12 Hewan Endemik Indonesia, Lengkap dengan Karakteristiknya yang Menarik Diketahui
Hewan endemik Indonesia menjadi bagian penting dari ekosistem dan kebudayaan lokal, serta menyimpan banyak keunikan yang menarik untuk dipelajari.
Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa, menjadi rumah bagi ribuan spesies unik yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. Salah satu kebanggaan yang dimiliki negeri ini adalah hewan-hewan endemiknya. Dari pulau Sumatra hingga Papua, setiap wilayah menyimpan kekayaan fauna yang luar biasa dan memiliki karakteristik khas yang membuatnya istimewa. Hewan-hewan endemik ini menjadi bagian penting dari ekosistem dan kebudayaan lokal, serta menyimpan banyak keunikan yang menarik untuk dipelajari.
Namun sayangnya, banyak hewan endemik Indonesia yang menghadapi ancaman serius akibat kerusakan habitat dan perburuan liar. Hewan-hewan yang tidak dapat ditemui di negara lain ini justru mengalami ancaman kepunahan di tanahnya sendiri.
-
Hewan langka apa yang ditemukan di Papua? Para ilmuwan baru-baru ini menemukan kembali spesies mamalia yang sudah lama hilang di Pegunungan Cyclops di Indonesia.
-
Hewan apa saja yang ada di Kebun Binatang Bukittinggi? Kebun binatang ini masih tetap eksis dan memiliki banyak koleksi berbagai jenis satwa yang bisa dilihat secara langsung.
-
Dimana Burung Paruh Kodok ditemukan di Indonesia? Di Indonesia, Burung Paruh Kodok dijumpai di beberapa tempat. Di dalam Taman Nasional Gunung Merapi, penampakannya pernah tercatat di daerah Tegalmulyo Klaten, Ngargomulyo Magelang, Bukit Plawangan, dan Bukit Turgo.
-
Bagaimana hewan itu terlihat? Makhluk besar misterius tersebut yang diberi nama “Nessie“. memiliki leher panjang dengan empat sirip besar berwarna merah serta ekor sepanjang 2 meter.
-
Apa yang unik dari kambing kendit? Kambing kendit adalah salah satu jenis kambing yang memiliki ciri fisik yang unik. Tubuhnya kecil dan pendek dengan warna tubuh yang dominan putih dan hitam. Kambing kendit memiliki bulu yang keriting dan tanduk yang pendek, membuatnya mudah dikenali di antara jenis kambing lainnya.
-
Hewan apa yang ditemukan? Penelitian ini menyoroti pentingnya pelestarian fosil dan penelitian paleontologi dalam mengungkap misteri masa lalu dan memberikan wawasan baru tentang keragaman hayati di planet kita.
Di artikel ini, kita akan membahas beberapa hewan endemik Indonesia yang menarik, beserta karakteristik unik yang mereka miliki.
Harimau dan Badak Sumatra
1. Harimau Sumatra
Nama Ilmiah: Panthera tigris sumatrana
Harimau Sumatra adalah subspesies harimau Asia yang hanya ditemukan di Sumatra, sebuah provinsi di barat daya Indonesia. Ukurannya lebih kecil daripada harimau Asia umum, yaitu sekitar 60-120 kg dan panjang 160-190 cm. Habitat utamanya adalah hutan lebat dan tebing curam di pegunungan Barisan. Harimau Sumatra terancam punah akibat hilangnya habitat dan konflik manusia-hewani.
2. Badak Sumatra
Nama Ilmiah: Dicerorhinus sumatrensis
Badak Sumatra adalah salah satu spesies badak terkecil di dunia dan endemik di Sumatra. Perisai kulitnya yang keras seperti baju baja melindungi tubuhnya dari predator. Badak Sumatra memiliki ukuran badan sekitar 240 cm, tinggi 120 cm, dan bobot 400 kg. Habitatnya adalah hutan tropis dan savana di pegunungan Barisan. Spesies ini juga terancam punah karena habitat yang semakin terfragmentasi dan perdagangan ilegal kulitnya.
Orang Utan dan Gajah Kalimantan
3. Orang Utan
- Nama Ilmiah: Pongo spp.
- Orangutan Kalimantan: Pongo pygmaeus
- Orangutan Sulawesi: Pongo saturatus
Orang utan adalah primata besar endemik di Kalimantan dan Sulawesi. Mereka memiliki ukuran tubuh yang cukup besar, dengan dewasa mencapai 100–150 cm dan berat 40–80 kg. Orang utan dikenal dengan kecerdasan tinggi dan perilaku yang kompleks. Mereka hidup di hutan hujan tropis dan mempunyai diet yang beragam, termasuk buah, dedaunan, dan kadang-kadang serangga. Orang utan terancam punah karena hilangnya habitat dan penangkapan anak-anak mereka untuk dilelang.
4. Gajah Kalimantan
Nama Ilmiah: Elephas maximus borneensis (kadang dikategorikan subspesies gajah Asia)
Gajah Kalimantan adalah spesies gajah yang hanya ditemukan di Kalimantan. Ukurannya lebih kecil daripada gajah India, dengan dewasa mencapai 3 meter tinggi dan berat hingga 5.000 kg. Mereka hidup di hutan hujan tropis dan memiliki diet herbivor yang beragam. Gajah Kalimantan terancam punah karena hilangnya habitat dan konflik manusia-hewani.
