, nanti takutnya ada yang ilang," tuturnya.
Turyono hanya berharap, buah tangan hasil jerih payah yang didapat selama mengais rezeki di ibukota dapat membawa keberkahan bagi seluruh keluarga yang ada di kampung.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Baca SelengkapnyaUntuk bertahan hidup, sang ayah membangun usaha kecil-kecilan berupa toko sederhana. Eka membantu ayahnya berjualan.
Baca SelengkapnyaKampung ini memiliki tiga hektare lahan khusus untuk tanaman semanggi
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penemuan ular piton berukuran di salah satu rumah warga ini bikin heboh.
Baca SelengkapnyaAda saja cerita tak terduga yang terjadi selama mudik ke kampung halaman.
Baca SelengkapnyaMeski membawa para suster, Atta dan Aurel Hermansyah kompak mengurus putri-putrinya sendiri saat berada di dekat Ka'bah.
Baca SelengkapnyaSosok Kapolsek yang turun langsung untuk perbaiki jalan berlubang.
Baca SelengkapnyaWen Pratama (33), warga Kota Medan, Sumatera Utara ditangkap polisi usai tega membunuh ibu kandungnya sendiri.
Baca SelengkapnyaKetika itu, mereka mampir ke rumah rekannya di Jalan Amd Ciracas, Jaktim.
Baca Selengkapnya