Maleo dan Badak Jawa
5. Burung Maleo
Nama Ilmiah: Macrocephalon maleo
Burung Maleo adalah burung endemik Sulawesi yang terkenal dengan telurnya yang ditelurkan di pasir hangat pantai. Tubuhnya berwarna hitam dengan bulu putih di bagian bawah. Mereka memiliki paruh yang panjang dan garpu tajam untuk membersihkan telur dari ampas. Telur mereka yang besar dan berwarna kuning ditelurkan di lubang-lubang pasir yang panas untuk inkubasi. Burung Maleo terancam punah karena habitat yang rusak dan perburuan liar.
6. Badak Jawa
Nama Ilmiah: Diceros javanicus
Meskipun bernama "badak Jawa", spesies ini juga ditemukan di wilayah-wilayah lain di Indonesia. Badak Jawa memiliki permukaan kulit yang mirip perisai atau baju baja. Mereka memiliki ukuran badan sekitar 320 cm, tinggi 140-170 cm, dan berat hingga 2300 kg. Mereka adalah herbivora yang menyukai tanaman, terutama tunas, daun muda, dan buah. Badak Jawa terancam punah karena habitat yang semakin terfragmentasi dan perdagangan ilegal kulitnya.
Anoa dan Babirusa
7. Anoa Dataran Rendah
Nama Ilmiah: Bubalus depressicornis
Anoa dataran rendah adalah mamalia endemik Sulawesi Utara. Mereka memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil, yaitu sekitar 180 cm panjang dan 86 cm tinggi, dengan berat 150-200 kg. Bentuk fisiknya menyerupai kerbau, tetapi tanduknya lebih kecil. Mereka hidup di hutan tropis dataran rendah, savana, rawa-rawa, dan memiliki diet yang beragam termasuk semak-belukar, rumput, dan daun-daunan. Anoa telah dilindungi sejak 1931 dan statusnya masih stabil.
8. Babirusa
Nama Ilmiah: Babyrousa babyrussa
Babirusa adalah mamalia endemik Sulawesi yang memiliki ukuran badan sekitar 85-100 cm dan berat hingga 90 kg. Mereka memiliki kulit yang kasar dan tidak bulu, tetapi babirusa jantan memiliki gading tajam yang tumbuh sepanjang hayatnya. Babirusa omnivora dengan diet yang beragam, mulai dari ubi, buah, larva serangga, moluska, cacing, dan binatang kecil lainnya. Mereka hidup di hutan tropis Sulawesi dan suka berkubang di tepi sungai atau pinggir danau.
Kakak Tua dan Komodo
9. Kakak Tua Jambul Kuning
Nama Ilmiah: Cacatua sulphurea
Kakak tua jambul kuning adalah burung endemik Sulawesi dan Nusa Tenggara. Mereka memiliki ukuran tubuh sekitar 39 cm dengan jambul kuning yang mencolok. Bulu-bulunya berwarna putih dan memiliki paruh atas yang lebih panjang dibanding paruh bagian bawah. Mereka terkenal dengan kecepatan dan kekuatan sayapnya saat terbang. Diet mereka berupa buah-buahan, biji-bijian, serangga beserta larvanya, dan sayuran.
10. Komodo
Nama Ilmiah: Varanus komodoensis
Komodo adalah reptil raksasa yang hanya ditemukan di Pulau Komodo dan beberapa pulau kecil di sekitarnya. Mereka memiliki ukuran yang sangat besar, dengan panjang hingga 3 meter dan berat hingga 70 kilogram. Komodo terkenal dengan gigi tajam dan lidah yang berlendir, yang membantu mereka menelan mangsanya dengan efisien. Populasi komodo terus menurun karena habitat yang rusak dan perburuan liar.
Badak Bercula Satu dan Cenderawasih
11. Badak Bercula Satu/Jawa
Nama Ilmiah: Rhinoceros sondaicus
Badak Bercula Satu atau Badak Jawa adalah spesies badak yang hanya ditemukan di Pulau Jawa dan beberapa wilayah di Asia Tenggara lainnya. Mereka memiliki ukuran tubuh yang besar, dengan panjang hingga 300 cm dan berat hingga 900 kg. Badak Jawa memiliki kulit yang keras seperti perisai dan tanduk yang panjang. Populasinya sangat rendah, dengan hanya sekitar 67 ekor yang tersisa di Taman Nasional Ujung Kulon, sehingga termasuk dalam daftar merah IUCN dengan status "Sangat Terancam Punah."
12. Burung Cenderawasih/Papua
Nama Ilmiah: Paradisaea apoda
Burung Cenderawasih adalah burung ikonik dari Papua. Mereka memiliki bulu yang sangat indah dan menjadi sasaran perburuan liar karena nilai-nilai kolektor yang tinggi. Populasinya menurun karena kerusakan habitat dan perburuan liar, sehingga termasuk dalam daftar hewan langka.